[B2] Istriku Dokter Jenius Yang Berani

Bab 228: Chen

Orang-orang di rumah sudah melihat siapa yang datang melalui kamera, jadi ketika dia mendorong pintu terbuka, mereka juga dengan cepat membukanya dari dalam.

Orang yang berada di pintu masuk tidak lain adalah Profesor Hong Lu.

Begitu Jing Qian melangkah ke halaman, Jing Qian menuntut dengan nada jijik, "Seseorang ambil penjepit besi dan lepaskan dia dariku!"

Wanita ini sangat menyebalkan!

Bukannya dia tidak tahu Jing Qian benci disentuh oleh orang lain, tapi dia masih bersikeras berpegangan tangan.

Jika bukan karena wanita ini sekarang adalah 'ayah gulanya', dia benar-benar ingin memotong sepasang tangan yang melilitnya.

Hong Lu memandang orang yang masuk dan tidak bisa menahan diri untuk tidak menggoda, "Bos besar, apakah dia memulai dengan Anda lagi?"

"Hmph," Jing Qian mencibir dan berjalan ke dalam rumah.

"Sudah berapa lama sejak mereka tiba?"

"Cukup lama. Mereka menunggu di aula."

"Bawa aku ke dalam agar aku bisa berubah."

"Qian, biarkan aku ikut denganmu!"

Ketika Kuan Yuchen mendengar bahwa dia akan berubah, dia segera menempelkan dirinya ke Jing Qian.

Namun, jawaban yang dia dapatkan adalah jawaban yang kasar: "Persetan!"

Hong Lu tidak bisa menahan tawa, "Chen, kamu harus benar-benar menahannya di sekitar Bos besar. Kamu harus tahu bahwa dia dilahirkan dengan masalah ini. "

Kuan Yuheng memutar matanya yang indah dan bertanya, "Bagaimana ini masalah bawaan? Ini jelas karena pelacur teratai putih itu, Dong Yuetong!"

Ketika dia melihat bahwa Jing Qian tidak waspada terhadapnya, Kuan Yuchen mengambil kesempatan untuk membungkus dirinya di sekitar Jing Qian sekali lagi.

"Bos besar akan pulih darinya jika aku terus menyentuh dan memeluknya."

Kemudian, adegan Jing Qian melepaskan tangannya dari genggaman orang lain terulang lagi.

Kuan Yuchen seperti sepotong plester yang tak terhentikan. Karena itu, pada akhirnya, dia berhasil masuk ke ruang ganti bersama Jing Qian.

Ketika Jing Qian keluar dari kamar dan muncul di depan Hong Lu untuk kedua kalinya, dia sudah mengenakan topeng vixen dan mengenakan jas putih.

"Bos besar, bukankah ini terlalu santai? Siapa pun akan dapat mengenali mu saat berikutnya mereka melihat mu! "

Jing Qian memutar matanya dan memelototi Kuan Yuchen, "Apakah menurutmu semua orang sepertimu?"

"Jadi menurutmu mataku berbeda dari yang lain?"

Kuan Yuchen berdiri tegak, menunggu pujian dari bos besar.

Cukup? Terang? Bijaksana dan cerdas?

"Beracun."

Kuan Yuchen tersesat.

"Berbisa."

Kuan Yuchen tidak bisa mempercayai telinganya!

Dia cemberut, tidak lagi ingin berbicara dengan Jing Qian.

"Datang. Mari kita bertemu dengannya."

"Iya Bos."

Hong Lu melihat ke arah Kuan Yuchen sebelum pergi.

Dia selalu ditolak oleh Bos Besar, tetapi Hong Lu tidak tahu mengapa Yuchen masih memiliki begitu banyak harapan untuknya.

*****

Lu Jinian sedang duduk di kursi rodanya dengan selimut tebal menutupi kakinya. Saat dia mencoba menggunakan sebagian kekuatan di lengannya, dasar kukunya langsung memutih.

Dia bahkan bisa mendengar detak jantungnya sendiri.

Hong Lu telah memberi tahu mereka bahwa Dr J, yang baru di sini, sangat terampil, dan ada kemungkinan dia bisa menyelamatkan kakinya, itulah sebabnya kakeknya segera membawanya ke sini.

Kakinya sudah tidak berguna selama tiga tahun. Selama hari-hari itu, dia telah melakukan perjalanan ke seluruh dunia, mencari dokter untuk membantunya dengan kondisinya, tetapi tidak seorang pun dapat membantunya.

Satu-satunya yang bisa melakukannya adalah Saka, tetapi dia menolak untuk merawatnya.

Sekarang, dia akhirnya melihat harapan ketika masa-masa paling putus asanya berakhir.

Dia tidak lagi takut pada hari-hari yang selalu sama, satu demi satu, hidup seperti zombie yang tidak berguna. Dia hanya khawatir bahwa harapan baru yang telah dia dapatkan kembali ini akan padam sekali lagi.

Ketika mereka mendengar suara-suara datang dari luar, Tuan Lu dan Lu Jinian berbalik ke arah pintu masuk.

Di sana, mereka melihat seorang wanita mengenakan jas putih dengan topeng berbulu rubah betina menutupi wajahnya berdiri di belakang Profesor Hong Lu.

Sosok wanita itu mempesona. Meskipun dia mengenakan pakaian yang sangat profesional, itu tetap tidak bisa menyembunyikan pesona menggoda yang datang dari dalam dirinya. Topeng yang dia kenakan bersinar saat itu juga.

Seolah-olahseekor rubah betina berusia seribu tahun baru saja melewati pintu-pintu itu.