[B2] Istriku Dokter Jenius Yang Berani

Bab 313: Berkaitan dengan Kasim

Jing Qian menunggu Fei Wanling dan Li Junhao meninggalkan ruangan sebelum menyatakan, "Sepertinya dia tidak punya pilihan lain, itulah sebabnya dia datang kepadamu. Apa yang kamu miliki di keluarga Fei? "

"Tidak ada," jawab Zhan Lichuan tanpa ragu-ragu, tetapi ada banyak pertanyaan di dalam hatinya juga.

"Apa yang sedang kamu lakukan?"

Ketika dia melihat Jing Qian mengangkat selimutnya dan membuka kancing bajunya, memperlihatkan dadanya, dia tercengang.

"Karena tidak ada yang penting untuk kita lakukan sekarang, aku akan membantumu memperlancar pernapasanmu. Kamu akan merasa lebih baik setelah ini."

Zhan Lichuan memandangi jari-jari panjang dan tipis yang terbentang di dadanya, matanya menjadi gelap.

Meskipun dia tidak bisa merasakan apa-apa, di sana ...

Masih ada emosi aneh yang menguasainya.

"Kamu tidak harus melakukan ini. Aku baik-baik saja."

Khawatir bahwa dia mungkin sekali lagi mentransfer energi magis kepadanya, Zhan Lichuan dengan cepat membuka mulutnya untuk menghentikannya.

"Mengapa? Apa yang salah? Kamu adalah suami ku. Tidak bisakah aku menyentuh sesuatu yang menjadi milikku?"

Zhan Lichuan lalu menutup mulutnya. Dia menggigit bibirnya, melihat ke atas ke langit-langit. Tubuhnya... Setiap otot di tubuhnya kaku dan membeku.

Bahkan jika dia tidak bisa merasakannya, begitu dia menyentuh tubuhnya, perasaan aneh akan muncul dalam dirinya.

Zhan Lichuan, yang sangat kaku, tidak punya pilihan lain selain menatap langit-langit.

Terakhir kali dia mendapat serangan dan dia melakukan hal yang sama, dia tidak merasa seperti ini, tapi kali ini, rasanya berbeda.

Melihat bagaimana dia tidak mengatakan apa-apa, senyum dan matanya Jing Qian menunjukkan lekukan yang indah, dipenuhi dengan bintang-bintang yang bersinar berbahaya.

Inilah bahayanya ketika vixen melihat seorang biksu.

Saat Zhan Lichuan sedang ditatap oleh seseorang seperti ini, ini adalah pertama kalinya dia merasa cemas dan tidak berdaya, tidak tahu harus berbuat apa.

Awalnya, Jing Qian mengira itu karena Zhan Lichuan tidak ingin dia menyentuhnya. Dia bahkan berpikir bahwa usahanya akan sia-sia, tetapi begitu dia menyentuh dadanya, Jing Qian bisa merasakan detak jantungnya menjadi lebih kuat.

Dia akhirnya mengerti apa yang terjadi.

Pria ini ... Apakah dia tertarik padanya?

Yah, tentu saja! Yang dia maksud adalah emosional, tidak bercampur dengan nafsu.

Jing Qian tertarik dan juga penasaran. Dia juga sangat senang bahwa hati pria tampan ini berpacu karena dia. Oleh karena itu, seperti vixen sejati, dia mendekati Zhan Lichuan dan menempatkan wajahnya yang cantik tepat di depannya.

Melihat matanya, yang sedalam lubang hitam, menjadi benar-benar sibuk dengan bayangannya, Jing Qian menunjukkan senyum menawan. Kemudian, dengan nada centil, dia berseru, "Saudara Chuan ..."

Dia melihat merinding muncul di lehernya dan kemudian wajahnya. Mereka bermunculan seperti rebung setelah hari hujan.

Zhan Lichuan tidak tahu apa yang gadis ini lakukan.

Sebelumnya, jika ada wanita seperti dia yang berani menggodanya dengan cara ini, dia akan membuat Zhe Yan dan Yun Zhou menyeretnya keluar, hanya setuju untuk berbicara dengannya setelah meninggalkannya di kamar mandi air dingin setidaknya selama setengah jam.

Tetapi...

Ini adalah istrinya.

Yang paling penting adalah istrinya juga sangat baik padanya.

Mengapa dia melakukan itu?

Plus, itu bukan apakah dia bisa atau tidak.

Alasannya adalah karena Zhan Lichuan menyadari bahwa begitu namanya dipanggil oleh gadis ini, rasanya seperti bulu yang disapu di hatinya, sangat gatal.

Ini terasa... Bagus.

Tapi juga buruk pada saat bersamaan.

Pada saat ini, Zhan Lichuan akhirnya mengerti mengapa para kasim di masa lalu juga menginginkan wanita.

Dia selalu berpikir bahwa para kasim itu hanya melakukannya untuk mencari kenyamanan emosional.

Kondisinya sekarang jauh lebih buruk daripada kasim, tetapi dia masih bisa berhubungan dengan mereka. Ini membawa kepuasan secara emosional, dan bersama dengan itu, ada juga penyesalan ingin menghukum vixen ini dan tidak bisa melakukannya.

"Bicaralah dengan benar!"