Part 8

574 52 5
                                    

"Aku tidak mau!" bocah kecil itu, melengos sembari bersekap dada.

"Bocah sialan! Kenapa kau sangat keras kepala. Kau mirip sekali dengan ibu mu!" umpatnya, kesal.

"Paman? Apa kau mengenal ibu ku?" tanyanya polos.

Pemuda itu tersenyum memamerkan deretan giginya. "Aku akan memberitahu mu. Jika kau mau ikut dengan ku! Bagaimana?" godanya, sembari menaikkan kedua alis.

Bocah kecil di hadapannya memasang tampang julid. "Aku bilang tidak mau. Apa paman tuli?!" ejeknya.

"Yakkk, kau. Dasar bocah sialan!"

"Sudah, Tae. Kau tidak perlu bersikap kasar pada anak kecil." saut pemuda yang sedari tadi hanya menonton pertengkaran Taehyung dengan bocah 4 thn.

Pemuda itu bernama Park Jimin dia teman Taehyung. Ia mengajak Taehyung keluar kantor untuk pergi mencari makan siang. Namun mobil mereka harus terhenti ketika Taehyung melihat anak laki-laki tengah duduk terdiam sendirian di bangku jalanan.

Jimin yang sedari tadi menyandarkan diri di badan mobil pun berjalan mendekati keduanya. "Kau harus bersikap baik pada anak kecil." tegur Jimin, yang diabaikan Taehyung.

Jimin berjongkok dan mensejajarkan dirinya dengan bocah itu. "Hai, adik kecil. Kalo boleh tahu siapa nama mu?" tanyanya, kemudian tersenyum.

"Jeon Mingyu. Ah, tidak ibu ku bilang nama ku hanya Mingyu saja." jawabmya polos.

"Yakk, bocah. Siapa yang memberi mu, nama Jeon? Harusnya nama mu itu Kim Mingyu." kata Taehyung.

Mingyu mengalihkan atensinya pada Taehyung yang berdiri di sebelah Jimin. "Paman, apa kau benar mengenal ibu ku?" tanyanya, penasaran.

"Aku tidak suka mengulang kata yang sama dua kali" ketus Taehyung.

"Ah, sudah. Kalian jangan bertengkar." kata Jimin menengahi.

"Dia duluan yang mulai. Aku mengajaknya baik-baik, tapi dia mengira aku ini penculik" kesal Taehyung.

"Sudahlah, aku tidak Ingin berdebat dengan mu. Mingyu kenapa kau sendirian di sini? Di mana ayah dan ibu mu?" tanya Jimin.

"Ayah ku sedang bekerja dan ibu ku sedang sakit di rumah. Jadi tidak ada, yang menjemput ku."

"Ibu mu sakit apa? Sampai tidak bisa menjemput mu." tanya Taehyung yang di balas gelengan pelan Mingyu.

"Aku tidak tahu, saat aku bangun. Eomma masih tertidur, bahkan saat mau berangkat pun dia belum bangun. Appa menyuruh ku untuk tidak mengganggu Eomma dan Appa juga berjanji akan menjemput ku." terang Mingyu panjang lebar.

"Kenapa kau berkeliaran di sini?" tanya Taehyung.

"Mereka berdua, tidak ada yang datang" jawab Mingyu dengan wajah murung.

"Kalau begitu, kau ikut dengan ku saja." Taehyung berusaha menarik tangan kecil Mingyu namun ia malah berlari dan bersembunyi di balik punggung Jimin.

"Aku tidak mau, ikut dengan paman"

Jimin di buat menggeleng-ngelengkan kepala melihat tingkah keduanya. Sedari tadi ia berusaha menahan tawa. Jimin membalikkan badan menghadap Mingyu di belakangnya.

"Mingyu, apa kau ingat arah jalan pulang?" tanya Jimin yang di balas anggukan kecil Mingyu.

"Dimana rumah mu? Apa masih jauh dari sini? Jika mau, paman akan mengatar mu pulang. Kau tidak usah, khawatir. Teman paman ini sebenarnya, orang yang sangat baik." kata Jimin, berusaha menyakinkan Mingyu.

Mingyu melirik kearah Taehyung, ia menatapnya dari ujung kaki sampai kepala. "Apa? Kenapa menatap ku seperti itu?" ketus Taehyung.

"Aku percaya jika paman ini orang baik, tapi tidak dengannya." tunjuk Mingyu, kearah Taehyung. "Kenapa bukan paman saja yang mengatarkan ku pulang. Aku tidak mau ikut dengannya" kekeuh Mingyu.

Mine 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang