Enam

1.2K 115 23
                                    

Sehun dan Jiyeon tiba dirumah, keduanya keluar dari mobil dan menutupnya, sama-sama keras.

Sehun mendelik tidak terima, mobilnya ditutup secara kasar oleh orang lain selain dirinya, pemilik mobil itu.

"Jangan ikut-ikutan membantingnya dengan keras. "Protes Sehun. Jiyeon mendelik tajam.

"Jangan ikut-ikutan juga mencium pipiku seperti yang dilakukan Kai tadi. "Balas Jiyeon tak kalah kesal.

"Wae? Aku berhak melakukannya. Aku suamimu. Sebaiknya kau cepat putuskan dia jika tidak ingin namja hitam itu benar-benar kehilangan hidung peseknya itu. "Kata Sehun terdengar seperti ancaman.

Sungguh jika Jiyeon tidak segera memutuskan namja hitam itu, ia akan membuat perhitungan dengan namja itu, seperti ucapannya. Bahkan namja hitam itu tidak memiliki Hidung semancung dia. Demi tuhan, apa yang dilihat Jiyeon dari seorang Kai. Ia rasa Mata Jiyeon katarak menjadikan namja pesek itu sebagai kekasih.

"Hhh, apa ini menandakan kau cemburu Oh Se? Kau mengancamku? "tanya Jiyeon setengah meledek. Ia yakin Sehun menyukainya. But Sorry, ia hanya mencintai Kim Kai.

Astaga. Apa aku harus menjawab juga. Sudah jelas aku cemburu. Teriak batin Sehun.

"Iya. Aku marah melihatmu bersama dia. Aku tidak ingin milikku, menjadi milik orang lain juga. Kau dengar itu. "Kata Sehun melengos pergi. Semoga saja Jiyeon tidak menetertawakannya setelah mendengar pengakuan barusan.

Salah ! Jiyeon malah terdiam beberapa detik, kemudian melirik Sehun tidak suka. Jadi ini alasannya, dia membuat hubungannya dan Kai hancur, tck benar-benar licik. Pikir Jiyeon.

Jiyeon segera berlari mengejar Sehun sebelum namja itu menggapai pintu dan menariknya.

"Aku takkan melepaskan Kai." ucap Jiyeon penuh ketegasan. Bahwa ia tak takut pada ancaman Sehun sesaat lalu. Jika namja ini menyakiti Kai, maka langkahi dirinya dulu.

Serius?

"Aku tersanjung mengetahui bahwa kau mengakuiku sebagai milikmu. Akh sudah pasti kau mulai mencintaiku. Tapi maaf Oh Se, Pesona Kai lebih memikat daripada pesonamu. "Kata Jiyeon tersenyum miring, mengejek Sehun dengan tatapan meremehkan. "Dia sexy, manly dan tidak payah sepertimu. "

Sehun tersenyum sinis. Dimana letak dirinya yang payah?. Lupakan ! Jiyeon belum tahu sehebat apa dirinya.
Tapi...jujur saja ada sedikit rasa terbakar didalam hatinya mendengar Jiyeon memuja Kai dan menjatuhkan harga dirinya.

"Hhh kita lihat saja nanti, sampai mana kau pura-pura menahan untuk tidak jatuh dalam pesona ku. Kau akan tahu betapa sexy dan manly-nya aku hanya saja kau belum melihatnya, sayang. "kata Sehun tenang.

"Aku hampir lupa tentang semalam. Aku tahu kau sengaja membuat tanda dileherku, karena kau memang tidak bisa menahan pesonaku. "Kata Sehun lagi diiringi dengan kekehan kecilnya.

"Itu tidak benar! "Sanggah Jiyeon membuang wajah.

"Benar. "

"Tidak!!! "Teriak Jiyeon mulai emosi. Emosi, entah dirinya ketahuan atau tidak bisa mengakui dirinya yang naif.

"Oh ya? jika kau bermimpi memakan sesuatu seharusnya kau menggigit leherku dan meninggalkan jejak bekas gigitan, bukan malah mengecup dan mengulum kulit leherku. "Balas Sehun meneliti gerakan bola mata gelisah Jiyeon.

Glup

"Tidak. Aku bilang itu tidak sengaja. "Kesal Jiyeon sehingga tak tahan tangan mungilnya menarik seragam Sehun hingga kancing baju namja itu terlepas.

Sehun melirik kancing bajunya yang terjatuh disisi kaki Jiyeon begitupun Jiyeon, lalu mumungutnya dan menatapnya sebentar.

"Ikut aku! "Tarik Sehun membawa Jiyeon masuk.

Smile For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang