part 2

1.7K 102 10
                                    

"Hei lihat, itu--dia di sana"

Jisoo segera berdiri lalu berlari meninggalkan Jungkook. Dua pemuda bertubuh kekar terus membuntutinya.

Kini Jisoo tengah bersembunyi di tempat parkiran. Dari balik mobil hitam ia melihat dua pemuda mengejarnya sedang kebingungan.

"Sialan! Larinya cepat sekali" umpatnya, kesal.

Drrddrttt

Ponsel salah satu dari mereka berdering. Segera saja, ia menjawab telfon menaruh benda pipih ke pipinya.

"Yeoboseo"

"........"

"Nee" jawabnya, singkat. Kemudian menaruh kembali ponselnya.

"Ga usah, di cari lagi. Cabut aja kita."

"Lu yakin?"

"Iya, udah. Kita di suruh balik"

Jisoo akhirnya bisa bernafas lega, melihat kepergian dua pemuda yang mengejarnya. Ia pun keluar dari tempat persembunyian.

Baru beberapa langkah, tiba-tiba ada yang membekap mulut Jisoo dan menariknya ke belakang.

Dengan sekuat tenaga Jisoo berusaha melepaskan diri. Kuku panjangnya mencakar tangan kekar yang membekap mulutnya.

"Aakhh, sakit!"

Jisoo mendengar suara ringisan pemuda yang tak asing baginya. Segera saja ia berbalik, melihat siapa sosok di belakangnya.

"Jungkook?"

Pemuda yang di panggil Jungkook meringis sembari mengelus sebelah tangannya. "Dasar gadis gila. Aku berniat menolong mu. Kenapa kau malah melukai ku" umpatnya, kesal.

"Mianhe, Jungkook-ah. Kau mengejutkan ku. Ku pikir kau sebagian dari mereka"

Jisoo mendekati Jungkook lalu meraih tangannya yang terkena luka gores dari kuku Jisoo.

"Lupakan saja, ini hanya luka kecil" kata Jungkook yang menarik tangannya dari genggaman Jisoo.

"Apa yang terjadi? Kenapa orang-orang itu mengejar mu?"

Mata Jisoo berkaca-kaca mengingat kejadian semalam. Kesuciannya sudah di renggut paksa oleh orang tak di kenal. Bahkan Jisoo tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas. Ia hanya dapat mengingat suara pemuda semalam.

Jisoo tidak tahu harus mulai bercerita darimana. Tenggorokannya terasa kering, suara Jisoo tercekat. Dinding pertahanannya runtuh, sebening kristal yang berusaha dia tahan. Kini mencuat, jatuh mengenai pipi mulusnya.

"Baiklah, jika kau tidak ingin mengatakannya. Aku antar kau pulang saja" kata Jungkook, sembari menuntun Jisoo menuju mobil.

*****

Plakkk

Satu tamparan keras Jisoo terima begitu ia pulang menemui ibunya. Jungkook yang berdiri di belakang Jisoo berjengit, kaget. Ia memang tidak tahu-menahu masalah dalam keluarga sahabatnya.

Jungkook hanya bisa diam menahan marah sembari menggepalkan kedua tangannya kuat-kuat.

"Anak sialan! Tidak tahu diuntung! Bersyukurlah, aku sudah menikahi mu dengan conglomerat yang akan membantu perusahaan ayah mu. Tapi--kau malah kembali bersama seorang pemuda asing" maki Ibu Jisoo, sembari memukuli Jisoo.

"Mianhe, eomma" isak Jisoo, tubuh merosoh kebawah di peluk kaki ibunya.

"Dasar anak tidak tahu diri! Berdiri sekarang juga" kata Ibu Jisoo geram sembari menarik lengannya lalu menyeret Jisoo keluar dari rumah.

Mine 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang