13. aku fikir semua akan berubah ternyata semakin besar masalah.

8 3 0
                                    

Besoknya Anantasia masih enggan membuka matanya, ia sudah dipindahkan ke ruang lain, dirinya belum bangun mungkin menunggu beberapa menit akan bangun dan melihat disekitar ruangannya.

"Daniel kamu mau kemana?" Tanya Tiara saat melihat suaminya berpakaian rapih

"Aku ada meeting dadakan jadi aku mau kekantor dulu" kata Daniel sambil memasangkan dasi dan berjalan menuju ranjang Anantasia lalu mengecup kening Anantasia

"Ayah pergi dulu ya nanti kalau kamu bangun ayah janji bakal langsung pulang" bisikan yang hanya bisa didengar oleh Anantasia

"Aku pergi dulu jaga Anantasia jangan sampai kamu lukai lagi!" tegas Daniel lalu berjalan menuju kantor

Tiara hanya menatap Daniel sendu lalu beralih menatap Anantasia sendu dan menahan tangisnya yang semakin membendung

lalu tidak lama air yang ia bendung akhirnya pecah dan dirinya menangis tanpa Tiara ketahui Anantasia sudah bangun sedari tadi tapi dia berpura-pura tidur

"Bunda.." panggil Anantasia dengan suara seraknya, Tiara yang mendengarnya menoleh kearah Anantasia dan segera menghapus air matanya yang mengalir

"Iya kamu mau apa?" Tanya Tiara sambil menangis manis kearah Anantasia, Anantasia yang melihat itu hanya menatap bundanya sendu

"Bunda sama ayah berantem?" Tanya Anantasia lirih bukan main dadanya sesak saat melihat bundanya menangis karena ayahnya yang bersikap dingin kepada bundanya

"Tidak, bunda nangis karena tidak sengaja terkena debu" ucap bundanya tersenyum sambil mengusap pipi Anantasia lembut

"Bunda aku mau minum" kata Anantasia yang lemas bukan main jahitan operasi itu masih sangat terasa sakit karena jahitan itu masih belum kering

"Tunggu bunda ambilkan" Tiara berjalan menuju botol air yang berada disamping pintu

Bundanya membantu Anantasia meminum air lalu setelah membantu Anantasia,Tiara memanggil dokter agar di cek kondisi kesehatan Anantasia

"Kondisi pasien sudah mulai membaik, pastikan ibu selalu menjaga pasien sampai dia benar-benar pulih" ucap dokter itu

"Baik" ucap Tiara yang sudah lemas

"Kalau begitu saya pergi dulu" ucap dokter dan langsung pergi dari ruangan Anantasia

"Bunda.." kata Anantasia dengan suara lirihnya yang membuat bundanya tergesir perih dihatinya

"Iya ada apa sayang?" Tiara mengusap lembut kepala Anantasia dengan penuh kasih sayang dan menghapus air mata Anantasia yang menetes

"Bunda berantem sama ayah?" Anantasia menanyakan hal itu lagi dan bundanya hanya menatap wajah Anantasia lekat

"Aku mau bunda jujur sama aku" ucap Anantasia sambil memegang tangan bundanya, Anantasia memandang bundanya dengan tatapan sendu

"Ayah marah sama bunda karena bunda udah sakiti kamu" ucap bundanya sambil menangis

"Aku gapapa kok itu cuma masalah sepele" ucap Anantasia sambil tersenyum manis

*Dia masih bilang itu sepele padahal bentakan dan tamparan membuat dirinya menjadi seperti ini* Batinnya Tiara yang sama sekali tidak percaya bahwa Anantasia mengatakannya tidak ada keraguan

"Tapi bunda udah bikin kamu depresi sayang" Tiara menangis sambil memegang tangan Anantasia, Anantasia yang mendengar itu hanya tersenyum

"Aku gapapa kok Bun" Anantasia mengusap pipi bundanya yang basah karena air mata yang menetes deras

"Bunda minta maaf sama kamu, bunda tau bunda salah, bunda minta maaf" ucap Tiara tulus dengan menatap manik mata Anantasia yang indah

"Aku sudah maafin bunda bahkan sebelum bunda minta maaf aku sudah maafin bunda" Anantasia memeluk bundanya dan bundanya lantas langsung menangis

Tiba-tiba ada yang membuka pintu ruangan, yang membuka pintu adalah Daniel yang sehabis meeting di kantornya, dan menyaksikan kejadian Anantasia dan Tiara yang saling minta maaf dan memeluk satu sama lain, Daniel yang melihat itu hanya tersenyum kecil

"Hai ayah datang" mereka yang mendengar suara itu segera menghapus air mata mereka dan kembali ke posisi semula

"Ayah!!" Anantasia tersenyum manis kearah Daniel yang berada didepan pintu, Daniel langsung memeluk Anantasia sambil tersenyum

"Kamu kenapa nangis hmm?" Tanya Daniel yang mengusap lembut pipi Anantasia, dan menatap Tiara tajam

"Bunda gak salah malah bunda minta maaf sama aku karena dia memperlakukan aku gak baik" ucap Anantasia dengan mata yang ingin menangis

"Huh, kamu akan ayah bawa dan aku akan segera menceraikanmu!" Daniel smirk sambil menatap tajam Tiara yang menunduk takut

"Ayah.." Anantasia menggeleng pelan sambil menahan rasa sakit di kepalanya, keduanya yang melihat itu langsung terserang panik, Daniel memanggil dokter sedangkan Tiara menenangkan Anantasia yang sangat pusing

Setelah diperiksa ternyata Anantasia hanya kelelahan dan sedikit shock

"Pasien hanya kelelahan dan sedikit shock saja, Dan pastikan pasien istirahat dengan baik jangan banyak mengajak bicara dulu" ucap dokter yang memeriksa kondisi Anantasia

Keduanya saling diam dan menatap Anantasia yang tertidur pulas

"Kalau begitu saya permisi" dokter itu pergi setelah Daniel tersenyum kecil

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pesan Dariku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang