"Pernikahan itu bagaikan perjanjian hati. Perjanjian hati untuk Saling mengerti, saling memaafkan dan saling menjaga cinta satu sama"Pagi hari yang mendung, hujan rintik-rintik turun di luar sana, membuat suasana pagi gelap dan temaram. Jisoo menarik selimutnya sampai ke pundak, merasa lelah dan mengantuk luar biasa.
Lalu dia merasakan lengan itu melingkari pinggangnya, lengan yang kuat, memeluknya dengan posesif. Jisoo mengerutkan kening, membuka matanya pelan dan menunduk melihat lengan itu, kesadarannya kembali... Itu lengan Taeyong, suaminya.
Suaminya. Pipi Jisoo memerah dan dadanya dipenuhi oleh perasaan hangat. Taeyong benar-benar telah menjadi suaminya yang sesungguhnya, semalam. Ingatannya melayang kepada malam sebelumnya dimana Taeyong berlaku sangat lembut kepadanya, menyentuhnya dengan hati-hati dan penuh penghormatan, lalu Taeyong memberinya pengalaman luar biasa dan membuat mereka benar-benar menjadi suami isteri.
Lengan Taeyong yang memeluknya bergerak, lelaki itu rupanya terbangun dan langsung mengecup pipi Jisoo dari belakang dengan lembut.
"Selamat pagi." bisiknya serak di telinga Jisoo.
Jisoo menolehkan kepalanya dan tersenyum malu-malu kepada Taeyong, "Selamat pagi juga."
Taeyong melirik ke arah hujan yang mulai turun dengan deras di luar, "Hari ini hari minggu dan diawali dengan hujan yang turun deras." Lelaki itu mengedipkan matanya, "Sepertinya kita akan berada di atas ranjang seharian."
Jisoo sempat tertawa geli ketika Taeyong menariknya setengah menggoda ke dalam pelukannya dan menciuminya. Dan memang benar, mereka baru turun dari ranjang lama sekali sesudahnya.
***
Ketika Jisoo dan Taeyong turun untuk makan siang dan melewatkan sarapan, mereka bertemu dengan Sejeong dan Doyoung yang sedang duduk di ruang makan, menikmati makan siang mereka. Doyoung memang sengaja datang untuk menjemput Sejeong ke sebuah acara kampus di hari minggu.
Sejeong mengangkat alisnya melihat pasangan itu dan tersenyum menggoda.
"Aku pikir kalian tidak akan bangun seharian." gumamnya penuh arti, membuat pipi Jisoo merah padam karena malu.
Taeyong hanya terkekeh menanggapinya dan merangkul pinggang Jisoo erat-erat, "Kamu tidak boleh protes, kami kan masih bisa di sebut pengantin baru."
"Taeyong!" Jisoo berbisik pelan sambil menyikut pinggang suaminya pelan, membuat Taeyong tergelak dan Sejeong serta Doyoung tertawa.
Masih tersenyum Taeyong menarikkan kursi makan untuk Jisoo dan duduk di sebelahnya. Mereka lalu makan bersama.
"Ibu di rumah sendirian?" Jisoo melirik ke arah Doyoung, memikirkan ibunya dan tiba-tiba ingin tersenyum, ibunya akan sangat bahagia dengan perkembangan ini, bahwa Jisoo dan Taeyong benar-benar berbahagia dalam arti yang sesungguhnya.
"Ibu ada acara dengan ibu-ibu sekitar rumah, tadi aku sudah mengajaknya ke sini tetapi dia tidak bisa karena sudah mengajaknya ke sini tetapi dia tidak bisa karena sudah berjanji akan datang ke acara itu."
"Oh" Jisoo menganggukan kepalanya dan memusatkan perhatiannya kembali pada makananya.
"Kami akan berbulan madu ke paris." Gumam Taeyong memecah keheningan.
Sejeong yang menanggapi pertama dengan senyum lebarnya, "Akhirnya kalian berbulan madu juga." Desahnya. "Kapan kak Jisoo?" tanyanya bersemangat
Jisoo menggelengkan kepalanya, dia sendiri tidak tahu rencana ini, dia memang mendengar Taeyong sempat mengatakannya kemarin, tetapi dipikirnya waktu itu Taeyong masih akan melakukannya beberapa bulan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjanjian Hati [Taeyong x Jisoo] REMAKE
RomanceSinopsis Jisoo: Bagi Jisoo, cinta adalah pengkhianatan. Dia ditinggalkan kekasihnya karena dianggap tidak sederajat. Sejak saat itu Jisoo tidak percaya lagi cinta, terutama cinta dari lelaki kaya. Taeyong: Bagi Taeyong cinta adalah kebohongan, dia m...