Bellova Agency - New york, Amerika Serikat
09.45 A.MTerlihat seorang sedang melakukan beberapa pose. Di depannya tak jauh sang fotografer pun tak kalah sibuk mengabadikan setiap gerakan yang di lakukan sang model.
"Oke ... Bagus!"
"Angkat dagu mu sedikit lebih ke atas! Ya seperti itu ...."
"Oke, pemotretan kali ini selesai! Terima kasih, Zoya. Kau memang tak perlu di ragukan lagi!"
Zoya tersenyum mendengar pujian tersebut. Memang bukan hanya kali ini saja, menjadi model terkenal dari salah satu agensi terbaik menjadikan pujian seperti itu hampir setiap hari Zoya dengar.
Zoya melangkahkan kaki jenjangnya keluar dari studio pemotretan. Tubuhnya benar-benar lelah. Zoya harus menyelesaikan beberapa kontrak sebelum hari pernikahannya tiba—satu minggu lagi. Setelah pernikahannya, Zoya tidak ingin langsung berurusan dengan tetek bengek pekerjaan. Zoya ingin menikmati bulan madunya bersama sang suami—setidaknya dalam satu minggu.
Zoya mengambil minuman yang di sediakan di ruangan khusus miliknya. Di ambilnya ponsel dan tidak mendapati satu panggilan pun dari Ben—tunangannya. Tidak biasanya. Biasanya tunangannya itu akan sibuk menghubunginya kapanpun dan di manapun. Apakah mode posesif Ben berkurang menjelang pernikahan?
Tidak mau ambil pusing, Zoya berinisiatif menghubungi Ben lebih dulu. Tidak diangkat. Zoya bukanlah tipikal orang yang menuntut untuk selalu diberi kabar. Apalagi di tengah bisnis Ben yang semakin hari semakin berkembang.
Mungkin masih sibuk.
Zoya melangkah keluar. Hari ini jadwal fitting terakhir gaun pernikahannya. Semalam pihak butik menghubungi Zoya dan memintanya untuk datang.
"Zoya, apa kau melihat Natalie?" tanya salah seorang kru pemotretan.
"Tidak! Aku bahkan belum melihatnya dari kemarin."
"Hari ini jadwal pemotretannya dengan salah satu brand. Dia bahkan sudah terlambat dua puluh menit. Sungguh tidak profesional," gerutu si kru sebelum berpamitan dan pergi.
Zoya hanya menaikkan bahu. Zoya sering mendengar ketidak profesionalan Natalie. Sebagai teman, Zoya bahkan sering mengingatkan Natalie untuk tidak seperti itu. Bagaimana orang-orang akan terkesan dan memilih kita lagi sebagai model jika baru pertama kali bekerja sama saja sudah terlambat. Bagi Zoya first impression itu sangatlah penting.
•••••
Zoya memasuki mobilnya. Fitting gaun pernikahannya sudah selesai. Tidak ada hal besar yang harus diubah lagi dari gaun pernikahannya. Gaun itu sudah sempurna di mata Zoya, sesuai dengan gaun impiannya. Gaun itu akan diantarkan langsung ke hotel tempat resepsi pernikahannya.
Zoya mengambil ponsel di dalam handbag. Ben masih belum menghubungi sama sekali. Zoya menghela napasnya, beberapa minggu terakhir ini mereka memang jarang bertemu. Pekerjaan yang harus di selesaikan sebelum pernikahan mereka pun banyak menyita waktu.
Zoya melirik arlojinya sekilas. Sepertinya makan siang bersama bukanlah ide yang buruk. Menghidupkan mesin mobilnya, Zoya menjalankan mobil menuju perusahaan Ben.
Butuh waktu tiga puluh menit bagi Zoya untuk sampai ke perusahaan Ben. Perusahaan yang bergerak di bidang asuransi yang di bangun oleh Ben dalam tujuh tahun terakhir ini semakin berkembang.
Sapaan mulai terdengar saat Zoya melangkahkan kakinya memasuki gedung. Zoya memang cukup sering datang ke perusahaan Ben—saat hari libur atau memiliki waktu seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
DAYS AFTER
RomanceHubungan asmara yang sudah terjalin lama tidak menjamin hubungan akan langgeng! Zoya tidak mempercayai itu, tapi justru Ben membuktikannya. *** Lazoia Philana Mahatma memutuskan hubungannya dengan Ben satu minggu sebelum pernikahan mereka. Berbekal...