9. Hari kedua

3 2 0
                                    

Hari kedua di bali. Kemarin, mereka sampai di malam hari. Alhasil, semua murid langsung disuruh walikelas masing masing untuk beristirahat di kamar yang telah disediakan. Satu kamar terdapat dua ranjang yang masing masing ranjang bermuatan dua orang. Jadi, satu kamar terdapat empat orang di dalamnya.

Dalam pemilihan teman sekamar, bu Tia membebaskan muridnya untuk memilih sendiri. Karena ia tahu, lebih baik satu kamar dengan teman yang memang sudah akrab saja. Bukan maksud membedakan, namun semuanya juga sepakat untuk memilih siapa teman sekamarnya.

Seperti sekarang, tidak lain tidak bukan. Timi, Rania, Jeje dan Jean yang masih pulas dalam tidurnya. Padahal, matahari sudah mulai keluar.

"Hoamm.. Gila kayaknya di luar udah pada rame ya?" Masih dengan sisa kantuknya, Rania yang pertama kali bangun. Menatap teman teman nya yang masih bergulat dengan selimut masing masing.

Ia pun tergerak untuk membangunkan teman teman nya itu. Ia memilih pertama kali untuk membangunkan Timi, karena Timi yang seranjang dengannya.

"Tim... Bangun! Udah siang." Sembari menepuk nepuk pipi Timi, berharap segera bangun.

Timi yang merasa pipinya di tepuk, menyerngit. Lalu membuka matanya perlahan, menatap sekitar.

"Anjir, jam berapa Ran?"

"Jam 8 Tim. Mangkanya.. bantuin gue bangunin nih anak dua!"

Tok tok tok

"Permisi ya anak gadis ibu, udah siang cepetan siap siap. Yang lain udah nunggu diluar buat sarapan sama sama!" Bu Tia menongolkan kepalanya lewat pintu, menatap anak muridnya di kamar ini ternyata belum bersiap sama sekali.

Rania dan Timi yang sudah bangun sontak langsung terduduk di atas tempat tidur karena mendengar perintah bu Tia.

"Iya bu, ini kami otw siap siap kok. "

"Iya bu, kami siap siap nya cepet kok. Hehe..."

Bu Tia hanya mengangguk sebagai balasan, Lalu menutup pintu kembali.

"JEJEEE, JEANNN BANGUN!!!!"

Dan terjadilah kerusuhan dari kamar mereka akibat membangunkan Jeje dan Jean. Meskipun begitu, mereka tetap bersiap siap lalu keluar kamar, berkumpul mengikuti yang lainnya.

"Hei! Ciwi ciwi, kalian lama banget." Protes Esa yang melihat keempat cewek tersebut baru sampai di tempat perkumpulan mereka.

"Iya nih. Kalian kenapa, kesiangan kah?" Tanya Natha.

"Tauk, nih. Jeje ama Jean susah amat bangun nya" Timi mengedikkan bahunya.

"Yaelah, kalian juga kesiangan kali." Ujar Jeje protes sambil memicingkan mata.

"Udah! kita sama sama telat ini." Ujar Rania, menengahi perdebatan teman nya.

"SAYANG! SINI.." Teriak Rania kala melihat sang pacar-Jerrico sedang celingak celinguk mencarinya.

"Eh, ada kak Zayn juga?" Tanya Rania,

"Kamu barengan Jerrico ke sininya?" Jeje langsung mendekati pacarnya yang baru menjalani hubungan dengannya selama beberapa hari. Walaupun masih baru, Jeje hanya berharap mereka tetap bersama selama mungkin.

"Iya, tadi ketemu di jalan. Yaudah barengan aja deh." Jelas Zayn kepada Jeje. Jeje hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Sayang, katanya hari ini kita bebas lho. Mau ke pantai yang di dekat sini." Ujar Jerrico.

"Iya kah? Boleh tuh. Kita rame rame aja ke sana nya." Rania menawarkan yang lainnya.

"Boleh juga." Celetuk Jean.

PanemorfiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang