Bab 4

670 111 9
                                    

Pernikahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pernikahan.... aku pernah mendengar suatu pepatah yang mengatakan:

"Janganlah kamu menikahi seseorang yang menurutmu kamu bisa hidup dengannya. Tetapi nikahilah seseorang yang menurutmu, kamu tidak bisa hidup tanpanya"





Perempuan itu sangat cantik, duduk di sana di tengah kebun bunga sambil meminum tehnya dari cangkir yang elegan. Rambutnya disanggul dengan formal ke atas, dan gaunnya tampak sangat indah, berwarna hijau, menyatu dengan alam taman bunga di sekelilingnya. Mama Taeyong dan Sejeong ini pasti sangat cantik di masa mudanya, karena bahkan di masa tuanya pun gurat-gurat kecantikannya masih menyisa di sana.

Mama Taeyong mendongak ketika melihat Taeyong datang bersama Jisoo yang gugup, lalu senyum ramahnya mengembang.

"Silahkan duduk." gumamnya menyilahkan sambil mengedikkan bahu dengan lembut pada kursi di depannya.

Dengan tenang Taeyong menarikkan kursi untuk Jisoo, dan duduk di sebelahnya.

"Mama tidak masuk angin, minum teh sore-sore di luar seperti ini?"

Sang mama tersenyum lembut dan menatap Taeyong dengan sayang,

"Mama cukup kuat kalau hanya duduk-duduk di luar Taeyong, lagipula mama bosan kalau di dalam terus, pemandangan taman ini di sore hari sangat indah, sayang untuk dilewatkan."

Mama Taeyong benar. pikir Jisoo mengiyakan. Pemandangan taman ini tampak luar biasa, dengan dedaunan yang rimbun dan tertata rapi serta bunga-bunga dan rumput hijau yang mengelilingi, ditambah lagi kolam ikan yang cantik dengan gemericik air terjun buatan yang mendamaikan suasana. Jisoo dengan senang hati akan rela melewatkan waktunya untuk duduk-duduk di taman ini menikmati keindahan suasananya.

Tak disadarinya mama Taeyong mengamati Jisoo dengan penuh perhatian. Ketika Jisoo tersadar, dia langsung bergumam gugup menyadari ketidaksopanannya karena langsung duduk dan melamun, bukannya memperkenalkan diri,

"Eh, maaf... saya... saya Jisoo.", gumam Jisoo sambil mengulurkan tangannya gugup.

Mama Taeyong menyambut uluran tangan Jisoo, tampak geli melihat kegugupan Jisoo,

"Dan perkenalkan aku mamanya Taeyong dan Sejeong." dia melirik Taeyong penuh arti, "Begitu mendengar tentangmu dari Taeyong dan Sejeong, aku benar-benar didera rasa ingin tahu."

Jisoo melirik Taeyong yang sepertinya sudah ada dalam mode berakting karena lelaki itu melirik lembut dan penuh cinta kepadanya,

"Aku tidak pernah merasakan yang seperti ini kepada perempuan manapun, mama. Dia istimewa dan aku harap dia yang terbaik." Taeyong bergumam dengan nada yang terdengar begitu tulus dan jujur. Bahkan Jisoo yang mengetahui bahwa itu hanyalah kebohongan semata tersipu-sipu mendengarnya.

Mama Taeyong menyesap teh-nya lagi, lalu melirik Jisoo dan Taeyong bergantian,

"Kamu tidak pernah menceritakan tentang Jisoo sebelumnya."

Perjanjian Hati [Taeyong x Jisoo] REMAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang