.
.ʜᴇɴᴛɪᴋᴀɴ ᴋᴇɢɪʟᴀᴀɴ, ɪɴɢɪɴ ᴍᴇɴᴄᴏʙᴀ ᴋᴇɢɪʟᴀᴀɴ, ᴅɪᴍᴜʟᴀɪ ᴍᴇʟᴀʟᴜɪ ʙɪʙɪʀᴋᴜ ᴍᴀʟᴀᴍ ɪɴɪ
Look at that face, you look like my next mistake. Love's a game, wanna play?
- Taylor Swift, Blank Space
»»--⍟--««
"Sepertinya kau memang suka memancing emosi," ujar Eunwoo, Jiyeon mengikuti keluar dari mobil saat Eunwoo akan masuk kedalam minimarket untuk membelikan Jiyeon minuman. Sepanjang dalam perjalanan mulut Jiyeon tidak henti-hentinya protes, Eunwoo saja lelah mendengar ocehan panjang itu tidakkah tenggorokan Jiyeon berteriak meminta pasokan air.
"Hei, Om-Om aku mau buang air kecil, minggir."
"Masuk!" Eunwoo menyentuh lengan Jiyeon kemudian menarik pelan gadis berpakaian daster itu.
"Cha Eunwoo, lepaskan tanganku" rengek Jiyeon sambil menatap Eunwoo.
"Kau mau aku membuang air di dalam mobil mahalmu ini, hah!"
Senyuman tipis Eunwoo jatuh membuat bulu-bulu kecil di sekitar lehernya meremang, pertanda bahaya dari pancaran mata mengkilap menembus pembuluh darah.
"Seharusnya begitu, aku izinkan untuk kau malam ini."
Jiyeon membesarkan mata, apa ia tidak salah dengar? Tidak ada orang Normal seperti Eunwoo, rasanya telinga Jiyeon bermasalah malam ini. Jelas tidak! Otak Eunwoo yang bermasalah di sini.
Jiyeon kadang heran dengan pendapat semua orang, semakin ke sini ia paham, sebelum memuja seseorang terlalu jauh, mereka harus mengenai sifat, karakter dan kepribadian seseorang terlebih dahulu.
Mereka berhenti, Eunwoo menatap semakin tajam, membelai rambutnya dengan penuh perasaan, sikap Eunwoo yang lembut semakin membuat Jiyeon merinding. Ia berusaha kabur dari Eunwoo, ingin melepaskan diri, tetapi tangan kecil ini tidak mampu melawan pada seusia pria seperti Eunwoo.