LØCO; XIII

4.7K 504 24
                                    

Seharusnya Naruto tahu, membuat perjanjian dengan titisan dedemit tak akan menguntungkannya.

'Bermain' dengan Sasuke selama berjam-jam di atas sofa tentu membuat pinggang, dan bagian bawah-nya nyeri bukan kepalang.

Tak usah muluk-muluk candle light dinner, untuk bangkit duduk, dan berjalan saja Naruto nyaris tak mampu.

Hingga kemarin lusa, terpaksa Naruto kembali izin dua hari tak bersekolah.

Untungnya di hari ketiga ini Naruto sudah dapat bergerak normal lagi.

Dan di pagi ini, Naruto mematut dirinya di depan cermin sembari mengoleskan concealer pada area lehernya.

Merasa bekas kissmark Sasuke sudah tersamarkan sempurna, Naruto meletakan concealer di atas nakas, kemudian mengambil dasi, dan memakainya.

Tak lupa, Naruto pun memasang name tag.

'Klek!'

"Udah belum?"

"Ck! Udah!"

Naruto merengut, lalu mengambil tas miliknya yang semula tergeletak di atas kasur.

Sumpah Sasuke adalah orang paling tidak sabaran yang pernah Naruto kenal.

Baru lima belas menit dirinya bercermin, Sasuke sudah tiga bolak-balik mengecek ke dalam kamar.

• • •

Suasana di dalam mobil cukup hening. Naruto melengos, dan lebih memilih melihat ke luar jendela, ketimbang mengajak ngobrol, atau melihat wajah Sasuke yang sedang menyetir.

"Dobe!" Panggil suara berat Sasuke.

"Apa?!"

"Mau turun di mana?"

"Di hati mu!"

Tak ada niat Naruto menggombali, toh Naruto juga berucap dengan nada kelewat ketus.

Tapi, Naruto berani bersumpah melihat senyum tipis yang terpatri di bibir Sasuke.

"Gak usah senyum-senyum titisan dedemit!"

"Yang senyum gw, kenapa lo yang repot?" Cuek Sasuke berucap dengan begitu enteng.

"Ah, nyebelin banget! Turunin di halte deket sekolah!"

"Kalau gw gak mau gimana?"

"Jangan cari perkara Sasuke, masih pagi!"

'Ckit!'

'Duk!'

"Aw!" Naruto meringis, sembari mengusap-usap dahi-nya yang terantuk dashboard.

"BISA NYETIR GAK SIH?!" Sewot Naruto, dengan mata melotot galak.

Sasuke mendengus, "Kalau gw gak bisa nyetir, lo pikir gw dari tadi ngapain? Main kartu remi?"

"Brengsek lo titisan dedemit!"

"Udah gak usah marah-marah, sana turun!" Usir Sasuke.

Naruto melirik ke arah luar jendela.

Rupanya sudah sampai di halte dekat sekolah.

Jadi ini alasan Sasuke mengerem mendadak?

"Huft!" Naruto menghembuskan nafas perlahan, mencoba meredakan emosi-nya yang sempat naik.

Loco [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang