08.

39 5 0
                                    

Banyak waktu yang telah dilewati keduanya menorehkan banyak sekali kenangan, terkhusus untuk Aruna sendiri. Gadis itu bingung dengan perasaannya sendiri, ia selalu merasa ada yang salah dengan hatinya.

Ia benar benci dengan Arya, tapi melihat sisi lain Arya yang ternyata juga rapuh membuatnya tersentuh. Seperti ia ingin sekali mendekap tubuh tegar itu. Namun disatu sisi, Aruna sering sekali terluka dengan beberapa sikap Arya. Walau ia sudah hafal betul, tapi tetap saja Aruna juga wanita biasa yang bisa terluka bahkan dengan hal kecil sekalipun.

Aruna berfikir keras tentang hatinya yang mulai aneh akhir-akhri ini. Ia selalu merasa ada yang tak beres dengan hatinya. Rasa suka gadis itu lebih besar daripada rasa bencinya pada Arya. Gadis itu baru menyadarinya. Dia menyukai Arya, sangat suka.

Awalnya memang Aruna berusaha denial, mungkin ini hanyalah perasaan banggakarna telah melalui banyak waku bersama dengan Arya dan sedikit banyak menjadi orang kepercayaan Arya melebihi 3 anggota PMO yang lain.

Harusnya Aruna tidak boleh besar kepala, tapi rasa itu tiba-tiba dengan lancang muncul kedalam hatinya dan membuatnya punya perasaan lebih dari yang seharusnya. Masalahnya, jika ia jatuh sendirian, tidak akan ada yang yang tanggung jawab untuk ini.

Aruna sadar dengan posisinya. Ia masih seorang kacung haha-hihi yang dengan kurang ajar berani mempunyai rasa pada Kepala Departemennya sendiri. Aruna takut dengan segala kemungkinan terburuk kedepannya, in order to protect her heart from this fucking one sided-love. Aruna memilih selesai.

Berharap apa dia pada situasi seperti sekarang ini? Ia tidak mau besar kepala dan memberikan ruang untuknya berharap. Ia takut terluka, dan untuk itu.. She's done.

..

"Eh.. kalian tau ngga sih, Bella sama Kak Arya katanya jalan bareng anjir.." ujar Caca tiba-tiba saat Aruna baru saja masuk ke dalam ruangan.

"Hah? Bella? Kok bisaa" ujar Byan bertanya dengan wajah penasarannya.

"Pantes gue selalu lihat mereka ngobrol depan sekre sampe larut malam, gue kira ngomogin video. Gue udah feeling sih, soalnya kalo ngomongin video kok intens banget" Sahut Ilham.

"Cocok sih emang mereka" Aruna menjawab sekenanya.

"ih kok cocok sih, gue malah lebih suka Arya sama lo" jawab Caca.

"Setujuuu", "Gue jugaa setuju.." jawab Byan dan Ilham bersautan.

"Kalau ngomong itu bismillah dulu.." lanjut Aruna cuek kemudian memulai untuk menata beberapa berkas yang sebelumnya masih berantakan.

Ngomong-ngomong soal Bella. Gadis itu memang cantik, berbakat lagi. Tidak salah jika Bella berhasil membuat Arya menoleh kearahnya. Gadis itu lebih hebat dari yang dikira. Memang dari awal salah Aruna, rasa kePDan nya terlalu besar sampai-sampai mengharapkan sesuatu yang seharusnya tidak boleh ia harapkan.

Aruna sudah mempersiapkan hatinya untuk segala kemungkinan terburuk, tapi tetap saja rasanya terluka. Ekspetasinya yang membuat gadis itu merasa sangat tersakiti seperti sekarang.

"eh tapi, Bella ama Kak Arya makin deket woyyy, kemaren aja di bonceng waktu survey lokasi take video" sahut Byan.

"wahh parah, semakin didepan nih euyy"

"semakin pesat dari yang kita kira ya.."

"Padahal mereka baru deket waktu take video itu kan? Kok bisa langsung nyantol gitu sih. Bu Wakadep? Gimana nih? Suaminya mau diambil orang lo.." canda Ilham iseng sambil melirik ke arah Aruna.

"Ilham, gue lempar printer yaa mulut lo" kesal Aruna.

"tapi gue beneran masih ngga habis pikir, Na. Kok bisa?.. Kak Arya ama kita aja sekaku itu, dan Cuma sama lo dia kelihatan lumayan terbuka. Kok tiba-tiba.. tuh cewe, anak baru kemaren main nyantol aja. Peletnya apa tuh anak.." cerocos Caca

TUAN BIRU DAN NONA MERAH JAMBU [doyoung : sejeong]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang