Happier 14

46 14 16
                                    

Selamat membaca semuanya ❤
.
.

"Memulai babak baru dengan sesuatu yang berbeda"

~•~

"Mbak udahlah, jangan dipaksakan juga lagi untuk bekerja. Ingat kondisi mbak Adira udah mulai parah."

"Aku juga dokter Van, aku tau kondisi aku bagaimana. Jadi kamu ngga usah khawatir," ucap Adira santai menjawab perkataan adik ipar nya itu.

"Mbak, aku mohon demi mas Hanif. Aku sudah cukup lelah menutupi rahasia ini selama kurang lebih dua tahun ini mbak. Aku merasa bersalah terhadap mas Hanif dan juga Devin." Evan memijit pelipisnya yang sudah tidak tau lagi harus bagaimana menyikapi sifat Adira yang keras kepala.

"Mbak mohon sama kamu, mbak ngga papa kok. Yaudah mbak ada jadwal operasi sebentar lagi, mbak permisi dulu ya."
Adira tersenyum sambil menepuk pelan bahu Evan, dan keluar meninggalkan ruangan Evan.

Evan terlihat frustrasi ditinggalkan oleh kakak ipar nya itu, bagaimana tidak penyakit gagal jantung yang diderita Adira masih saja tetap dia rahasiakan dari kakak nya dan juga Devin.

❤❤

Syarla masih berlari di koridor Rumah sakit dengan air matanya yang terus jatuh. Baru saja dia mendapat kabar kalau Adira dalam masa kritis karena tiba-tiba pingsan setelah melakukan operasi. Bagaimana tidak Syarla sudah menganggap Adira seperti ibu kandung nya sendiri, karena Adira sangat menyayanginya.

"Dokter Evan, tante Adira kenapa bisa sampai seperti ini? Padahal tadi di ruang operasi tante Adira ngga papa," tanya Syarla yang duduk di samping Adira yang tertidur lemas dengan alat-alat medis yang yang melekat di tubuhnya.

"Mbak Adira cuma kelelahan saja, kamu tenang aja," jawab Evan yang duduk menopang kepalanya di sofa.

"Apa dokter sudah kabari om hanif sama devin? Atau perlu aku kabari?"

"Mas Hanif sedang berada di Singapura, dia tidak bisa dihubungi sampai sekarang. Devin lagi jalan kesini. Kamu tenang aja, semuanya akan kembali baik." Hanif berdiri di samping Syarla dan mengelus bahu syarla.

Braakkk..
Suara pintu ruangan Adira terbuka dengan keras, nampak sosok Devin yang berlari ke arah Adira dengan wajah dan tampilan yang cukup kacau.

"Maa, mama kenapa bisa seperti ini om, kenapa om?" tanya Devin kepada Evan sambil menggenggam tangan Adira dengan air mata yang sudah jatuh.

Evan hanya terdiam menatap Adira tanpa mau menjawab pertanyaan Devin. Selang beberapa menit setelah Devin datang Adira membuka matanya dan melihat putra nya itu masih menggenggam erat tangannya.

"Sayangg.. " panggil Adira lirih,

"Maa, mama kenapa. Kenapa tiba-tiba seperti ini?" tanya Devin lembut sambil menatap mamanya sambil berkaca-kaca.

"Kamu nikah yaa sekarang sama Lala, demi mama." Adira sudah tak dapat menahan tangisnya, melihat wajah putra nya itu.

"Tapi mama kenapaa, cerita dulu sama Devin. Om mama kenapaa?"

Evan menatap Adira, dan Adira mengangguk. Pertanda Evan boleh menceritakan semuanya kepada Devin.

"Mama kamu kena gagal jantung, sudah hampir 2 tahun ini."

Syarla yang berada di ruangan itu tak kalah kaget dengan Devin mendengar ucapan Evan. Syarla menatap Devin dan dia tau Devin sangat hancur mendengar kabar itu.

"Kamu mau kan La, mempercepat pernikahan kalian. Mama mohon, sama kalian." Adira menatap Syarla bergantian dengan Devin.

Syarla hanya diam bercampur kaget mendengar permintaan dari mama Devin, dia hanya menatap Devin yang berada tepat di depannya. Tidak mungkin dia mengiyakan. Nanti kalau Devin tidak mau bagaimana bisa, itu akan terjadi.

HAPPIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang