LØCO ; XXIX

3.1K 334 49
                                    

Nafas Naruto terengah setelah bolak-balik mencari keberadaan Sasuke dari mulai perpustakaan, ruang osis, sampai bilik-bilik toilet di sekolah.

Ini sudah tiga hari sejak acara truth or dare berujung petaka. Sudah tiga hari juga Sasuke marah dan mendiamkan Naruto.

Kalau ditanya apa penyebab Sasuke marah ya sudah pasti jawabannya adalah Naruto.

Sasuke marah sebab Naruto bilang mereka terpaksa bertunangan karena wasiat dari kakek masing-masing. Sebenarnya jawaban ini memang benar adanya, ya tapi urusan hati lain lagi persoalannya.

Sasuke merasa kebersamaannya tidak dianggap Naruto, dan perasaannya tidak dihargai Naruto. Dari pada makan gengsi ya lebih baik makan cinta. Mereka memang awalnya bertunangan karena terpaksa. Tapi seiring dengan berjalannya waktu kan mereka suka cita bersama.

Lain Sasuke lain juga Naruto.

"Gw bilang tunangan sama Sasuke karena wasiat dari kakek masing-masing kan memang benar adanya. Kalau gw bilang Sasuke tukang kebun gw baru salah. Kenapa sih perkara begini doang jadi panjang? Nggak capek apa ribut terus?" Gerutu Naruto saat menaiki tangga lab komputer. Bagi Naruto, Sasuke berlebihan, sensitif seperti orang menstruasi.

Di pertengahan anak tangga, telinga Naruto mendengar suara ribut-ribut anak perempuan. Di jam istirahat seperti ini tumben sekali ada ribut-ribut di sekitar lab komputer. Biasanya area kantin yang ribut.

"Ini rombongan ibu-ibu mau manasik haji apa mau ngocok arisan? Ribut bener!" Naruto melanjutkan langkah kakinya tergesa karena penasaran.

Sampai di depan lab komputer, biji mata Naruto memicing melihat Sasuke dan Neji dikerubungi murid-murid perempuan yang tadi dikatainya ibu-ibu manasik haji.

"Ada apa ini?" Tanya Naruto tak digubris.

Tak habis akal, Naruto menarik lengan murid perempuan berambut panjang keluar dari kerumunan.

"Lagi ada pembagian sembako?" Tanya Naruto.

"Hahaha.. bukan!" Yuki si murid perempuan itu tertawa garing.

"Lagi ada pembagian formulir study tour gratis." Ucap Yuki.

Dahi Naruto mengernyit bingung. "Dalam rangka apaan?"

"Dalam rangka ulang tahun sekolah. Ih! Masa nggak tau?"

Naruto menggeleng. "Kapan diumuminnya?"

"Tadi pagi.. habis jam pelajaran pertama."

"Ooh.." Naruto membulatkan mulutnya. Pantas saja tidak tahu.. habis jam pelajaran pertama kan Naruto molor alias ngebo di kelas.

"Itu gratis masuk ke tempat wisata doang atau gratis.. tis.. tis..?"

"Gratis tiket bus pulang-pergi, gratis biaya nginep di hotel, gratis makan, gratis.. tis.. tis.. pokoknya!" Jelas Yuki bersemangat.

"Wah! Gw harus ikut ini!" Naruto ikut bersemangat. Ya orang di belahan bumi mana sih yang tidak suka gratisan? Kecuali kreji ric ya mungkin tidak suka yang gratisan karena sudah kebanyakan duit.

"KAK SASUKE YANG GANTENG.. MAU DONG FORMULIRNYA.."

"AAA.. SASUKE.. KALAU TIDAK MAU MEMBERI AKU HATI MU YA TOLONG BERI AKU FORMULIR GRATISNYA AJA.."

"SASUKE GANTENG.. LO TAMBAH GANTENG KALAU MAU KASIH GUE FORMULIR."

Berisik banget ini lautan wanita yang mengerubungi Sasuke dan Neji. Semakin anarkis dan tidak terkontrol gara-gara rebutan formulir.

Bukan cuma rebutan formulir sebenarnya. Banyak diantara mereka yang sengaja nyenggol dan modusin Sasuke, si ganteng yang biasanya dingin tak tersentuh seperti dementor.

Loco [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang