3. Foto

22 5 49
                                    

"Jadi, ternyata pak Zero itu temennya bang Erick?" Ucapan terkejut terlontar dari Jeje.

Timi mengangguk meyakinkan, "iya, beneran." Ujarnya.

Timi telah menceritakan tentang kemarin kepada teman temannya. Ia juga menceritakan bagaimana pertemuan nya dengan pak Zero setelah pulang sekolah kemarin. Ternyata, pak Zero memang teman dekat abang Erick, abang-nya Timi. Maksud dari bang Erick yang menyuruh Timi pulang dengan Zero sebenarnya hanya alasan saja. Abangnya tidak mau menjemputnya ke sekolah. Papi dan mami mereka akan berangkat ke luar negeri kemarin, mangkanya maksud abangnya Timi langsung datang saja ke bandara setelah pulang sekolah. Tapi ternyata rencananya batal, karena rapat guru. Timi jadi pulang bersama Jeje, dan pak Zero pulang terlambat. Alhasil Timi memarahi abangnya, dia baru pulang. Lalu sekarang, papi dan maminya mau pergi ke luar negeri. Ia juga sempat merengek ke papinya untuk ikut ke luar negeri tetapi papi dan maminya menolak. Akhirnya mereka tetap berangkat sore hari nya.

"Dunia emang se-sempit itu sih" ujar Rania setelah mendengar cerita Timi.

"Iya, contohnya kayak lo sama cowok lo" sahut Jean,

"Bener juga" ujar Timi membenarkan ucapan Jean.

Ngomong-ngomong soal cowok. Iya, Rania memang sudah mempunyai pacar. Yang tidak lain tidak bukan adalah teman sd-nya sendiri.
Jerrico Narendra, lelaki berparas tampan yang bisa meluluhkan Rania. Dari banyaknya yang mendekati Rania, hanya Jerrico yang bisa menjadikan Rania miliknya. Jerrico juga bersekolah yang sama dengan Rania. Tetapi Jerrico berada di kelas 11 ips 5, beda satu kelas dengan Rania. Mereka sudah berpacaran dari kelas 9 smp, saat itu Jerrico dan Rania sebenarnya beda sekolah tetapi mereka masih saling mengenal satu sama lain. Lalu setelah lulus smp, Jerrico memilih sekolah yang sama dengan Rania. Terhitung sudah hampir 3 tahun mereka menjalin hubungan pacaran.

"Hahaha, gak ada yang tau persis takdir itu kayak mana" Ujar Rania. "Bisa aja Lo jadi jodoh pak Zero? " Lanjutnya

"Pfffttt! bejir amat. Kalo itu sih gak mungkin" Jawab Timi sambil menahan tawa.

"Iya lah, gak mungkin. Orang lo jodoh gue" Celetuk Rayn sambil menaik naikan alisnya seolah menggoda Timi. Memang sedari tadi ia menguping ucapan para gadis ini. Bagaimana tidak menguping? Rayn duduk di bangkunya sedangkan bangkunya adalah sebelah bangku Timi. Keempat gadis itu duduk dengan mengelilingi meja Timi. Jadi mau tidak mau Rayn mendengarkan gibahan gadis gadis itu.

Timi menokeh ke Rayn, lalu menaikan satu alisnya, "idih banget lu! " Ujarnya.

Gelak tawa memenuhi obrolan mereka.
"Udah, ayok kantin deh!" Usul Rania mengajak mereka semua. Mereka semua pun beranjak dari tempat duduknya. Begituoun dengan Rayn, ia ikut berdiri untuk mengikuti keempat gadis itu menuju kantin.

"Ngapain, deh lo ikut?" ucap Timi menatap Rayn sambil mendekap tangannya ke depan.

"Suka suka gue dong timoy!" Ujar Rayn sambil menjulurkan lidahnya, mengejek Timi.

Timi pun mengangkat tangannya seakan hendak memukul Rayn. Rayn mengelak lalu menjulurkan lidahnya kepada Timi. "Ish!" Dumal sebal Timi.

"Eh by the way, Jean. Lo kemarin pulang sama siapa? " ucap Rania yang melihat Jean pulang dengan seorang lelaki kemarin. Ia mengintip dari depan rumahnya. Memang, rumah Jean melewati rumah Rania. Jarak tidak begitu jauh.

PanemorfiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang