LØCO; XI

4.3K 520 22
                                    

Bunyi jam weker yang tak biasa Naruto dengar berkumandang. Membangunkan Naruto dari acara tidur pulas-nya.

Naruto membuka mata perlahan, lalu tangan-nya terulur mematikan jam weker di nakas.

Jam lima lewat tiga puluh menit.

Naruto kembali memeluk guling erat. Guling memang paling asik dipeluk, seperti nama grup chat-nya dengan kedua teman idiot-nya.

Eh, tunggu sebentar.

Dahi Naruto berkerut dalam tidurnya.

Sejak kapan dirinya punya jam weker?

Apakah Mama Kushina menukar tambah Om Nagato dengan sebiji jam weker?

"HAH?!" Naruto yang menyadari sesuatu langsung terlonjak duduk.

Kedua mata Naruto terbuka lebar. Kantuknya seketika hilang, saat menyadari di mana dirinya berada saat ini.

Naruto mengusap wajahnya kasar, lalu bergegas turun dari atas kasur king size.

'Klik!'

Naruto membuka kunci pintu kamar, kemudian kepalanya menyembul, mengamati keadaan di luar.

"Yaampun, Teme!"

Naruto berjalan ke ruang tengah, menghampiri Sasuke yang tertidur di sofa.

Kasihan sekali titisan dedemit satu ini. Kaki panjangnya menekuk, sebab tak muat tidur di sofa.

Naruto berjongkok di hadapan Sasuke yang masih tertidur. Lalu, sepasang telinga Naruto mendengar bunyi gigi Sasuke yang bergemelatuk.

Sasuke kedinginan!

Segera saja Naruto menempelkan punggung tangan-nya pada kening Sasuke.

"Sa-sasuke.." Gagap Naruto yang merasa bersalah.

Sasuke demam tinggi. Karena Naruto mengunci kamar, dan membiarkan Sasuke tidur di ruang tengah dengan suhu AC 16ºc.

Astaga, remot AC ruang tengah ada di nakas kamarnya.

Kasihan sekali Sasuke menahan dingin hingga pagi.

Bahkan, Sasuke tertidur mengenakan celana jeans panjang, dan kemeja lengan pendek.

Sebab, lemari pakaian Sasuke juga berada di dalam kamar yang Naruto kunci.

Naruto bergegas bangun, dan berjalan masuk ke dalam kamar.

Lalu, Naruto kembali ke ruang tengah dengan membawa selimut, serta remot AC.

Naruto menyelimuti Sasuke, kemudian mematikan AC.

Jika saja Sasuke tak bongsor, Naruto pasti sudah menggotong Sasuke ke kamar.

• • •

Kedua kaki Naruto melangkah di jalanan pagi.

Kepala Naruto sesekali menengok ke sisi kanan, dan kiri jalan.

Mencari keberadaan apotek terdekat, yang menurut satpam apartemen berjarak kisaran lima ratus meter.

"Ah, itu!" Girang Naruto saat matanya menemukan apotek dekat persimpangan jalan.

Naruto melangkah terburu memasuki apotek.

'Klek!'

"Selamat pagi!" Sapa apoteker wanita saat melihat Naruto membuka pintu.

"Pagi, ada obat penurun demam sama termometer?"

Loco [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang