૮₍˶ confess ⑅₎ა

1.7K 295 72
                                    

(n) timeskip. loncatnya lumayan jauh.
by the way, ayoo comment!! :3












.

















Tau rasanya kena gantung?

Ituloh, yang cuman dikasih harapan tapi gak dikasih kepastian. Anjay.

Bahasa kasarnya, Teman Tapi Mesra, atau bahkan Hubungan Tanpa Status. Begitulah Jake menyebutnya. Tapi bedanya, kena gantung itu bahkan tak ada istilah seperti yang di atas. Kalo kena gantung, yaudah. Nasib. Yang barusan Jake sebut hanyalah sebuah Sinonim.

Katakanlah Jake terlalu banyak berharap, alay, lebay, baperan. Masa cuman dikasih afeksi kayak temen biasa aja dia langsung baper?

Iyasih, temen biasa. Tapi perilaku Sunghoon lah yang selalu membuat Jake jadi salting sendiri, jantungnya dag dig dug ser, pipinya merona, hatinya salto, dan rasa seperti ada kupu-kupu berterbangan yang selalu ribut kayak orang tawuran di dalam perutnya.

Sudah sekitar dua bulan mereka berteman, dekat. Berteman bak orang-orang pada umumnya, namun bedanya Sunghoon yang terkadang memperlakukannya seperti diluar dunia pertemanan.

Sumpah, Heeseung selaku teman sekaligus kakak tingkat Jake geram sendiri melihatnya. Bisa gak sih dia aja nanti yang jadi penghulunya kalo besok dua bocah itu kawin?!

Kalo Nikah. Mau pacaran aja masih kena gantung.

"Saran gue, coba lo aja yang confess duluan."

Kini, Jake tengah berada di kantin bersama Heeseung. Di meja paling pojok tepatnya, tempat keramat yang hanya di peruntukkan untuk dua dedemit itu.

"Awalnya juga mau gitu. Tapi, kalo dengan cara gue confess, apa gak bakal canggung nantinya?" Balas Jake.

Heeseung diam, kepalanya memanggut-manggut sekilas. Sedikit setuju dengan pernyataan Jake barusan. Kemudian berujar, "Tapi dicoba dulu aja. Emang udah konsekuensinya kayak gitu kalo salah satunya ada yang nyimpan perasaan."

"Daripada di pendem terus, yang ada bikin lo kesiksa sendiri. Kalo udah mengutarakan pasti lo bakal ngerasa lebih lega," Lanjutnya.

Sekarang gantian, Jake yang terdiam. Apa dirinya harus melakukan confess?

"Sekali-kali pentingin ego lo juga,"

Jake mengangguk paham, baik! Dia akan confess!

Mohon do'a nya ya Sob.

Ntah kebetulan atau bagaimana, saat Jake mengedarkan pandangannya, netranya bertabrakan dengan netra Sunghoon. Pemuda itu baru saja masuk ke dalam area kantin.

Sedikit melambai pada Jake, lalu dibalas lambaian penuh semangat juga dari sang empu. "Cabut dulu bro," Pamitnya.

Heeseung mengangguk, "Good luck."

Jake berlari kecil menghampiri Sunghoon, lalu melingkarkan tangan kirinya pada pinggang Sunghoon. Begitu juga sang empu pinggang, dirinya merangkul pundak Jake menggunakan lengan kanannya.

Sunghoon menyempatkan mencubit pipi Jake, lalu pemuda yang lebih mungil membersihkan remahan yang berada di sekitar bibir Sunghoon.

"Habis makan roti, ya?" Tanyanya.

Sunghoon mengangguk, mengangkat ibu jarinya membenarkan perkataan Jake.

Ya begitulah. Baper sendiri aku.



Mereka berjalan keluar kantin, Jake mengintrupsi Sunghoon untuk pergi ke taman belakang. Sunghoon menurutinya, dia mah iya-iya aja kalo Jake ngajak kemana pun.

Dah cocok jadi pacar pengertian nich.

Tapi bohong. Jake aja belum bisa milikin, apalagi kalian. Termasuk w. yhahaha wahyu.

Setelah sampai di taman belakang, seperti biasa, mereka duduk di kursi taman. Menyender pada kursinya, dan mendongak menatap dedaunan pohon yang ada disana. Jake menghirup udara dengan sangat banyak, terasa menyegarkan.

"Hoon,"

Pemuda yang dipanggil menengok, netranya bertabrakan dengan pupil cokelat milik Jake. "Gue mau ngomong sesuatu,"

Ucapan Jake barusan, ntah mengapa membuat Sunghoon jadi deg-degan. Termasuk kalian yang lagi baca. Kata-kata keramat.

Sunghoon memberikan gestur supaya Jake melanjutkan ucapannya, hal itu membuat pemuda yang lebih mungil jadi gugup sendiri. "Gue..."

"──Suka sama lo,"

Sunghoon terdiam beberapa saat. Kemudian tangannya tergerak untuk mengambil ponsel di saku celananya,


Suka sebagai teman??

Lo udah sering bilang suka ke gue. Tapi kenapa keliatan gugup banget barusan?


"Karena gue suka lo,"

"Dan bukan suka sebagai teman, gue mau lebih."

Sunghoon mematung, masih memikirkan maksud dari perkataan yang Jake lontarkan barusan. Maksudnya mau lebih bagaimana?

Oh, sebentar! Sepertinya Sunghoon paham.

Maksudnya pacaran?

Jangan bercanda.

Jake berdecak, "Apanya yang bercanda? Gue serius. Emangnya kenapa, sih??" Tanyanya malas.

Kita.. Segender?

Mana bisa.

"Ya terus kenapa? Selagi ada kata trobos, ya trobos aja."

Temenan aja gak cukup??


Hell, ntah mengapa ketikan Sunghoon barusan membuatnya kesal dan emosi. Lantas, dia pun menghadapkan tubuhnya full menghadap Sunghoon di sampingnya.

"Kalo gue bilang nggak, lo mau apa?"

Sunghoon kembali dibuat mematung kembali. Lalu mengetikkan sesuatu lagi di ponselnya,

Ya gue tetap mau temenan.

Baiklah, Jake tak mau memaksa. Yang penting dia sudah mencurahkan rasa sukanya, dan berharap semoga dirinya dan Sunghoon tak akan merasa canggung ke depannya.

Seperdetik kemudian, kedua ujung bibirnya terangkat. Membuat sebuah senyuman teduh,

"Lo salah ambil jalan. Jangan kasih afeksi berlebihan layaknya pacar, kalo emang lo cuman berniat buat temenan."

"Dan hati-hati, perasaan itu gak akan bisa di tebak."
























──────

short story loh ya... hehe :D

© hourshi,
December, 2021.

talking | feat. sungjake ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang