Happier 19

16 3 2
                                    

Selamat malam semuanya, maaf aku selama ini ngilang hehe.. Tapi sekarang aku udah berniat untuk nyelesaikan cerita ini. Semoga kalian semua bisa menikmati kembali kisah Devin dan Syarla yaa..

Selamat membaca semuanya ❤
.
.

Syarla baru saja menyelesaikan pekerjaannya, hari ini rumah sakit cukup sepi dan Syarla sangat menyukai itu. Karena baginya berarti tidak banyak orang yang sakit atau mengalami kecelakaan, setidaknya di daerah nya.

"Hey, makan siang bareng yok. Ada menu baru tuh di kantin."

"Eh Angga, yaudah ay.."

"Kita makan berdua, di luar." Sanggah seseorang yang berjalan mendekati Angga dan Syarla yang masih berdiri di depan ruangan Syarla.

"Kita makan keluar, gue nggak suka makan di kantin Rumah Sakit."

"Aku ngga bisa keluar, aku dinas. Makan pun cuma izin bentar Vin."

Devin memutar bola matanya malas mendengar jawaban dari Syarla, "Yaudah di sini, tapi ber-dua."

Penekanan ber-dua itu, membuat Angga tersenyum dan mengerti akan maksud yang Devin katakan. "Yaudah, aku makan sama anak-anak yang lain ya La. Bye."

"Nggak papa Angga ikut aja,"

"Jangan maksa, kan dia mau makan sama yang lain." Devin memaksakan senyumnya kepada Angga yang masih belum pergi juga.

Mata Devin hanya diam menatap makanan di depannya, sedangkan Syarla sudah mulai makan walaupun ada rasa tidak nyaman karena sedari tadi ntah berapa pasang mata yang memperhatikan mereka berdua.

"Ayok cepet makan Vin, aku malu lama-lama di sini."

Devin tersenyum dan mengangkat tangan kanan nya, untuk diperlihatkan kepada Syarla.

"Kan bisa pake tangan kiri."

"Gue nggak bisa pake sumpit pake tangan kiri. "

"Kan ada garpu.."

"Nggak bisaa."

"Yaudah ngga usah makan," ucap Syarla malas mendengarkan alasan yang bertubi-tubi dikeluarkan oleh Devin.

Dari arah belakang Devin, Syarla melihat Luna yang sedang berjalan ke arah mereka. "Yaudah aku harus cek pasien dulu, kamu balek ke kantor lagi aja kalo nggak makan."

"Loh Devin, kamu kok nggak ngabari aku mau kesini?" tanpa disuruh Luna langsung duduk dengan manis di samping Devin tanpa mempedulikan Syarla di depannya.

"Eh Lun,"

"Loh kok makanannya nggak kamu makan, kan kamu belum sarapan apa-apa dari pagi Vin..?

"Hmmm," jawab Devin seadanya.

"Aku lupa, tangan kamu kan. Yaudah sini aku suapin yok."

Syarla yang malas mendengar dan melihat itu semua langsung berdiri dan meninggalkan Devin bersama Luna.

"Nggak usah aku udah nggak lapar kok, yaudah aku balek kantor dulu yaa. Kamu makan yang banyak," Devin tersenyum meninggalkan Luna yang wajahnya sedikit agak kecewa dengan penolakan Devin.

❤❤

"Loh bapak, katanya nggak balek kantor lagi."

"Saya nggak ada bilang seperti itu." Devin tersenyum jail menaikkan kedua Alisnya kepada sekretaris nya itu.

"Oh tuhaann, kenapa bosku jadi seperti ini. Sabar..  Sabar.. Tapi kok pak Devin bisa aneh gini ya."

Selesai melaksanakan semua pekerjaan nya, Devin langsung menuju tempat pertemuan nya dengan Eki dan Alan. Tempat di mana mereka biasanya nongrong dari zaman SMA.

HAPPIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang