Bab 3

679 118 7
                                    

Terasa begitu menyakitkan kehilanganmu dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terasa begitu menyakitkan kehilanganmu dulu..
Terasa begitu menghancurkan kalbu ketika mencoba melupakanmu....
Sampai akhirnya kusadari, kamu tak seberharga itu
Dan ternyata aku tidak mencintaimu sedalam itu


Hening sejenak. Lalu Taeyong berdehem di seberang sana.

"Kamu yakin?'

Kenapa di saaat Jisoo berusaha menguatkan dirinya demi adiknya, Taeyong malahan bertanya seperti itu? Jisoo mengerutkan keningnya.

"Ya. aku yakin."

"Aku akan marah besar kalau kamu berubah pikiran di tengah-tengah rencana kita."

Memangnya dia siapa? dan apa peduli Jisoo kalau Taeyong marah? Tetapi tiba-tiba Jisoo teringat bahwa Taeyong bisa menakutkan kalau dia mau.

"Aku tidak akan berubah pikiran." gumam Jisoo, berusaha terdengat meyakinkan.

"Bagus. Kalau begitu aku akan mengatur semuanya."

Lalu percakapan ditutup, tanpa ucapan apapun. Meninggalkan Jisoo yang mengerutkan kening karena ketidak sopanan Taeyong.

***

Aroma wangi menyeruak ke seluruh ruangan. Ibu benar-benar serius membuat makan malamnya kali ini. Jisoo melangkah ke arah dapur sehabis mandi dan tersenyum melihat ibunya sedang memasukkan puding karamel yang terlihat lezat ke lemari es.

"Wow, kita makan malam besar hari ini." goda Jisoo lembut sambil membuka tutup panci, di dalamnya ada sup jamur andalan ibunya yang paling enak.

Sang ibu tersenyum lembut pada Jisoo,

"Ibu senang melihat Doyoung bahagia Jisoo, dia tidak pernah seperti ini sebelumnya."

"Ya ibu, Doyoung benar-benar tampak dimabuk asmara." Jisoo mencomot kue keju dari toples di meja makan dan mengunyahnya, "Ibu suka dengan Sejeong?"

"Dia anak yang sopan. Ibu cukup senang." Sang ibu lalu melirik Jisoo dengan hati-hati, "Ibu tahu kamu akan jengkel kalau ibu bertanya lagi, tetapi bagaimana denganmu Jisoo? apakah kamu sudah... sudah melupakan...."

Pertanyaan ibunya itu selalu membuat suasana hati Jisoo mendung. Dulu ibunyalah yang paling keras mendorong semangat Jisoo agar bangkit dari keterpurukan sejak ditinggalkan oleh Taehyung, dan meskipun kadang jengkel dengan pertanyaan-pertanyaan ibunya, Jisoo sadar bahwa ini semua karena sang ibu menyayanginya dan mencemaskannya karena selama ini Jisoo tidak pernah terlihat menjalin hubungan asmara dengan siapapun.

"Ibu tidak usah mencemaskan Jisoo, ya." Jisoo mencoba tersenyum lembut dan menenangkan ibunya, "Jisoo pasti akan menemukan seseorang yang baik pada saatnya nanti."

Tiba-tiba Jisoo teringat akan Taeyong. Kira-kira bagaimana perasaan ibunya ketika Taeyong dan Jisoo benar-benar melaksanakan perjanjian untuk bersandiwara ini?

Perjanjian Hati [Taeyong x Jisoo] REMAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang