[Chapter 18] DEEP DREAMS

1.2K 162 49
                                    

Dear love, for nothing less than thee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dear love, for nothing less than thee

Would I have broke this happy dream;

It was a theme

For reason, much too strong for fantasy,

Therefore thou wak'd'st me wisely; yet

My dream thou brok'st not, but continued'st it.

Thou art so true that thoughts of thee suffice

To make dreams truths, and fables histories;

Enter these arms, for since thou thought'st it best,

Not to dream all my dream, let's act the rest.

---

"Potongin kuku?" Lyla menatap Pram. "Besok-besok kalau sudah sembuh kan bisa?"

"Aku orangnya risihan, harusnya dipotong jumat kemarin, ini sudah hari Senin, rasanya aneh, aku jadi susah nge scroll layar ponsel nih..."

Lebay amat...nge scroll kan pakai jari, bukan kuku!

"Manicure set nya di rak itu, dekat almari..."perintah Pram sambil menunjuk pakai dagu. "Ambilin keripik jagung juga, ada di almari dapur, yang toples warna ijo, level pedas lima..."

"Orang sama dokter Abram nggak boleh makan pedas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Orang sama dokter Abram nggak boleh makan pedas..."

"Dikit doang..."

"Nggak, kalau mau keripik nanti aku ambilin yang nggak pedes, itu luka jahit loh, kata dokter nggak boleh makan pedas dulu, harus patuh!"

Lila menuju dapur mengambilkan toples keripik, setelahnya mengambil manicure set yang cowok banget di rak dan duduk di hadapan Pram, mengoleskan lotion khusus di kuku lelaki itu, menunggu agak kering sedikit sebelum memotongnya.

"Ini kan sebenarnya masih pendek..." kata Lyla. "Mau dipepetin?"

"Iya, tapi hati-hati, aku paling nggak suka jariku luka..."

Pramudya TattwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang