Bab 10 (Last Part)

1K 112 5
                                    

Jisoo sepertinya sudah tertidur lama, karena merasa lemas ketika terbangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jisoo sepertinya sudah tertidur lama, karena merasa lemas ketika terbangun. Suasana rumah sunyi senyap, dengan pelan dia beranjak bangun dari ranjang dan melangkah keluar.

Rumah tampak lengang, tidak ada siapapun di sana. Para pelayan mungkin sedang sibuk di dapur. Dan Taeyong... mungkin ada di ruangan kerjanya. Jisoo melangkah menuruni tangga dengan pelan, kemudian tertegun ketika berada di ruang tamu dan menatap ke luar jendela. Ada mobil warna kuning cerah yang diparkir di halaman. Apakah Taeyong sedang menerima tamu?

Jisoo melangkah penuh ingin tahu ke ruang kerja Taeyong, terdengar suara percakapan samar-samar di sana. Pintu ruang kerja tidak tertutup sepenuhnya sehingga suara di dalam masih bisa keluar. Itu suara perempuan... suara Seulgi!

Oh Ya ampun! Bahkan perempuan itu masih mengejar kemari, di rumah Taeyong. Saat dia ada di rumah! Sungguh keterlaluan!

Tetapi kemudian, percakapan yang terdengar olehnya membuatnya tertegun.

***

"Apakah tujuanmu pada akhirnya tercapai?", itu suara Seulgi dengan ciri khas genit dan bercampur logat kebarat-baratannya.

"Tidak. Belum. Dan aku masih membutuhkan bantuanmu." Itu suara Taeyong, terdengar tegas dan dingin.

"Ah, Taeyong yang keras hati ternyata masih membutuhkan bantuanku." Seulgi terdengar terkekeh geli, lalu suaranya merendah sensual, "Seperti malam itu, ketika kamu menyuruhku menyusul ke cottage tempatmu berada, tepat setelah kamu bertengkar dengan Jisoo..... ternyata aku masih berguna juga untuk menyenangkanmu."

Taeyong yang menyuruh Seulgi menyusul ke cottage itu? Jadi bukan Seulgi yang menyusul dengan inisiatifnya sendiri karena obsesinya terhadap Taeyong?

Wajah Jisoo memucat. Astaga, betapa keterlaluannya Taeyong. Pada satu titik dia merayu Jisoo karena terdorong nafsu di atas ranjang, dan ketika Jisoo menolaknya, dengan mudahnya Taeyong memanggil perempuan lain untuk memuaskan nafsunya!

Jisoo mungkin telah salah menilai Taeyong, lelaki ini bermoral bejat, dia tidak seharusnya mencintai Taeyong!

"Jisoo?" suara Taeyong membuat Jisoo yang berdiri terpaku di pintu terlonjak dari lamunannya, "Sudah sejak kapan kamu ada di situ?"

Suara Jisoo bergetar karena emosi, "Sudah sejak aku mendengar betapa tidak bermoralnya dirimu!" Ditatapnya Taeyong yang terpaku dengan tatapan cemas dan Seulgi yang memandangnya dengan senyuman aneh berganti-ganti, "Aku menginginkan perceraian. Segera." Air mata mulai membuat matanya terasa panas. Tidak! Taeyong tidak boleh melihatnya menangis!

Dengan segera, dia membalikkan badan, hendak meninggalkan tempat itu. Tetapi Taeyong bergerak cepat dan meraih tangannya, menahannya dengan keras.

"Tunggu dulu!" serunya marah, "Kamu salah paham! Biar aku jelaskan."

"Menjelaskan apa?" Kali ini Jisoo tidak bisa menahan air matanya, "Aku mendengar sendiri, ternyata kamu yang menyuruh Seulgi menyusulmu ke pantai itu. Bukan Seulgi yang mengejarmu! Aku jijik kepadamu Taeyong! Aku tidak menyangka kamu tidak bisa menahan nafsumu, padahal status kita masih suami isteri. Setidaknya kamu harus menghormatiku, meskipun pernikahan ini hanya sandiwara!", Jisoo berteriak tidak peduli ada Seulgi di sana, mendengar semuanya. Toh pernikahan ini akan berakhir bukan?

Perjanjian Hati [Taeyong x Jisoo] REMAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang