Tika meminta bantu Lala sahabatnya untuk agar bisa bertemu Awan. Karena sama sekali Ibu tidak mengijinkan Tika keluar kecuali urusan pekerjaan.
Awan meraih kedua tangan Tika "Yang aku kangen banget sama kamu"
"Aku juga Mas.. bagaimana kabar Mas Awan?" Sebenarnya Tika ragu menanyakan ini. Tapi Dia sangat ingin tahu.
"Mas masih belum menerima panggilan dari manapun" Awan menghela napas. "Padahal sebelumnya mereka menawarkan pekerjaan ini pada Mas.. tapi sekarang mereka malah menolak"
Tika sangat cemas, Dia berharap Awan segera mendapatkan pekerjaan agar bisa menyakinkan Ibunya mengenai hubungan mereka. Tapi Tika berusaha menutupinya.
"Mas semangat ya.." Tika berusaha menutupi dari Awan, Dia tidak ingin membuat Awan tambah pusing dengan masalahnya.
"Terima kasih ya Sayang.. kamu kekuatanku saat ini" Awan merasa sedikit berkurang beban yang ada dipundaknya.
Sebenarnya Tika ingin menceritakan pada Awan mengenai perihal kalau Ibunya ingin menjodohkan Tika dengan Sakti. Tapi Tika tidak ingin menambah pikiran Awan.
"Sayang ada apa?" Awan merasa ada sesuatu yang hendak disampaikan Tika.
"Gak pa pa kok Mas" Tika berusaha tersenyum. Dia menyandarkan kepalanya di bahu Awan.
"Yang maafkan aku ya... harusnya aku tidak kehilangan pekerjaanku. Harusnya aku lebih berusaha lagi agar bisa mempertahankan pekerjaanku"
Tika menegakan kepala lalu berbalik kearah Awan. "Mas Gak salah.. ini cobaan untuk hubungan kita"
"Tapi bagaimana bisa mendapat restu kalau Ibu tahu aku sekarang pengangguran" Awan tersenyum kecut.
"Aku yakin Mas pasti dapat pekerjaan"
"Mas sendiri bingung dulu waktu Mas masih bekerja beberapa perusahaan menawari pekerja. Tapi sekarang begitu Mas menganggur mereka menolak dengan alasan yang tidak masuk akal"
"Tika!!" Kesal melihat Tika dan Awan sedang duduk dibangku taman saling mengenggam tangan.
Tika terkejut saat namanya dipanggil, apalagi Dia tahu betul kalau itu suara Sakti.
"Iya Pak..." jawab Tika ragu.
"Siapa.." bisik Awan bingung.
"Atasanku.." bisik Tika pada Awan.
Awan berdiri untuk mrmberi salam "Selamat siang Pak.."
Sakti hanya melirik sekilas. "Ada yang perlu Aku bicarakan dengan Kamu!"
"Sekarang.. Pak..?" Tika gugup takut Awan curiga.
"Ya! Sekarang!"
"Mas sebentar.."
Awan sebenarnya ingin melarang Tika karena saat ini hari libur dan ini bukan dikantor. Mengapa Sakti seolah-olah memerintah Tika. Tapi Awan mencoba mengerti mungkin ada urusan kantor yang mendesak.
Tika berjalan dibelakang mengikuti Sakti.
"Kamu masih menemui Dia!!" Sakti tiba-tiba berhenti dan membalik badannya membuat Tika terkejut.
"Maaf Pak, Saya tidak pernah bilang kalau akan putus dengan Mas Awan. Menurut Saya Bapak terlalu ikut campur urusan pribadi Say..." Tika mulai sebal dengan tingkah Sakti.
"Ibu kamu sudah menyetujui pernikahan kita!! Aku tidak ingin calon istriku menemui Pria lain dibelakangku!!.." Sakti memotong pembicaraan Tika, Dia mengertakan rahangnya menahan amarah.
"Tapi Saya belum menyetujuinya dan sampai saat ini Saya tidak berniat putus dengan Mas Awan"
"Apa kurangnya Aku dari Dia!! Sampai-sampai tidak sedikitpun melihat Aku" Sakti menghela napasnya mencoba untuk menahan amarahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tak Sempurna
RomansaHubungan Tika dan Awan hampir tidak kendala sama sekali sebelum kehadiran Sakti. Sakti adalah anak pemilik perusahaan tempat Atika bekerja. Entah sudah berapa kali Tika menolak Sakti karena hatinya sudah dimiliki Awan, tapi Sakti tidak menyerah mal...