1

733 68 36
                                    


_ Seoul, 1 Desember 2021_

"Annyeong Desember? Bulan spesial sahabatku, tapi sayangnya kita sudah asing ya? Ah kuharap tidak untuk waktu yang lama" gumam seorang gadis putih yang baru saja keluar dari pintu rumah sederhananya, untuk sekedar bermain salju pertama yang turun di tahun ini.

*Dahyun POV

Biasanya aku bermain bersamanya tiap salju turun, jika dia masih berada disini, huft lagipula kenapa harus pindah si, akukan jadi merindukannya. Merindukan senyumnya, merindukan bibir tipisnya.

Eh? Aish apa yang kau pikirkan, kau selalu tertarik pada bibir tipisnya.

Aku akan berjalan-jalan sebentar, salju tanpanya rasanya hambar ya, kupikir aku akan baik-baik saja tanpanya tapi aku salah.

*Dahyun POV End

Dahyun terus berjalan menyusuri jalanan sepi didekat rumahnya, hari ini cuacanya cerah, sangat cocok untuk orang-orang berjalan atau berkencan mungkin.

Sampai di sebuah taman yang selalu mengambil atensi Dahyun sejak dulu.

"Wah pohon pinus disini tak pernah mengecewakan jika salju turun, terlihat seperti pohon natal yang selalu ada di rumahku saat akhir bulan" kagumnya sambil berjalan di taman, melihat-lihat keindahan dihari pertama salju turun bulan Desember ini.

Dahyun memilih duduk dibangku yang ada diantara pohon-pohon yang tertutup salju, sambil menyandarkan tubuhnya memandang langit.

"Sana? Aku merindukanmu, apa kau merindukanku juga disana?" Gumamnya sedikit menyunggingkan senyumannya menatap salju-salju yang turun.

*

*

'Osaka, 1 Desember 2021'

Seorang gadis sedang memperhatikan salju turun dibalik jendelanya.

"Ini hari pertama salju turun, biasanya aku bermain bersama Dahyun di Seoul, huft entah kenapa aku tiba-tiba merindukannya" gumamnya yang terus fokus memperhatikan keluar jendela.

Sampai 1 suara mengejutkannya.
"Kau merindukan sahabatmu?" Terdengar suara bariton yang datang dari arah belakang gadis itu.

"Kamjjagiya.. aish otousan bisakah mengetuk pintu dulu sebelum masuk, membuatku terkejut saja.." kesalnya, bersedekap dada menatap kesal kearah ayahnya.

"Haha gomenasai, kau terlalu fokus memperhatikan salju sayang" sahut ayahnya terkekeh.

Gadis yang tadi kesalpun kembali membalikkan tubuhnya, melihat salju yang turun, yang mengingatkannya pada sahabatnya.

"Hmm, Aku merindukannya otousan, kapan aku kembali kesana?" Tanyanya.

"Sabarlah sayang, tinggal sebulan lagi, kau bisa membuat kejutan untuk sahabatmu nanti" ucap ayahnya ikut memperhatikan salju turun disamping anak gadisnya.

"Wah hontou ni(beneran)?" Tanya gadis itu terkejut sekaligus senang akan kabar yang didengarnya.

"Haik, aku tahu kau tak begitu suka disini bukan? Aku tak akan memaksa" sahut sang ayah lembut,

Saking senangnya gadis itu reflek memeluk ayahnya yang berada disampingnya, membuat ayahnya sedikit terdorong ke belakang.

"bukan tak suka hanya saja terpisah dari sahabat kecilku terasa aneh bagiku, intinya Otousan yang terbaik" girangnya dipelukan ayahnya.

Ayahnya hanya tersenyum gemas melihat anak gadisnya yang sudah tumbuh dewasa sekarang.

"Apa kau mencintainya hum? Kenapa terlihat sangat bahagia?" Tanya sang ayah bermaksud menggoda anaknya.

Virtual GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang