1. Perkenalan Satu Partner

195 25 42
                                    

"Aku Ratu Diani Syakila dari prodi Pendidikan Bahasa Inggris, satu kelas sama Alvan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku Ratu Diani Syakila dari prodi Pendidikan Bahasa Inggris, satu kelas sama Alvan."

~♥♥♥♥♥~








Sudah tersusun apa saja yang akan dilakukan ketika semester 6 ini berakhir, namun agaknya semua itu tergagalkan saat Ratu harus membaca baik-baik agenda apa yang telah menantinya di penghujung semester. Dia menarik kasar ponselnya dari saku jaket, menyalakannya untuk menghapus salah satu isi dalam ikon note yang diberi judul 'Agenda Libur Semester.'

Drrt... Drrt...

Ratu tersentak karena ponselnya tiba-tiba bergetar. Dia mendapat chat baru dari grup seangkatan yang dikirim oleh salah satu admin.

"Pengumuman nama mahasiswa dan penempatan sekolah," gumam Ratu.

"Ratu, oy!"

Sontak Ratu mendongak, tersenyum lebar menyambut panggilan itu. "Hai, Alvan."

"Eh, udah lihat pengumuman belum?"

"Ini--"

"Selamat!" Alvan memotong cepat kalimat yang akan dikeluarkan oleh Ratu. Laki-laki itu terkekeh karena berhasil membuat gadis di depannya berjengit kecil. "Kita satu sekolah, SMA Gempita Cita."

"Beneran?"

"Iya. Excited ya anda bisa satu sekolah sama saya?"

"Bukan sih, aku excited karena bisa praktik ngajar di sana," jawab Ratu dengan wajah datar.

Alvan yang terlanjur dibuat malu tak tinggal diam. Dia mengangkat telapak tangan dan menepuk kasar kening Ratu, hingga gadis itu mendesis kesal.

"Dih! Aku mau ngadep prodi aja ah buat ganti partner."

Alvan buru-buru menarik lengan Ratu yang akan melangkah. "Iya sorry, sorry ... Dih, gitu aja ngambek."

"Sakit, bego!"

"Sikit, bigi," ledek Alvan.

"ALVAN!"

"Hahaha... Maaf, maaf, habisnya kamu lucu sih. Yuk temenin aku ke sekre."

"Ogah, lagian aku kan bukan anggota BEM," tolak Ratu.

Tetapi bukan Alvan namanya jika tidak memaksa Ratu untuk menuruti keinginannya. Laki-laki itu langsung menarik leher Ratu, membawanya beranjak dari lorong.

"Lepas, heh!"

"Udah sih nggak apa-apa, bentar kok cuma ambil laptop aja."

"Ya udah, iya, tapi lepasin dulu ini bau tahu nggak keteknya!"

Alvan menurut, dia melepas lengannya dari leher Ratu. Namun, tanpa diduga rupanya Ratu sudah menyiapkan balasan lain. Tepat setelah tubuhnya tegak kembali, Ratu menimpuk belakang kepala Alvan.

PLP dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang