Happier 18

31 7 0
                                    

Selamat membaca semuanya ❤
.
.

Senyuman yang sudah lama hilang itu sangat terpancar dari wajahnya tatkala menatap bucket bunga yang besar di tangannya. Rasa tak sabar ingin bertemu dengan sahabat sedari kecilnya itu menghilangkan rasa takut Syarla kepada apa yang dialaminya semalam.

"Laa, udah lama nunggu ya?"

"Eh tante, nggak kok. Baru sekitar 20 menit aku di sini," ucap Syarla yang kaget dengan kedatangan Mama Eki dan Papa Eki. Tak lupa Syarla menyalami kedua tangan orangtua Eki dengan senyumnya yang ramah.

"Om kira kamu nggak datang, sibuk di Rumah Sakit Laa."

"Hmm nggak kok om, nanti aku dinas nya malam jadi bisa jemput Eki. Lagian aku udah kangen banget sama Eki hehe."

"Duh sayang, rasanya tante pengen punya mantu kayak kamu liat perhatian kamu ke Eki gini," ucap mama Eki mengelus lengan Syarla.

"Hahaha mama nih bisa aja, coba saja minta sama Abiyan siapa tau di bolehkan."

Mereka bertiga tertawa dengan candaan ringan yang mereka lontarkan.

"Apa mereka juga nggak tau yaa, kayak Eki."

Hampir setengah jam menunggu, akhirnya orang yang ditunggu itu datang. Tak hanya Eki di sana juga ada Alan yang sudah bersama keluarga nya terlebih dahulu. Senyum bercampur haru pun tergambar di wajah mama Eki dan Syarla. Maklum perempuan tidak bisa menyembunyikan perasaannya.

"Laah kok pada mau nangis gini sih, orang aku pulang dengan sehat selamat sentosa gini."

Eki memeluk kedua orangtuanya dengan sangat senang, walaupun bulan lalu mereka sudah berjumpa saat wisuda Eki namun rasa rindu itu masih saja ada tak akan pernah hilang.

"Nih juga cemen loh ah, yok sini yokk duuhh kangen sama ni bayik gedek."

"Hiks.. Hiks.. Ekii.. Lala kangen."

"Duuh bayik gedek ku ini, dah dah kan udah jumpa."

Eki mengelus lembut punggung Syarla dengan penuh sayang, begitu juga mama Eki yang mengelus rambut Syarla semabri menenangkan.

"Duh nggak jadi sarapan kita nanti nih, kalo masih peluk-pelukan gini Mah," ucap papa Eki tersenyum melihat tingkah Eki dan Lala.

"Yaudah nanti di rumah kita sambung lagi ya, sekarang kita pulang dulu mama udah masak banyak."

❤❤

"Lun... Kamu liat Syarla nggak?"

Luna mengerutkan kening nya menatap Devin yang terlihat bingung mencari keberadaan Syarla yang tak dilihatnya sejak tadi. "Yaa mana aku tau Vin, palingan pergi sama dokter yang di bangsal aku tu. Mereka keseringan berdua aku lihat."

"Siapa? Angga? Atau siapa?"

"Aku nggak tau namanya Vin, udah ah dia kan udah besar juga, nggak bakal ilang," jawab Luna dengan nada suara yang tidak suka.

"Yaudah aku ke kantor dulu," ucap Devin meninggalkan Luna yang baru saja selesai mengoleskan selai ke roti Devin.

"Iihh, kenapa sih dia terus..!"

Luna yang jengkel melempar roti itu dengan kesal ke dalam piring, hal itu tak lepas dari perhatian Hanif yang sudah siap hendak ke kantor juga.

"Loh ini anak gadis kenapa kesal-kesal sih"

"Eh om maafin Luna, loh kok om udah mau ke kantor sih. Kan belum pulih kali"

"Om nggak percaya kalau Devin sendiri yang mengurus semuanya, dia masih belajar juga. Udah yok berangkat kan mau ke kantor juga mau ambil berkas untuk pengganti om Evan"

HAPPIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang