Rangga menghela napas, untuk membuang kekesalannya. Kepalanya menggeleng perlahan dengan bibir tersenyum kecut.
"Sebenarnya siapa yang bertingkah?" tukas Pendekar Rajawali Sakti, kalem. "Bukankah kau yang menghentikan langkahku?"
"Kurang ajar!"
Bukan main geramnya si Capung Hitam mendengar pemuda itu meremehkannya. Demikian pula halnya yang lain. Mereka ingin segera menggasak pemuda berbaju rompi putih ini. Namun sebelum seorang pun ada yang bergerak....
"Capung Hitam! Biarkan aku bicara dengannya...." Terdengar suara dari dalam tandu. Tentu saja, dia tak lain dari Pemimpin Pesanggrahan Kembang Melati.
"Tapi, Ketua...."
"Sudahlah. Tak apa. Aku bisa menanganinya," potong Pemimpin Pesanggrahan Kembang Melati. "Turunkan tandu!"
Begitu tandu diletakkan di tanah perlahan, tirai tersibak. Dari dalamnya, keluar satu sosok berpakaian dan berjubah hitam. Kepalanya tertutup kain hitam pula. Pendekar Rajawali Sakti menatap tajam sosok tubuh ramping berpakaian serba hitam dan berambut panjang melewati pinggang ini. Rangga sulit mengenali karena yang terlihat hanya dua bola matanya yang memancar penuh kekuatan sihir dari dua buah bolongan kecil di kain hitam itu.
"Hmm! Sorot matanya mengandung daya sihir. Aku mesti hati-hati...," gumam Rangga ketika mata hatinya yang tajam menembus dua bola mata sosok di depannya. Dia seperti melihat cahaya terang yang menyilaukan. Saat itu juga Rangga mengerahkan kekuatan tenaga batinnya.
"Kisanak! Kalau boleh aku mengetahui, apa urusanmu dengan si Sangkaran ini?" tanya sosok ramping berbaju serba hitam yang dikenal pula sebagai Pemimpin Pesanggrahan Kembang Melati.
"Ini urusan pribadi," sahut Rangga berdusta.
"Urusan pribadi? Hmm.... Kalau demikian, hampir sama denganku. Hanya saja aku menginginkannya untuk kawanku. Dan kalau tak salah, dia pernah cerita banyak tentangmu...."
"Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan. Tapi kalau kau coba membujuk ku untuk meminta si Sangkaran, lupakanlah! Aku tidak akan memberikannya padamu!"
"Begitukah? Bukankah kau Pendekar Rajawali Sakti? Dan..., kata Malini kau pernah berjanji untuk meringkus dan menyerahkan si Sangkaran padanya...."
"Malini? Kau kenal dengannya?"
Wajah Rangga berubah mendengar nama itu disebutkan (Tentang Malini dapat diikuti dalam episode Memburu Rajawali)
"Dia sahabat terbaikku. Dan tahukah kau, bahwa keinginanku menangkap si Sangkaran adalah karena permintaannya. Bukankah tujuanmu pun begitu?"
"Ya, memang...."
"Kalau begitu kau boleh menyerahkan Sangkaran padaku. Dan nanti pasti akan kuberikan pada Malini."
Hampir saja Rangga memberikannya. Karena dengan begitu urusannya selesai. Dia bisa melanjutkan petualangannya. Tapi..., Pendekar Rajawali Sakti merasa tak kenal dengan sosok bertopeng ini. Meski mengaku kawan Malini, namun tanpa melihat langsung sulit baginya untuk percaya. Lagi bila dia mesti yakin kalau Adipati Sangkaran harus sampai ke tangan Malini.
"Maaf, aku tak bisa menyerahkannya padamu" tandas Rangga.
"Apakah kau tak percaya?" tukas Pemimpin Pesanggrahan Kembang Melati.
"Kenapa aku mesti percaya padamu? Kenal denganmu saja belum. Bahkan meski bertemu seperti ini, toh aku tak tahu wajahmu. Mungkin saja kau kawannya. Tapi soal si Sangkaran ini sangat penting. Karena aku telah berjanji padanya. Dan itu harus sampai ke tangannya."
Pemimpin Pesanggrahan Kembang Melati mengeluarkan suara kecil, bersamaan dengan hela nafasnya. "Luar biasa! Dalam dunia yang semakin kacau, ternyata masih ada orang-orang yang berjiwa sepertimu!" puji wanita bertopeng itu. "Kuhargai sikapmu, Pendekar Rajawali Sakti. Dan tentu saja aku tak memaksamu. Aku hanya ingin menawarkan sesuatu. Dan mudah-mudahan, kau tak menolaknya."
"Apa itu?" tanya Rangga, dengan kening berkerut.
"Mampirlah ke tempat kami," ajak wanita bertopeng ini.
"Maaf, aku tak punya kepentingan dengan kalian. Lagi pula aku mesti buru-buru," tolak Rangga halus.
"Sayang sekali.... Bukankah kau ingin menyerahkan si Sangkaran pada Malini?"
"Hm, ya...."
"Kalau begitu, aku tak salah menawarkan padamu. Karena Malini tengah menunggu ditempat kami."
Rangga tersenyum.
"Jangan coba mengakaliku...!"
"Kenapa aku mesti mencari penyakit dengan mengakali Pendekar Rajawali Sakti?"
Rangga terdiam. Dahinya agak berkerut. Otaknya berpikir untuk coba mempertimbangkan tawaran Pemimpin Pesanggrahan Kembang Melati.
"Baiklah...!" desah Rangga, akhirnya.
"Hm, aku tahu. Kau pasti telah memperhitungkan baik dan buruknya. Tapi percayalah. Aku sama sekali tak bermaksud buruk padamu," tandas wanita itu.
"Kupegang kata-katamu. Dan bila kau berdusta, jangan harap bisa mendapatkan si Sangkaran, kata Rangga kalem tapi tegas.
"Kalau begitu, mari kita berangkat."
"Jalanlah lebih dulu. Biar aku mengikuti dari belakang," sahut Pendekar Rajawali Sakti.
KAMU SEDANG MEMBACA
210. Pendekar Rajawali Sakti : Misteri Wanita Bertopeng
AksiSerial ke 210. Cerita ini diambil dari Serial Silat Pendekar Rajawali Sakti karya Teguh S. Dengan tokoh protagonis Rangga Pati Permadi yang dikenal dengan Pendekar Rajawali Sakti.