Dua

1.3K 132 32
                                    

Anyang Art High School

Selama kelas berjalan, Sehun tak henti-henti melipat bibir bawahnya yang terluka. Sekali ia membasahi bibir dengan liurnya maka menimbulkan rasa perih. Sial yeoja itu. Geramnya.

Chanyeol menatapnya heran dan memperhatikan bibir Sehun yang tak berhenti bergerak sejak tadi. seperti gigitan. Pikirnya.

"Siapa pelakunya?"

Sehun mendelik. "Pelaku apa?"tanyanya kesal.

"Bibirmu, siapa yg membuat luka itu."jelas Chanyeol menunjuk bibir bawah Sehun.

"Hhh siapa lagi, yeoja buas itu."jawab Sehun kesal. Chanyeol terkekeh. Kali ini nama apa lagi yang dibuat Sehun untuk seorang Park Jiyeon aigo, malah sudah terlalu banyak.

"Apanya yang lucu."

"Aniya, aku berpikir bagaimana jika kalian menikah. Haha aku tidak bisa membayangkan suasana rumah kalian."ejek Chanyeol.

"Aku menikah dengannya. Cih tidak akan pernah terjadi."
.
.
.

Sementara itu, di gudang belakang sekolah sepasang insan tengah bercumbu mesra. Yeoja itu duduk dipangkuan sang namja dengan tangan memeluk, sesekali menekan tengkuk namjanya, memperdalam ciuman mereka.

Sang namja tak tinggal diam, tangannya mengelus punggung Sang Yeoja lalu beralih meremas bokong berisi itu.

"Aaaash ka-ai eungh.."desah sang yeoja semakin gencar menghisap bibir si namja itu dengan kuat.

"Ahh Jiyih, kau tidak merasakan adikku sudah mengeras di bawah gesekan bokongmu."desah Si namja, Kai. Mendengar itu, Jiyeon melepas ciumannya kemudian beranjak dari pangkuan Kai.

"Kalau begitu, kita akhiri. Mungkin sebentar lagi sudah waktunya istirahat."sahut Jiyeon tenang tanpa peduli wajah Kai yg memerah menahan sesuatu dibawah sana. Namja itu meringis melirik sang adik yang mengeras disana.

"Jiyeon... aaaargh.."teriaknya prustasi. Jiyeon hanya meliriknya sebentar. "Kau selalu membuatku begini."gerutu Kai bangkit dari duduknya dan berlari ke pojok menyelesaikan hasrat yang tertinggal. Jiyeon memalingkan wajahnya dan tertawa terbahak.

"Mian, Kai kalau sampai ke tahap itu. Aku tidak bisa."katanya.

"Kau selalu menyiksaku."sahut Kai Kesal seraya menggerakkan tangannya dengan cepat dibawah sana.

Sesaat kemudian, Kai kembali ke hadapan Jiyeon dengan peluh menghiasi wajahnya yg sexy.

Jiyeon menggigit bibirnya kemudian merangkul leher Kai.
"Kenapa kita tidak pacaran saja, Kai."

"Kau ingin seperti itu?"

"Uhm. Kita sering berciuman. Apa tidak aneh rasanya."kata Jiyeon, lalu mengecup bibir Kai dengan lembut kemudian menjilatnya.

Kai mengerang, hendak meraup kembali bibir Jiyeon namun Yeoja itu menjauhkan wajahnya dan terkekeh.

"Aku suka bibirmu Kai. Tapi ada sesuatu yang menahanku untuk tidak melakukan lebih, tentang ucapanku tadi."kata Jiyeon lagi.

"Apa? Menurutku tidak. Karena kita melakukannya tanpa paksaan. Kita sama-sama menginginkannya Jiyi."sahut Kai.

Jiyeon berdecak kesal. Ia kira Kai akan bilang 'iya' dan menyutujuinya menjalin hubungan sepasang kekasih bukan hubungan tanpa status ini. Yah Jiyeon menyukai Kai. Apa itu salah.

"Waeyo?"tanya Kai Menyentil hidung Jiyeon.

"Aniya. Kajja kita ke kelas." Jiyeon berjalan duluan meninggalkan Kai dibelakang.

Smile For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang