Days After || 05

23 8 9
                                    

Pagi ini setelah sarapan, Zoya menemani Jeanne ke butik miliknya. Lokasi butik milik Jeanne berada di pusat kota. Yang di mana menjadi salah satu pusat perbelanjaan di kota ini.

Zoya turun dari mobil yang di kendarai Jeanne. Mengedarkan pandangannya mengamati sekitar, tak salah kalau Bahnhofstrasse di sebut-sebut sebagai surganya pecinta belanja.

Berbagai butik dari merek terkenal, toko-toko perhiasan serta arloji tersebar di sepanjang jalanan Bahnhofstrasse.

Zoya pernah mendengar jalanan ini, hanya saja belum pernah mengunjunginya. Saat ke Swiss waktu itu, ia tidak memiliki banyak waktu untuk berjalan-jalan.

Zoya mengikuti langkah Jeanne masuk. Gedung berlantai empat milik Jeanne ini berdesain klasik. Tidak berbeda jauh dengan gedung di sekitaran. Bahkan bisa di sebut hampir mirip.

"Semua pakaian di sini, kau yang mendesain?" tanya Zoya saat matanya menangkap deretan pakaian yang terpajang rapi.

"Tidak semua! Untuk pakaian ready to wear aku juga menerima desain dari orang lain. Beberapa ada dari karyawan magang di sini yang bisa mendesain tapi tidak memiliki biaya yang cukup untuk merubahnya menjadi pakaian. Aku membantu mereka untuk membuat sketsanya menjadi nyata."

"Kau membeli desain mereka?"

"Kenapa tidak? desain mereka bagus, mengikuti tren fashion. Meskipun aku membeli, aku tidak mengklaim kalau aku yang desain."

"Zoya, kau mau menunggu di sini atau ke ruanganku saja? Aku harus memberikan sedikit pengarahan lebih dulu," jelas Jeanne saat di lihatnya para karyawannya telah berkumpul.

Jeanne memang selalu menyempatkan untuk memberikan pengarahan terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan. Tujuannya untuk mengevaluasi poin-poin penting dan membangun kekompakan antar tim.

"Ruanganku ada di lantai tiga," balas Jeanne saat Zoya bertanya di mana ruangannya berada.

•••••

Saat ini Zoya dan Jeanne sedang menunggu pesanan mereka. Kafe yang dipilihkan Jeanne ini tidak terlalu jauh dari butik.

Tidak banyak yang Zoya lakukan di butik tadi. Melihat koleksi desain terbaru milik Jeanne yang belum di luncurkan dan menunggu Jeanne selesai berdiskusi dengan klien yang meminta jasanya untuk membuat gaun pernikahan.

"Apa mantan tunanganmu itu masih mengganggu mu?" tanya Jeanne. Bukan maksud terlalu ingin tahu, Jeanne tahu maksud Zoya ke Swiss tidak hanya untuk berlibur.

"Ya! Entah apa maksudnya. Setelah mengkhianatiku dia bertingkah seakan-akan takut kehilanganku," balas Zoya. Sedikit mengingat tentang kelakuan Ben akhir-akhir ini yang membuatnya muak.

"Tipe pria manipulatif?" Dulu sebelum dengan Victor, Jeanne juga pernah menjalin hubungan dengan pria yang  toxic.

"Seingatku dia tidak seperti itu dulu."

Jeanne tertawa. "Dia memang seperti itu. Hanya saja dia belum membuka seluruh topengnya di depanmu."

"Jadi kau tidak memberikan pembalasan padanya?" Jeanne mendengus saat di lihatnya Zoya menggeleng. "Seharusnya kau membalasnya, Zoya! Minimal kau melakukan seperti yang dia lakukan."

"Maksudmu aku harus bercinta dengan pria lain?"

"Kenapa tidak? Wait ... jangan bilang kau tidak pernah melakukannya?" tanya Jeanne kaget.

DAYS AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang