4. Pasutri

13 3 0
                                    

"Hai, sayang!" Panggil lelaki yang memakai jersey futsal, dengan keringat yang mengucur. Ia melambaikan tangan kanannya mengarah ke seorang gadis yang habis menonton pertandingan-nya.

"Sini!" Teriak gadis tersebut sambil melambaikan tangan nya balik. Lelaki yang di tuju pun mengangguk, lalu berlari kecil menuju ke tempat gadisnya.

"Keringetan banget" Ucap gadis itu setelah lelakinya sampai di depannya, ia pun mengelap keringat lelakinya dengan sapu tangan yang sengaja ia bawakan. Ia pun memberi minum yang ia bawakan juga.

"Capek banget sayang, aku" Ujar lelaki dengan nada lemas kepada gadisnya.

"Kasian banget sih sayang. Tapi gapapa, menang kan? Proud of you sayangku!" Ucapan bangga gadis itu kepada kekasihnya. Ia mengucapkan sambil tersenyum tulus dan mengelus lembut rambut kekasihnya. Merasa bangga kepada kekasihnya.

"Makasih sayang" jawab kekasihnya.

"Ekhem, iya deh pasutri. Kita mah cuma ngontrak" celetuk Timi, yang tiba tiba membuyarkan suasana Rania dan Jerrico yang sedang bermesraan. Iya, Jerrico dari beberapa hari yang lalu memang tidak sekolah karena latihan futsal. Karena akan ada pertandingan antar sekolah. Ia sebagai perwakilan futsal laki laki. Dan hari ini adalah pertandingan resminya. Rania dan kawan kawan ikut menonton. Ia sudah berjanji kepada pacarnya, Jerrico.

"Selamat ya, Jer!" Ucapan selamat tersebut di ucap dari Anca. Iya, Anca juga ikut menonton pertandingan ini. Bahkan ia duduk di sebelah Jeje. Entah bagaimana ia tiba tiba datang dan bergabung bersama mereka. Jeje pun menerimanya dengan baik. Ia malah senang bisa nonton pertandingan futsal dengan kak Anca yang di sampingnya.

"Makasih bro" Jawab Jerrico, "ngomong-ngomong tadi itu sekolah-nya Reihan loh" Ujar Jerrico memberi tahu.

"Oh iya?" Jawab Jean yang tiba tiba menimpali, "jadi itu sekolah, dia? " Lanjutnya

"Emang waktu itu dia gak ngasih tau lo, dia sekolah di mana?" Tanya Timi yang malah menyerngit bingung. Jean malah tidak tahu Reihan sekolah dimana.

"Enggak. Mangkanya gue gak tahu apa apa soal dia. " Jean mengelangkan kepalanya.

"Kalo itu sekolah dia. Bisa aja dia nonton gak sih sekarang?" Ucap Rania,

"Bisa jadi, sih menurut gue. " Ujar Jeje menimpali.

"Kita mau foto gak? " Tanya Rania kepada Jerrico.

"Ayok foto, kenang kenangan" Jawab Jerrico sambil menganggukkan kepalanya.

"Jeje, fotoin dong!" Ucap Rania sambil tersenyum manis kepada Jeje,

"Gue pula, yang di suruh..." Jeje menyerngit menatap sinis Rania,

"Thank you Jeje!" Seru Rania tertawa kecil bersama Jerrico mengejek Jeje.

"Sini cepetan deh!" Ujar Jeje menyuruh pasutri itu untuk bergaya. Jerrico yang siap merangkul Rania, dan Rania yang yang menyandarkan kepalanya ke bahu Jerrico sambil menggandeng tangan Jerrico.

"Cute!" Celetuk Jean melihat teman nya yang sedang bermesraan.

"Liat dong, Je." Ucap Rania yang ingin melihat foto yang sudah di ambil oleh Jeje.

Jeje memberikan handphonenya kepada Rania, menyuruhnya melihat dan mengirimnya ke nomor nya sendiri.

"Ih lucu banget" Ujar Rania yang sedang melihat lihat fotonya bersama Jerrico.

"Cantik banget, kamu" Ucap Jerrico yang melihat salah satu foto yang memang di foto itu Rania terlihat cantik sekali.

Rania yang mendengarnya pun tersenyum, tersipu malu karena pujian dari sang pacar.

PanemorfiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang