⁰⁶

136 27 0
                                    

Hari ini pemuda bermata rubah itu sedang bermalas-malasan di kamarnya tanpa mau keluar, bahkan ibunya harus menjewer telinga sang anak untuk dibawa keluar agar makan bersama, Beomgyu yang melihat hal itu tertawa sambil mengejek sang kakak.

Ngomong-ngomong soal Beomgyu, ia sudah benar-benar bebas dari asrama makanya sekarang ia di rumah!

"Hari ini kau benar-benar hanya akan bermalas-malasan dan mengurung di kamar? Oh ayolah Yeonjun, kau itu butuh refreshing setelah sibuk kuliah. Keluarlah dengan Doyoon!" seru ibunya— Jiyeon— menyarankan agar anaknya itu berjalan-jalan pada hari liburnya.

Yeonjun mencebik kesal. "Sekarang aku ingin di rumah! Tidak ingin kel—"

"Selamat pagi." Yeonjun serta keluarganya yang berada di meja makan menoleh pada Doyoon yang barusan menyapa mereka dengan senyum yang tidak enak karena mengacaukan suasana sarapan pagi mereka.

"Maaf mengganggu."

"Oh, kau sudah datang? Mari bergabung!" ajak Beomseok ramah. Kini Doyoon tersenyum canggung.

"Ah, tidak... Saya sudah makan di rumah tadi, saya hanya ingin menyapa tapi ternyata kalian sedang bercengkrama dengan ramai."

Jiyeon terkekeh sambil berdiri dan berjalan ke arah Doyoon lalu menarik lengan orang yang ia idamkan menjadi menantu ke meja lalu menyuruhnya duduk disamping Yeonjun. Setelahnya, Jiyeon kembali ke tempat duduknya.

"Wah! Kalian terlihat cocok sekali menjadi pasangan suami istri!" setelah mengatakan itu, Beomgyu langsung tertawa meledek kakaknya sedangkan kakaknya itu merengut kesal.

Doyoon menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Jadi Doyoon, kapan kau akan melamar anak ku yang manis ini?" Doyoon tergelak dengan maka melotot, Yeonjun tersedak oleh makanannya dan langsung minum, sedangkan Beomgyu semakin menggalakkan tawanya.

"A-ah... I-itu—" Beomseok dan Jiyeon terkekeh.

"Kami mengerti, pasti secepatnya kan? Lagilula, adik mu belum sadar juga 'kan?" seketika Doyoon membeku, matanya melirik Yeonjun yang menatapnya bertanya.

"Maksudnya apa?" tanya Beomgyu mewakili Yeonjun.

"Ah, kalian tidak tahu ternyata, adik Doyoon berada di rumah sakit karena kecelakaan dan sekarang ia masih koma, entah kapan akan bangun," tutur Beomseok.

"Jadi Hyung tidak ada di—"

"Iya," balas Doyoon langsung. Nadanya terdengar panik dan untungnya Beomgyu peka akan hal itu.

Aneh, batinnya sambil menatapi Doyoon.

"Boleh aku menjen—"

"Tidak!" sergah Doyoon langsung membuat seluruh keluarga itu dilanda kebingungan.

"Ada apa, Doyoon?" tanya Jiyeon dengan nada khawatir.

"Ti-tidak ada. Aku hanya khawatir, kalian bertiga pasti tahu?" seketika Jiyeon, Beomseok, dan Beomgyu mengangguk mengerti.

Mereka paham. Berbagai pikiran negatif menyerang isi kepala mereka jika adik Doyoon dan Yeonjun bertemu. Salah satunya; jika adik Doyoon siuman lalu bertemu Yeonjun. Tidak, mereka tidak mau hal yang tidak-tidak terjadi.

"Memangnya ada apa?" tanya Yeonjun bingung. Semuanya menggeleng.

"Lebih baik sekarang kau mandi lalu pergi berkencan dengan Doyoon." lagi-lagi Yeonjun tersedak, kali ini oleh ludahnya sendiri.

"Kami tidak pa—"

"Kalian akan bertunangan, segera!" Yeonjun terdiam. Ia sedikit kesal karena kalimatnya selalu terpotong lalu mendengus dan beranjak dari meja makan menuju ke kamarnya.

Ghost || SoojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang