Part 7

8 0 0
                                        

Berkat Sakti operasi Ibunya berjalan lancar, Adik-adik Tika memperoleh kehidupan yang lebih baik. Selain itu Tika didaftarkan kuliah oleh Sakti. Bagi Tika, Sakti menyelamat hidupnya. Dia akan mengabdikan sisa hidupnya pada Sakti. Tika ingin mengubur dalam-dalam perasaannya terhadap Awan.

Tika mulai menjalani kehidupannya sehari-hari sebagai istri Sakti. Dia mengurus semua keperluan Sakti dengan sebaik mungkin. Tika ingin Sakti merasa nyaman saat Dia berada di rumah. Ini bentuk pengabdian dan rasa terima kasih Tika pada Sakti.

Kebetulan hari ini Tika kuliah Siang. Jadi seperti biasa dia hanya menyantar Sakti sampai halaman saja. Kalau Tika kuliah pagi Sakti mengantar Tika ke kampus baru Dia pergi ke kantor.

Sakti merangkul Tika menuju mobil. "Hari ini jadi belanja?"

"Jadi Aak" Tika tersenyum mendongakkan kepalanya kearah Sakti.

"Kenapa Gak suruh Bibik saja? Kenapa repot-repot"

"Aak kasihan semua harus dikerjakan Bibik. Lagi pula hari ini aku senggang" Tika ingin belanja di pasar karena dia ingin mengirit pengeluaran rumah tangganya.

Sakti tidak komplen memberi uang bulanan ataupun memenuhi kebutuhan Tika yang lainnya. Tapi Tika ingin menabung kalau suatu saat Adik-adiknya ada keperluan yang lain tidak perlu minta dengan Sakti lagi.

Sebenarnya Tika ingin tetap bekerja agar Dia bisa membantu kebutuhan sehari-hari keluarganya. Tapi Sakti melarang Tika dengan alasan lebih baik Dia fokus pada kuliah dan mengurus rumah Tangganya.

Tika memberikan Tas kerja Sakti "Hati-hati ya Aak"

Sakti mencium kening Tika "Kamu juga.."

Awan geram karena sejak tadi Dia memperhatikan Tika dan Sakti dari balik pohon. Dia sengaja menunggu Sakti pergi untuk menghampiri Tika. Karena Awan ingin meyakinkan Tika sekali lagi. Dia yakin kalau cinta Tika hanya untuk Awan.

Begitu mobil Sakti pergi, Awan berlari menghampiri Tika.

"Yang.." panggil Sakti.

Jantung Tika berhenti saat mendengar itu. Dia tahu itu Suara Awan. Tika menoleh dan mundur beberapa langkah saat melihat Awan berlari menghampirinya. Sebenarnya Tika ingin sekali berlari, tapi entah kenapa Dia tidak punya tenaga untuk meninggalkan tempat itu.

"Yang.." begitu Awan sampai Dia hendak meraih tangan Tika.

Tubuh Tika gemetar, Dia mencoba untuk menjauh dari Awan tapi tak bisa.  Tika tidak menyangka kalau Awan mencarinya, padahal Dia pikir Awan akan kembali ke Jakarta setelah tahu kalau Tika sudah mengkhianatinya.

Awan sedikit kecewa saat Tika menghindar saat Dia hendak meraih tangan Tika. Tapi perasaan itu dibuangnya jauh-jauh.

"Yang ini aku kekasih kamu... Aku ingin menjemput kamu.."

"Maaaaff... Mas" Tika sangat berat mengeluarkan kata-kata dari mulutnya.

"Yang aku mau kamu kembali lagi sama aku.."

"Aku sudah.. menikah!" Potong Tika.

"Yang Aku Gak perduli! Bagiku yang penting kamu mau kembali bersamaku" Awan menarik Tika dalam pelukannya.

Tika mencoba berontak, tapi Awan enggan melepaskan pelukannya. "Mas!! Lepas.." Tika semakin panik.

"Yang aku sangat mencintai kamu" Awan lepeaskan pelukannya lalu kedua  tangan memegang wajah Tika. "Aku janji akan membuat kamu bahagia"

Tubuh Tika bergetar, air matanya mengalir. Saat ini hatinya sakit karena melihat Awan seperti ini. Tapi saat ini Dia sudah menjadi istri Sakti. Orang yang menyelamatkan keluarganya. Tika berlari masuk kedalam rumah, saat hendak menutup pintu ditahan oleh Awan.

Tika berusaha untuk menutupi pintu, tapi Awan mendorongnya dan memaksa masuk kedalam rumah.

"Lupakan Aku Mas.." Isak Tika mulai terdengar. "Aku tak pantas untuk Mas.. Aku sudah membohongi Mas.." saat Tika benar-benar takut.

"Yang.. Aku tahu kamu terpaksa melakukan pernikahan ini! Kembali padaku. Aku akan menyelesaikan semuanya"

"Tidak Mas.. semua sudah selesai" Tika harus tega pada Awan. Karena ini untuk kebaikannya. "Aku tidak akan kembali pada Mas.. "

Awan marah saat mrndengar itu, ditariknya tubuh Tika lalu dengan cepat diciumnya bibir Tika. Dia ingin membuktikan kalau Tika masih mencintainya.

Tika terkejut, Dia terdiam sesaat. Tiba-tiba jantungnya berdetak kencang, rasa yang sama saat dulu Awan menciumnya. Hampir saja Tika terhanyut tapi matanya tertuju pada Foto pernikahannya dengan Sakti. Didorongnya dada Awan hingga termundur beberapa langka. "Keluar sekarang juga..." air mata Tika semakin deras.

Awan terkejut melihat penolakan Tika. Dia kembali hendak meraih tubuh Tika.

"Plakk!!" Tiba-tiba Tika menampar pipi Awan.

"Tika?" Awan tak menyangka Tika melakukan ini padanya.

"Keluar Mas!!" Tika merasa menyesal telah melakukan ini pada Awan tapi Dia merasa bersalah pada Sakti apabila Dia melakukan ini dengan Awan.

"Sadar Tika aku kekasihmu! orang yang kamu cintai!.." Awan berusaha menahan amarahnya. Dia masih ingin membujuk Tika agar kembali lagi padanya.

"Mas yang harus Sadar! Aku ini istri orang, Mas tidak berhak melakukan itu"

"Tapi aku kekasih kamu.."

"Itu dulu Mas" potong Tika.

Awan sebenarnya hampir putus asa, tapi hatinya tetap ingin mempertahankan Tika.

"Mas sebaiknya pergi, aku tidak akan kembali pada Mas.." Tika berpikir keras bagaimana agar Awan pergi meninggalkannya.

"Tidak Tika! Aku akan pergi kalau kamu ikut bersamaku"

"Sampai kapanpun Aku tidak akan meninggalkan suamiku" Tika harus membuat Awan membencinya. Bagaimanapun cara Awan harus melupakannya, karena ini demi kebaikan Awan.

"Kamu tidak akan bahagia menjadi istrinya! Hanya aku yang bisa membuat kamu bahagia.."

"Mas salah Aku bahagia! Saat ini Aku sudah memiliki segalanya. Suami yang baik dan sangat mencintaiku" Dada Tika sakit karena harus menyakiti hati Awan.

"Tapi kamu tidak mencintainya, kamu hanya mencintaiku.."

"Apa alasan aku tidak mencintainya?! Mas lihat sekarang aku tinggal dirumah mewah tanpa harus memikirkan kekurangan apapun.."

"Aku tahu kamu Tika.. kamu bukan wanita matre yang hanya memikirkan harta.."

"Itu dulu Mas. Aku sadar kalau hartalah yang membuat aku bahagia" Tika yakin hanya dengan cara ini bisa membuat Awan membencinya.

Awan menatap Tika, Dia tidak percaya kalau Tika mengatakan ini.

Tika merasa saat ini hati Awan mulai goyah. "Aku memilih Aak Sakti jadi suamiku karena Dia bisa memberiku segala yang aku inginkan"

"Tika ku tidak memandang harta" hati Awan sakit, dadanya sesak.

"Mas salah menilaiku. Lagipula didunia ini mana ada wanita mau hidup susah! Mas harus sadar mengapa aku memilih Aak Sakti dibanding Mas. Karena Dia mampu memberiku segalanya" Tika tidak ingin menyia-yiakan kesempatan ini. Dia harus mrmbuat Awan pergi selamanya dan melupakannya.

"Tika aku sedang berusaha untuk memberikan apa yang kamu butuhkan. Makanya aku pergi ke Jakarta..."

"Mau sampai kapan aku menunggu? Itupun tidak menjamin Mas bisa memberikan kehidupan yang layak untukku dan keluargaku"

"Jadi kamu memilih Dia karena Dia lebih kaya dan memiliki segalanya!?" Awan menahan amarahnya. Dia tidak menyangka kalau Tika meninggalkannya hanya karena Dia miskin dan tidak yakin dapat memberikan hidup yang layak padanya.

"Ya Mas.." Tika tak sanggup lagi mengeluarkan kata-kata.

"Ternyata aku salah menilai kamu!" Awan benar-benar kecewa. Hatinya sakit, marah dan kecewa terhadap Tika. Dengan langka gontai Dia meninggalkan Tika.

Begitu Awan keluar dari rumah, Tika terduduk lemas, Dia menangis sambil menahan sakit didadanya. Tapi ini dilakukan demi kebaikan Awan. Dia rela Awan menbencinya, asalkan Awan bisa melupakannya dan kembali dikehidupannya semula.








Cinta Tak SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang