Chapter 12

6.4K 767 18
                                    

"Sial, aku lupa kalau dia memang bodoh!"

__________

Peter tidak menyadari dia mulai panik dan khawatir untuk Anna.

Sebab dia tidak yakin Anna akan selamat setelah tercebur ke danau yang kedalamannya mencapai 5m, karena ia tidak tahu Anna bisa berenang atau tidak.

Ia menggeram dan mengacak rambutnya, Tampak frustasi.

"Aarghh"

Tanpa menunggu lama ia langsung menyebur ke danau untuk menyelamatkan gadis kecil itu.

Byuurr

Beruntung saat ini adalah siang hari dan matahari cukup terang , karena jika tidak akan sangat gelap di bawah air.

Peter berenang dengan lihai.
Matanya terus menyusuri sekitar tempat terjatuhnya Anna.

Jujur saja dia mulai merasa panik, dadanya bergemuruh tidak tenang.

Peter kembali ke atas sejenak untuk mengambil nafas.

"Dasar bodoh, kau dimana" gumamnya

Lalu ia kembali lagi berenang kedalam danau dan melanjutkan pencariannya.

Tidak lama setelah pencariannya, dia melihat tubuh kecil yang kakinya tersangkut pada sulur tanaman air, di dasar danau.

Ia buru buru berenang menuju tubuh itu.

Dilihatnya wajah Anna yang memucat, ada perasaan tidak nyaman saat melihatnya.

Peter buru buru melepas sulur yang melilit kaki si gadis kecil

Di peluknya tubuh Anna untuk membawanya ke permukaan danau.
nafasnya sudah hampir habis, dia harus segera kepermukaan danau.

...


"Haaahh" begitu muncul, Peter segera mengambil nafas.

Dan mengeluarkan Anna dari air. Lalu dia juga naik.

Setelahnya dia mencoba mengeluarkan air dengan menekan dadanya agar terpompa keluar.

Karena Anna tidak bernafas.

Sembari terus memompa dia juga tak henti hentinya berucap maaf.

"Ayo bernafaslah" suaranya bergetar.

Peter memberikan nafas buatan untuk Anna beberapa kali tapi tidak ada yang terjadi.

Dan mencoba memeriksa detak jantungnya.

°•°
°•°
°•°


Tapi ternyata itu sudah tidak berdetak.

"Heh, apa kau sudah mati?" Ucapnya dengan smirk di wajahnya, namun bukan kesombongan yang terlihat pada raut wajahnya sekarang.

"Aku memang membencimu, tapi bukan ini yang aku inginkan" matanya mulai memerah.

"Bangunlah" ucapnya mengguncang tubuh Anna yang memucat

"Apakah kau menyerah untuk mendapatkan kasih sayang dariku?"

"Jangan bercanda!" Perlahan air matanya mulai menetes. Merasakan sakit di dadanya

"Bangunlah!" Dia terus mengguncang tubuh gadis kecil itu

"Tolong jangan seperti ini!"

"Aku tahu aku salah!"

"Bangunlah bodoh.." ia tidak sesegukan, tapi air matanya terus mengalir membasahi wajahnya.

"Aku harus apa.." suaranya mulai melemah

"Jika kau bangun, a-aku aku janji akan menuruti semua keinginanmu"
Peter menangis sejadinya jadinya, meletakkan kepalanya di atas tubuh Anna

Cukup lama Peter menangis sampai..

"Kak" suara yang terdengar begitu lemah memanggilnya

Peter yang mendengarnya mencoba mengabaikan hal itu, "aku rasa aku mulai berhalusinasi mendengar suaramu" ucap Peter

Tiba tiba ada sebuah tangan yang mengelus kepalanya yang terbaring di tubuh Anna

"Jangan menangis.. aku baik baik saja" suara yang lemah itu terdengar begitu nyata, sehingga mau tidak mau Peter percaya.

Peter mengangkat kepalanya dan melihat Anna.

Anna masih hidup!

"Anna! K-kau bagaimana bisa?" Ucap Peter terkejut

kembali menangis sejadi jadinya sambil memeluk tubuh adiknya.

"Maaf.. maaf.. maafkan aku, aku salah.." gumam Peter

Lalu dia sadar dan menghentikan tangisannya, mereka tidak boleh terus berada di luar.

Peter segera menggendong adiknya dan berlari ke dalam mansion.

__________

Di malam hari

"Bagaimana ini bisa terjadi!" Suaranya terdengar marah.

kilatan matanya yang tajam begitu menusuk dan menakutkan.

Sedangkan yang ditatap hanya bisa menundukkan kepalanya

jika tatapan mata dapat membunuh seseorang. Mungkin saja yang ditatap sudah mati sedari tadi.

"A-ayah" ucap Peter tergagap

"Jelaskan Peter!"

Sepertinya Duke benar benar marah kali ini.

Tidak hanya Duke, dia juga disidang dengan tatapan tajam yang menuggu jawaban oleh kedua saudaranya yang lain.

"ini.. benar benar salahku"

"A-aku minta maaf! Maaf ayah.. maaf.." ucapnya gemetar

Sam yang melihat adiknya seperti itu menghela nafas dan angkat bicara.

"Sudahlah ayah, sudah larut. Besok saja" ucap Sam berbalik pergi.

Aiden mendengus dan menatap Peter.
Matanya mengisyaratkan agar segera keluar dari ruang kerja Duke.

Duke menatap satu persatu putranya keluar dari ruangan hingga punggung mereka tak terlihat lagi

__________

Sementara itu seseorang yang demam karena kedinginan setelah insiden tadi siang sedang menikmati suapan buburnya.

Dia berpikir

Haah, belum ada notifikasi dari sistem.

"Sistem, mengapa misiku belum selesai"

«Tuan rumah misi Anda baru berjalan 50% berusahalah sedikit lagi»

"Berusaha kau bilang?!/ Kurang berusaha apa aku?? Aku hampir mati bahkan menghabiskan banyak koin sistem hanya untuk misi ini"

Sistem offline

"Lihatlah, dia kabur begitu saja. Aku merasa ditipu dasar sistem si*lan!"

Tenggat waktu misinya adalah 2 hari dan itu tandanya masih ada hari esok. Aku harus segera menyelesaikannya.

Jean tertawa kecil melihat ekspresi nona kecilnya yang berubah ubah begitu lucu, entah apa yang dipikirkannya.

Dia menyendok sisa bubur di mangkok dan menjadikannya satu.

"Nona satu suap lagi, aaa" ucapnya sambil mempraktekkan membuka mulut

Anna pun membuka mulutnya.
Dan makan selesai.

Dia juga sudah meminum obatnya.

Ugh pahit, aku tidak suka obat

"Nah karena nona sudah berani meminum obatnya, hadiahnya adalah .. ini dia!"

Saat Jean mengeluarkan 'hadiah' yang dimaksud, mata Anna menjadi berbinar.

"Pie strawberry!"

_
_
_

(End of this chapter)

Peter: mengapa aku terlihat sangat dramatis?! Memalukan_-

[END] Little Anna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang