Yeonjun menatap aneh Soobin yang sedari tadi diam dan wajahnya semakin pucat. Jujur saja, dia ingin mengajak pemuda itu berbicara jika saja ia tidak ingat jika dia tengah berada di tempat umum dan Soobin itu tidak bisa terlihat oleh orang lain terkecuali oleh dirinya.
Dia mengetuk-ngetuk jarinya memikirkan suatu cara untuk berkomunikasi dengan pemuda dihadapannya sekarang sampai ia menatap handphone dan wadah earphone yang kosong karena earphone-nya sedang ia pakai.
Tiba-tiba ia menemukan ide. Dia melihat sekeliling lalu mengetuk-ngetuk meja untuk menyadarkan Soobin jika ia masih bersamanya. Soobin menoleh dengan kening yang mengernyit.
Yeonjun mengetik sesuatu di ponsel pintar miliknya dan setelah selesai mengetik ia membalik smartphone-nya ke arah Soobin sehingga arwah itu dapat membacanya. Ia hanya mengangguk sebagai balasan.
Yeonjun berdehem sebelum berpura-pura untuk menelfon sambil mengotak-atik ponselnya.
"Hallo Soobin," sapanya. Lagi-lagi Soobin mengangguk.
"Kenapa kau hanya diam? Sebenarnya apa yang terjadi padamu sekarang ini? Dari kemarin malam kau mendiamkan aku tanpa menjawab semua pertanyaan ku," ucap Yeonjun sedikit kesal sambil memegang earphone-nya.
Diseberangnya, Soobin menghela nafas. "Aku hanya sedang tidak mood kalau kau ingin tahu."
Yeonjun menatap tak suka. Jawaban macam apa itu? Pemuda bermata rubah itu menggeleng pusing, "Oke, sungguh? Sedang tidak mood, huh? Sepertinya kau sedang berbohong padaku. Katakan alasan sebenarnya!"
"Yeonjun, aku sedang tidak ingin berdebat." Soobin menatap memohon pada Yeonjun yang tengah menatap kesal dirinya.
"Apakah begitu? Ta—"
"Yeonjun!" seseorang memotong kalimat Yeonjun dengan memanggilnya serta tiba-tiba duduk disampingnya. Hyunsuk, sepupunya itu sekarang berada disampingnya dan menatapnya dengan binar cerah di matanya. Keningnya mengerut saat sadar kala Yeonjun memegang earphone-nya di telinga.
"Kau sedang menelfon?" Yeonjun dengan ragu mengangguk lalu ia menoleh ke tempat Soobin yang sekarang pemuda tanpa raga itu menghilang.
"Ah ... sambungannya sudah terputus. Jadi, ada apa?"
Hyunsuk menggeleng, "Tidak ada apa-apa. Oh ya, kau tadi berbicara dengan siapa?" tanyanya lagi.
Yeonjun meneguk salivanya susah payah dan sedikit kikuk saat memberitahu nama Soobin sebagai orang yang ia telfon.
Hyunsuk melotot dan berteriak, "APAA?" saat sadar ia baru saja berteriak, ia berdehem.
"Apanya yang apa?"
Hyunsuk mengernyit tak suka, "Yeonjun, jangan bilang kau masih berhubungan dengan pria itu? Kau harus menghindarinya! Dia itu jahat padamu."
"Apa kau mengenal Soobin?" Hyunsuk langsung mengangguk.
"Choi Soobin, 'kan?" kali ini Yeonjun yang mengangguk.
"Katakan, sebenarnya dia siapa?" seketika Hyunsuk menjadi salah tingkah. Ia tidak tahu apakah tepat memberi tahu Yeonjun dan ia juga takut dengan ingatan Yeonjun yang akan kembali. Lebih tepatnya ia tidak ingin sepupu nakalnya kembali.
Yeonjun mendengus saat Hyunsuk malah melamun. Dia dengan tidak sabaran langsung menepuk pipi Hyunsuk cukup keras. Syukur pemuda itu sadar dan menatapnya kesal, kalau tidak, Yeonjun akan menyemburkan kopinya ke wajah Hyunsuk.
"Jadi, katakan siapa Soobin sebenarnya!" titahnya tajam.
"Mantan pacar mu," balas Hyunsuk pelan.
"Mantan?" Hyunsuk mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost || Soojun
Fantasy"Bagaimanapun juga kau tetap hantu!" males bikis deskripsi...