Lima

1.1K 116 24
                                    

Pagi itu, Sehun sudah siap, lengkap dengan seragam sekolahnya namun belum juga beranjak dari hadapan cermin yang memantulkan bayangan dirinya.

Mata tajamnya serius menatap wajahnya didalam cermin. Oh tidak! Bukan wajahnya tapi lehernya. Disana ada beberapa bercak merah menghiasi kulit leher putihnya.

Sial. Apa ini ulah yeoja buas itu. Pikirnya.

Bersamaan dengan itu, Jiyeon keluar dari kamar mandi lengkap dengan seragam sekolahnya sambil mengusap rambut basah dengan handuk kecil ditangannya.

"Kau yang melakukannya? "Serang Sehun. Jiyeon menoleh, dahinya mengkerut bingung. Benar-benar pertanyaan tidak jelas. Batinnya.

"Melakukan apa? "Tanya Jiyeon balik. Ia bisa melihat tatapan Sehun yang tajam menatapnya dari cermin. Apa pedulinya.

Sehun berbalik dan menghampirinya dengan cepat tentu membuat Jiyeon terkejut, refleks memundurkan tubuhnya hingga terduduk disisi ranjang.

"Kau lihat ini. "Sehun menunjuk kissmark dilehernya ke arah Jiyeon dengan kesal. Jiyeon membentuk bibirnya 'O' sambil menangguk mengerti.

"Itu, iya aku tidak sengaja melakukannya. "Jawab Jiyeon enteng. Tak merasa bersalah sedikitpun dengan wajah Syok Sehun.

"Apa yang kau pikirkankan huh. Sudah untung aku membiarkan tubuhku untuk kau peluk tapi kau malah membuat tanda seperti ini. "Kesal Sehun.

Jiyeon menatap datar namja didepannya, ia bangkit dari duduknya, berjalan melewati Sehun yang masih terdiam menunggu jawabannya.

"Hhhh... Santai Oh Se tidak usah sampai memamerkan uratmu itu, berbicara padaku. Maafkan aku mungkin karena aku bermimpi memakan sesuatu jadi kulit lehermu jadi sasarannya. Tapi tunggu, tadi malam kau terlihat menikmatinya, aku masih ingat desahanmu. Sungguh sexy. "Ejek Jiyeon sambil melenggang pergi, meraih tasnya meninggalkan Sehun yang mematung dengan wajah memerah.

Sial. Umpatnya

Tadi malam ia tidak bermimpi. Kecupan demi kecupan basah yang menyapu area kulit lehernya itu benar-benar nyata. Kenapa ia merasa sedang bermimpi dan matanya terasa berat dibuka. Antara sadar dan tidak.

Ugh ! Jika tahu begitu, ia akan berusaha terbangun dan membalas perbuatan yeoja buas itu.

"Yak yak yeoja buas berhenti disitu!!! "Teriak Sehun segera berlari mengejar Jiyeon.

"Apa huh !" kata Jiyeon berhenti dan menoleh.

"Kurasa ini tidak adil. "

Jiyeon mengangkat alisnya sebelah. "Maksudmu? "

"Hanya aku yang memilikinya. "

Jiyeon tersenyum mengejek. "Lalu?kau ingin membuatnya dileherku, memang bisa? . "

Sehun mengepalkan tangannya. Yeoja buas itu benar-benar.
"Yak kau meremehkanku huh! "Teriak Sehun tidak terima.

"Yak!! Jangan berteriak dihadapanku. Kau memang selalu payah! "Teriak Jiyeon tak kalah keras.

Yah, Sehun payah.

"Aigo, kurasa sebentar telingaku akan tuli. "Keluh nyonya Park menutup telinganya.

"Eomma, pindahkan mereka ke appartemen. Hhh rumah ini sudah tidak aman lagi. Suara teriakan mereka akan merusak semuanya. "Sahut Sanghyun mulai melahap sarapannya.

"Kau benar. "Kata Nyonya Park setuju dengan ide putranya.

"Awas, aku akan membuatnya hingga menutupi warna asli kulit lehermu itu. "Balas Sehun penuh penekanan.

Smile For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang