Bab 1

1.4K 143 11
                                    


Tak pernahkah kamu mengerti? Hatiku ini sudah ada dalam genggamanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tak pernahkah kamu mengerti? Hatiku ini sudah ada dalam genggamanmu

Lalu kamu buang begitu saja.....

Begitu saja....


Jisoo menangis, sungguh-sungguh menangis mendengarkan alunan lagu itu dari pemutar musik miliknya. Hujan turun dengan derasnya di luar, tetapi sederas apapun hujan itu, tak akan bisa mengalahkan derasnya darah yang mengalir dari hatinya yang remuk redam, dihancurkan begitu saja oleh kekasihnya, tanpa ampun.

Ingatannya melayang pada sore yang berhujan, saat itu hanya ada dia, dan Taehyung, kekasihnya.

"Kita sudah tidak boleh bertemu lagi."

Jisoo mengernyit dan mendongak menatap Taehyung yang lebih tinggi darinya,

"Apa maksudmu?"

"Aku sudah tidak bisa menemuimu lagi Jisoo, maaf."

"Kenapa Taehyung?", dia mulai gemetaran, menyadari bahwa semua ini benar-benar nyata.

"Kamu tahu kenapa, aku sudah tidak kuat dengan desakan ibuku dan sebagainya. Maafkan aku Jisoo, aku menerima pertunangan dengan Jennie. Selamat tinggal."

Hanya seperti itu, tanpa penjelasan apa-apa, tanpa pelukan perpisahan, dan Taehyung pergi meninggalkan Jisoo dengan hati hancur.

***

Dua Tahun Kemudian.

Suara bel di taman kanak-kanak yang indah itu berbunyi. Jisoo segera mengatur agar semua murid-muridnya duduk dengan rapi dan berdoa. Sangat susah mengatur anak-anak TK yang begitu aktif dan tak bisa duduk diam itu, tetapi Jisoo senang, karena mereka adalah sekumpulan bocah tanpa dosa, yang penuh rasa ingin tahu dan kegembiraan murni dalam memandang dunia.

Selesai berdoa, anak-anak berjalan dengan rapi menyalami Jisoo, lalu berhamburan menuju orang tua masing-masing yang sudah menunggu di luar. Jisoo merapikan tas-nya ketika ketukan di pintu mengalihkan perhatiannya.

"Selamat siang ibu guru, jemputan sudah datang."

Jisoo tersenyum, menatap laki-laki yang berdiri di pintu ruang kelasnya dengan tatapan jahilnya,

"Selamat siang juga, apa yang kamu lakukan di sini siang-siang Doyoung?", sambil meraih tasnya, Jisoo menghampiri sang adik yang telah tumbuh dewasa menjadi lelaki yang begitu tampan.

"Aku tidak sengaja lewat sini sepulang mengantar teman kampus, dan menyadari bahwa aku lewat taman kanak-kanak tempat kakak mengajar, jadi kupikir ada baiknya aku menjemput kakak daripada kakak harus naik angkot."

"Naik angkot sebenarnya juga tidak apa-apa.", Jisoo berjalan menuju parkirian, diiringi oleh Doyoung dan menghampiri mobil tua warna hitam, warisan dari Almarhum ayah mereka yang sekarang dipakai oleh Doyoung ke kampusnya,

Perjanjian Hati [Taeyong x Jisoo] REMAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang