Chapter 20

3.6K 278 19
                                    

Masih dengan langit yang sama.
Hari hari berlalu begitu saja.

"Anna, sedang apa?" Panggil ayahnya, Anna tidak menjawab.

Duke menghampiri Anna yang sedang terduduk sendirian di taman.

"Di luar begitu dingin, mengapa memakai gaun lengan pendek? setidaknya pakailah pakaian hangat"

Anna juga tidak menggubrisnya, ia tetap diam dan menatap langit.

"Ayo bicaralah dengan ayah, apa yang sebenarnya ditunggu tunggu oleh putri ayah ini, hm?"

"Entahlah ayah.. menuggu hal yang tidak pasti akan datang? Aku menunggunya, entah kapan 'itu' akan muncul kembali" kali ini Anna menanggapi pertanyaan ayahnya

Aku rindu tempatku yang modern
Aku ingin pulang

Duke menduduki tempat disebelahnya, dirangkulnya Anna agar bersandar di dadanya.

"Ayah bingung, sudah lama sejak pesta itu berlalu. Semenjak itu pula kau begitu rajin datang kesini"

Sudah lama ya ternyata? Haha.. sebenarnya aku menunggu apa sih? Sangking lamanya terakhir kali itu muncul bahkan aku sempat berpikir bahwa itu hanyalah imajinasi ku.

Aku pikir karena aku sangat ingin kembali ke tempat asal ku sampai sampai aku berhalusinasi.

"Entah mengapa kali ini muncul firasat kalau aku akan kembali"

"Kembali? Kembali kemana?" Ucap Duke bertanya sambil terus mengusap kepala putrinya yang sedang bersandar.

"Kembali ke kenyataan, jauh dari sini, dari dunia fantasi ini"

"Haha.. ayah tidak mengerti apa yang kau katakan. Tapi Hei nak, ku pastikan kemana pun kau pergi maka aku akan ikut!" Anna terkekeh geli mendengarnya

"Benarkah? Ayah akan terus mengikutiku? Baiklah, maka ikutlah denganku!"

Mereka berdua tampak tertawa bersama.
Dari kejauhan tiga bersaudara mengamati siluet dua orang yang tengah berbincang dengan harmonis tersebut. Garis bibir mereka terlihat melengkung samar samar

Swoshh——

Muncul bundaran besar berupa cahaya putih keunguan secara tiba-tiba dihadapan pasangan ayah anak tersebut.

Keduanya yang baru saja mengobrol dan tertawa bersama dengan bahagia seketika terdiam. Bukan hanya mereka, ketiga orang di kejauhan juga jelas terkejut dengan apa yang mereka lihat.

Harusnya sebuah portal sudah tidak mengagetkan di dunia dimana ada bangsa penyihir berbaur dengan mereka.

Namun kemunculannya yang secara tiba-tiba di istana lah yang membuat hal ini menjadi janggal.

Pupil mata Anna membesar segera setelah kemunculan tersebut.

"I-ini!" Tak terbendung sudah rasa senangnya, ingin rasanya ia berjingkrak jingkrak untuk merayakannya.

Sebaliknya yang terjadi pada ayahnya
"Prajurit! Datang kesini cepat!"
Namun ia lupa saat dia datang kesini semua prajurit yang berjaga ia tugaskan ke sisi lain istana.

Tanpa menunggu lagi Anna berlari memasuki portal tersebut, dan tanpa sengaja meninggalkan sebelah sepatunya di luar portal.

Melihat itu tak hanya Duke sang ayah yang khawatir, tiga bersaudara yang sedari tadi mengawasi segera berlari mendatangi ayah mereka yang mematung melihat kepergian putrinya.

Tersadar dengan apa yang dilakukannya malah berdiam diri dengan shock Duke segera ikut menyusul masuk ke dalam portal karena kalang kabut.

Ketiga pria dibelakangnya menunjukkan kepanikan, tidak tahu harus berbuat apa. Hingga, salah satu dari mereka ikut memasuki cahaya tersebut dan setelahnya dua lainnya mengikuti.

[END] Little Anna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang