Part 4

1.2K 70 2
                                    

Saat kali pertama membuka mata, Taehyung tidak melihat siapapun. Ia bangun dari tidur, menyingkap selimut dan berjalan ke kamar mandi.

Air yang membasahi tubuhnya menyengar pikiran Taehyung. Semalam, ia seperti melihat Jennie. Mantan kekasihnya.

Apa mungkin Taehyung sangat merindukannya hingga terbawa mimpi. Ah, sudahlah. Lupakan saja, masa lalu biarlah menjadi kenangan yang tersimpan.

Tidak berselang lama Taehyung sudah bersiap untuk pergi ke kantor. Menjalani runitasnya setelah semalam ia menghabisakan waktu di sebuah club malam dengan sebotol wine.

****

"Kau yakin jika aku meninggalkan mu, sendirian di sini?" kata Jungkook yang di angguki Jisoo.

"Ghawenchana, kau tidak usah khawatir"

"Mungkin, sebaiknya aku menelfon Heejin saja. Agar dia mau menemani mu di sini"

"Aniya, Jungkook-ah. Aku bisa menjaga diri ku sendiri. Kau segeralah, berangkat"

"Nee, aku akan menemui teman ku sebentar saja. Setelah itu, aku akan segera pulang" kata Jungkook kemudian melambaikan tangan pada Jisoo dan melangkah pergi.

Tanpa mereka ketahui. Diam-diam sepasang mata tengah mengamati dari kejauhan.

"Akan ku sebut ini sebagai keberuntungan" ungkapnya, yang menampilkan senyum misterius.

*****

Jisoo menutup pintu begitu melihat banyangan Jungkook sudah menghilang dari padangannya. Ia merasa bingung dengan apa yang akan di lakukannya.

Apartement tertata rapi dan bersih jadi tidak ada yang perlu ia bereskan. Jisoo berpikir untuk bersantai sembari menonton televisi. Ia pun berjalan kearah dapur mencari camilan.

Jisoo membuka pintu kulkas ada berbagai macam makanan. Ia pun mengambil sekotak jus dan beberapa makanan ringan untuk di bawa kedepan.

Jisoo menaruh makannnya diatas meja dan mulai mencari remote untuk menyalakan tv.

Jauh di sebrang sana, Jungkook menuju ke rumah sakit. Ia mengunjungi temannya yang sudah lama di rawat karena penyakit-nya sejak kecil.

"Tyuzu" panggil Jungkook.

Gadis yang tengah duduk di kursi roda menoleh, senyum manis terpancar dari wajah pucatnya yang masih terlihat anggun nan rupawan.

Jungkook berlari kecil kearah Tyuzu, ia kemudian berjongkok mensejajarkan dirinya. "Sudah lama rasanya, kita tidak bertemu. Dari kemarin aku ingin sekali menemui mu hanya saja--"

Grepp

Perkataan Jungkook harus terpotong tak kala Tyuzu memeluknya erat sekali. "Bhogosippeo, Jungkook-ah" lirih Tyuzu, cairan bening merembes membasahi pipi mulusnya.

Tyuzu tak kuasa menahan tangis melihat Jungkook. Hari ini ia akan melakukan operasi cengkok jantung. Berkat kehadiran pemuda Jeon, Tyuzu tidak lagi merasa gelisah dan takut.

Tyuzu melepaskan pelukannya, ia menatap lamat Jungkook. "Hari ini aku menjalankan operasi, jika aku tidak bisa kembali aku ingin kau memenuhi satu keingan ku"

"Apa?" tanya Jungkook penasaran.

"Mendekatlah, kemari"

Jungkook mendekatkan wajah, Tyuzu memiringkan kepala sembari memejamkan mata. "Sekali ini saja, biarkan aku mencium mu. Meski aku tahu, perasaan ku pada mu takkan pernah terbalas. Aku tidak menyesal telah mengenal mu, Jungkook-ah" bisiknya, tepat di telingan Jungkook

Jungkook menjauhkan dirinya dari Tyuzu, sedikit memberi jarak. Ia menatap Tyuzu ragu. "Jika kau tak suka, kau boleh menolak!" kata Tyuzu, memalingkan wajah ke samping.

Mine 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang