Sepuluh

76 16 4
                                    

2 minggu sudah berlalu...

Didalam sebuah Gereja nan megah dihiasi beribu mawar putih, kursi warna putih berhias bunga berjejer rapi. Para tamu undangan mulai memenuhi ruangan. Mengambil tempat masing-masing.

Diatas sana, pendeta berdiri diantara Yeoja dan namja yang saling berhadapan mulai mengucap sumpah dan janji. Memasuki kehidupan mereka sebagai suami istri yang sah.

Sementara itu, disalah satu kursi tamu seorang yeoja terdiam membatu. Antara sedih dan bahagia melihat moment pasangan didepan sana. Sebuah tangan hangat menggenggam tangannya memberi kekuatan, menerima status baru mantan kekasihnya.

"Bukannya kamu sudah melepasnya?" Gumam namja disebelahnya. Ia meranggkul sahabatnya, menepuk-nepuk bahu sang yeoja untuk menenangkannya.

"Iya.. keunde aku... hiks.. hiks.." tiba-tiba suara isakan kecil terdengar. Tetesan air mata membasahi pipinya.

"Wae ? Sekarang sudah jelas. Kau dan dia sama-sama sudah menikah. "Sahut sahabatnya memberi pengertian.

"Bukan masalah itu Baeky !!!." Ucap sang yeoja yang tak lain Jiyeon. Ia mengusap air matanya lalu menatap Baekhyun.

"Ini bukan karena Kai menikah. Yah Walaupun aku sedikit kecewa padanya." Jawab Jiyeon mengebu-ngebu. "Tapi kau tau yang membuat ku menagis ?" Jawab Jiyeon lagi menatap lurus ke arah dimana Kim Jongin menganggukkan kepalanya mengucapkan kata "Iya aku bersedia."

"Apa ??" Tanya Baekhyun penasaran.

"Sehun. " jawab Jiyeon membuat butiran air matanya menetes lagi.

Baekhyun segera mengambil sapu tangan disaku jas lalu memberikannya pada Jiyeon.

"Namja itu kenapa?" Tanya Baekhyun lagi. Benar-benar penasaran. Baru kali ini Jiyeon menangis karena Sehun.
"Kau membunuhnya?? Kau takut masuk penjara karena sudah ketahuan polisi ?" Baekhyun menutup mulutnya tak percaya. Meski itu cuman pikiran kotornya saja.

Jiyeon menyeka air matanya. Dilapnya dengan pelan agar makeup nya tak rusak. Ia menghela nafas sebentar menahan diri tidak membantai sahabatnya ditempat ramai ini.

"Aniyo pabo !!" Jiyeon akhirnya tak tahan memukul kepala sahabatnya itu kesal. " Sehun tidak mengajakku bicara. Malah tadi dia pergi holliday bersama temannya ke pantai." Adu Jiyeon lagi-lagi ia menangis.

Baekhyun mendesah. Jadi karena itu. Tapi sejak kapan ?

Baekhyun mendelik kearah Jiyeon.
"Kau mulai menyukai Sehun ?" Tanyanya. Entah ini hari apa kenapa banyak sekali pertanyaan muncul dari bibirnya. Rasa penasarannya terus mendesaknya.

Tiba-tiba Suara tepuk tangan memenuhi ruangan ketika Kai mulai memberikan Ciuman pada sang istri. Para undangan berdiri untuk memberi selamat.

Jiyeon tak menjawab Baekhyun. Takut tidak sesuai dengan apa yang ia rasakan terhadap Sehun. Ia langsung menarik tangan Baekhyun beranjak dari tempat duduk.
Baekhyun meraih lengan Jiyeon dan menggandengnya. Keduanya saling menatap dan tersenyum. Sahabatnya itu bagaimana menutupi kesedihannya.

Keduanya berjalan dengan pelan. Baekhyun melambaikan tangannya ke arah Kai sementara Jiyeon melihat ke bawah menatap kakinya yang terus melangkah hingga rangkulan tangan Baekhyun terlepas ia mengangkat wajahnya. Keduanya sudah berdiri didepan Kai dan Jenny.

"Kaii !! Selamat eoh !!!" Ucap Baekhyun seraya memeluk Kai.

"Ne gomawo. " Kai membalas pelukan Baekhyun. Kemudian melepasnya. Ia beralih kearah Jiyeon yang berada disamping Baekhyun.

Tubuh Kai menegang. Senyum yang ia berikan pada Baekhyun menghilang. Ditatap nya Yeoja yang masih dicintainya itu dengan perasaan sedih.

Hingga akhirnya Jiyeon memberanikan diri mengulur tangannya ke arah Kai.
"Hii Kai selamat atas kehidupan barumu." Ucap Jiyeon seraya tersenyum lebar.

Smile For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang