6

509 59 1
                                    

Mereka terlalu asik sampai melupakan anjing di pangkuan Ryujin. Anjing itu nampak menggonggong pada Yuna, Yuna pun hanya menatapnya seperti menyuruh untuk diam.

Setelah itu Anjing itu diam tak bergeming.

"Itu anjing nya mau kamu kemanain?"

"Mau gue lepas, kenapa?"

"Pelihara aja deh kakk, nanti aku bantu rawat dehh"

"Eh? yaudah deh"

Ryujin menatap lututnya lalu kembali menatap Yuna.

"Ikut gue makan yuk ke cafe disitu" Ajak Ryujin.

"Ayo, tapi jangan disitu, kita makan di taman deket sini aja"

"Ha? bungkus gitu?"

"Iyaa, mending beli sandwich atau roti gitu"

"Yaudah gue beli sandwich aja, tadi rencananya juga mau beli sandwich sih, lagi diet soalnya"

"Udah kurus gini kenapa diet"

"Gapapa"

--

Sekarang Ryujin dan Yuna sedang duduk di sebuah taman yang sepi. Ini bukan taman hotel lagi, taman disini penuh bunga yang indah, namun sepi. Mereka duduk di salah satu bangku.

Yuna memakan roti nya dengan lahap. "Enak?"

"Enakk, udah lama ga makan ini"

"Oh ya?" Jawab Ryujin sambil memakan rotinya dengan tenang.

"Ga lama juga si, sekitar sebulan lalu, habisnya sekarang orang kalo ngasih makan aneh aneh" Ryujin mengernyitkan keningnya.

"Iya kaya dup-" Yuna terpotong karna tiba tiba ada telepon.

"Ah sebentar" Ryujin menjauh dan di balas anggukan oleh Yuna.

Ga lama Ryujin balik duduk di sebelah Yuna. "Siapa?"

"Gapapa, temen gue nitip makanan"

"Ohhh" Yuna memainkan kakinya lalu berucap.

"Boleh engga aku meluk kakak?" Ryujin menghentikan makannya.

"E-eh? kenapa?"

Yuna menundukkan kepalanya merutuki dirinya sendiri meminta hal itu.

"Boleh kok" Ryujin merentangkan tangannya memberi jalan untuk Yuna ke pelukannya.

Grepp

Yuna berlari kecil menabrakkan tubuh mereka hingga Ryujin sedikit memundurkan langkahnya.

"Selow mbakk"

Yuna terlihat menyembunyikan wajahnya di dada triplek Ryujin, dan Ryujin hanya bisa menepuk nepuk punggungnya seperti anak kecil.

Setelah sekita semenit mereka berpelukan, Yuna melepaskan pelukan itu. "Makasih ya kak, sana balik"

Yuna tersenyum lalu membalikkan badannya untuk pergi. "Eh woii, mau kemana" Ryujin berteriak namun Yuna seolah pergi jauh dan menghilang dari pandangannya.

"Dia tadi ngerasain jantung gue ga ya? semoga engga. malu banget njemm soalnya dia ga kaya deg deg an, malah kaya gaada detak jantungnya. HUSH" Ryujin mengoceh sendiri sambil berjalan untuk pulang dan membelikan Chae makanan.

---

Yogyakarta. Sejujurnya Ryujin tidak terlalu menyukai kota ini, bukan karena vibes atau keadaannya. Tapi kota ini menyimpan kenangan tersendiri bagi Ryujin.

FLASHBACK ON

Ryujin 10 tahun sedang bermain bersama ayahnya sekarang. Mereka bermain lempar tangkap bola di taman dekat rumah.

Karena merasa hari mulai gelap, aah Ryujin mengajak Ryujin untuk pulang. "Ryujin, ayo kita pulang. besok kita main lagi ya? sekarang mama pasti udah masak buat kita"

"Janji ya yahh, besok kita main lagi" Ryujin menyodorkan kelingkingnya pada ayahnya, lalu ayahnya membalasnya.

"Janji dong, ayah bakal selalu ada waktu buat kamu" Lalu ayah Ryujin menggendong Ryujin di pundaknya sembari bermain kapal terbang.

Klekk

"Mah, kita pul-" Ketika membuka pintu, ayah tertegun melihat mama Ryujin tengah berciuman dengan lelaki lain. Ryujin yang melihat itu langsung bersembunyi di balik punggung ayahnya.

Namun ayahnya runtuh, ia terjatuh ke lantai sembari memegang dada nya.

"AYAHHH" Teriak Ryujin kecil.

Mama Ryujin hanya memperhatikan mereka dengan tetap memegang tangan lelaki itu seolah tak ada niat membantu.

Tak lama ayah Ryujin pingsan dan meninggal saat perjalanan ke rumah sakit.

Ryujin kecil sedang menangisi ayahnya sambil memeluk nisan nya saat itu, lalu mama ryujin dan lelaki itu menghampirinya.

"Tenang Ryu, kamu bakal punya papa baru"

***
VOTE YAA

OH MY GHOST [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang