Tiga

1.2K 120 20
                                    

Disinilah mereka, kedua keluarga tengah berkumpul di dikediaman keluarga Park membahas tentang pernikahan anaknya, Park Jiyeon dan Oh Sehun.

Taeyong tampak kesal, sejak tadi ia merengut pada sang kakak lalu kepada kedua orang tuanya.

"Eomma, appa. Kenapa dengan Hyung sih Jiyeon nunna menikah. Hyung kan tidak suka Jiyeon nunna. Mereka selalu bertengkar."kata Taeyong melirik Sehun disampingnya dengan kesal.

"Kalau begitu kau saja yang menikah dengannya. "balas Sehun tak kalah kesal.

"Aku mau. Jika eomma dan appa menunjukku."sahut Taeyong sinis.

"Sudah, sudah !!! Kalian seperti anak kecil saja."kata Ny. Oh mendesah kesal.

"Taeyong jangan ikut campur. Ini urusan orang dewasa."sahut tn. Oh lagi-lagi Taeyong merengut, memalingkan wajah tak suka.
Dia juga orang dewasa, mereka pikir ia masih anak-anak yang masih digendong dan diberi susu.

Hello ! dia kelas Tiga. Astaga tidak kah tahu itu, hanya beda satu tahun dari Si Sehun, kakaknya itu.

"Jiyeon bagaimana, kau menyukai gaun yang mana?"tanya ny. Park memperlihatkan koleksi gaun pengantin milik desinger terkenal, sahabatnya.

Jiyeon mengalihkan tatapan tajamnya dari Sehun lalu beralih menatap sang eomma kesal. "Terserah eomma saja."sahut Jiyeon kemudian beranjak menuju kamarnya.

Sehun mendengus, dia pikir aku menyukai pernikahan ini terjadi, memang dia saja. Gerutu Sehun dalam hati kemudian beranjak mengikuti jejak Jiyeon.

"Ajjushi, boleh aku ke kamar Jiyeon?"

"Boleh, kamarnya di atas. Panggil abonim."

Sehun mengangguk kepalanya, kikuk.

Sesampai diatas, tepatnya didepan kamar Jiyeon, Sehun membuka pintu dihadapannya dengan keras membuat sang pemilik terlonjak kaget memegang dadanya. Setelah tahu siapa pelakunya, Jiyeon mendelik tajam, kemudian beranjak dari ranjangnya.

"Apa yang kau lakukan disini huh !"

"Mau bicara denganmu. Kenapa?"

Jiyeon tertawa sinis.

"JIYI !!!!"

Jiyeon langsung berlari menuju balkonnya, mengabaikan Sehun.

"Kai !! Kau datang." pekik Jiyeon senang melambaikan tangannya. Sehun melototkan matanya. Mau apa namja hitam itu datang menemui Jiyeon, apa yeoja ini berniat kabur. Pikirnya.

Sehun mendekati Jiyeon dan menarik yeoja itu masuk meninggalkan balkon, ia melirik tajam Kai sekilas lalu menutup pintu balkon.

"Kau berniat kabur huh ?"

"Hello ! Aku bukan yeoja berpikiran pendek sepertimu. Jikapun kita menikah aku tidak takut. Malah aku senang, membuat hidupmu semakin mendetita."

"Stop kita ini kenapa sih." Sehun memijat keningnya.

"Kenapa? Sejak kecil kita selalu bersaing Sehun. Kau selalu mengambil posisiku, juara kelas, juara olimpiade, renang, basket dan lain-lain."balas Jiyeon sengit.

"Aku tidak menganggapmu saingan. Kau saja yang berlebihan. Kau jadi kapten basket wanita dan aku lelaki. Itu sama Jiyeon."

"Yah karena itu, aku tidak suka mempunyai kedudukan yang sama denganmu. "

"Apa hanya gara-gara itu, sedikit-dikit kau ingin mencari masalah denganku. Bayangkan dari kita Taman kanak-kanak Jiyeon."

Jiyeon melipat tangannya, memalingkan wajahnya ke arah luar jendela.

Smile For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang