Chapter 2 : Sena dan rivalnya

1.2K 143 30
                                    

Dua Tahun sudah bengkel Sena beroperasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua Tahun sudah bengkel Sena beroperasi. Perkembangannya cukup pesat karena pengunjung bengkelnya kini bukan hanya mereka yang membutuhkan jasa perbaikan, namun juga mereka yang ingin sekedar berswafoto sambil menikmati makanan karena desainnya yang kekinian, artistik, dan estetik. Oh, jangan lupakan pemandangan wajah tampan dan atletis para karyawannya.

Ya, Sena membangun sebuah cafe mini berkonsep otomotif dengan gaya vintage di gedung itu atas dasar ide dan bujuk rayu Haikal. Karyawannya juga semakin banyak, karena mereka yang bekerja rata-rata masih berkuliah. Saat ini Sena telah menginjak semester 5.

"Sena, berapa kali gue bilang kalau perbaikin oli jangan meluber kemana-mana! Liat tuh di baju lo, di lantai, cape gue." Haikal berkacak pinggang mengomeli Sena. Hanya dia asisten yang berani memarahi bos nya seperti itu.

"Ya masih mending, daripada kena rambut gue. Baru cat kemarin nih, silver cocok kan? Wow, so sexy." Sena meluncur dari bawah salah satu mobil dengan papan dorongnya sambil tertawa. Gigi kelincinya yang putih terlihat begitu lucu, sangat kontras dengan wajah pucatnya yang kini hitam terkena oli. Sena melepas sarung tangannya lalu berjalan ke keran terdekat. Ia mencuci tangan dan wajahnya beberapa kali agar noda itu luntur.

"Cocok sih, tapi lo jadi keliatan albino. Emang orang tua lo nggak marah apa, lo gonta-ganti warna rambut melulu? Kaya orang depresi berat aja, untung aja lo goodlooking. Kalau ng- ... SENA! JANGAN LAP TANGAN KE BAJU GUE." Haikal mengamuk mengejar Sena yang sudah berlari lebih dahulu.

Pegawai mereka hanya tertawa kecil, merasa sudah terbiasa melihat pertengkaran keduanya. Memang hari Minggu sering mereka habiskan untuk memantau kinerja pegawai sambil bermain di bengkel seharian.

Seorang pemuda menerobos dan tersungkur di pintu bengkel. "K-kak Sena, kak ... tolong. Kak Haikal, tolong selamatkan dia. Kak Hendery kritis, dia di markas geng Dobersam sekarang. Tolong kak, kak Dery masih di tahan. Mereka nggak berhenti mukulin dia." Seorang remaja dengan seragam berlogo banteng merah yang sangat Sena kenali, datang dalam keadaan mengenaskan sambil menangis.

"Aco, lo tenang dek. Bicara yang jelas atau kita cuma buang-buang waktu. Dery kenapa? Gimana kronologinya?" Sena yang mendengar kedua anggota tim teknis dan junior rookienya di Red-bull team sedang terluka di penyekapan merasa sangat khawatir dan marah.

"Tadi pagi kak Dery lagi test drive sambil latihan di Jalan Reksapati. Gue sama kak Dery rencananya mau ke Sena Speed buat cek kondisi mesin sebelum balapan nanti sore. Abis latihan, kak Dery bilang mau ngajarin gue ngedrift. Akhirnya kita pergi ke belakang bukit buat nyari lintasan yang bagus. Gue sama kak Dery nggak tau di sana udah masuk wilayah Dobersam. Kita berusaha buat jelasin baik-baik kalo niat kita cuma latihan, tapi mereka tetap nggak percaya dan langsung ngeroyokin kita. Kak Dery narik gue buat lari, tapi dia sendiri malah tertangkap. Kak Dery dan mobilnya masih di sana, kak. Tolong kak Dery segera ... gue mohon." Remaja itu menangis terisak di pelukan Haikal.

RACE AND RAIN | NOMIN AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang