Setengah jam sudah berlalu setelah kejadian yang membuat emosi barusan. Kini, Jake, pemuda itu tengah terduduk di rooftop.
Yap, pemuda itu memilih untuk bolos.
Mau meredakan emosi, daripada nanti isi kelas yang jadi sasaran amukannya? Jake kalau sudah marah, kamu yang baca juga bisa di banting sama dia.
Ih, sEeRreEemM.
Pagi ini cerah, tapi ada aja polusi yang datang menghampiri Jake. Kan jadi kesel cuk. Dahlah.
mls ah, gk mut.
Susah-susah tempo hari Jake meyakinkan dan menyemangati Sunghoon, besoknya, langsung ada yang jatuhin lagi?! Wow, shit man.
Sekarang dirinya tengah duduk bersandar pada sebuah sofa sedikit lapuk yang ntah mengapa bisa ada disana, mungkin hasil patungan dari anak-anak yang suka bolos kali ya. Mana sepaket sama empat kursi kayu di sekitarnya pula.
Wajahnya di tekuk, kedua alisnya menukik. Dia mrh, mrh bgt pkoknya ajg.
"Arghh! Kenapa harus─ Lah... Sunghoon?!"
Niat awal mau banting kursi, tapi urung karena ada pemuda yang di kenalinya tengah menahan lengannya. Kursi itu tidak jadi menemui ajal, Alhamdulillah.
Buru-buru Sunghoon mengelurkan ponselnya,
Tahan! Jangan terlalu emosi, nanti barang-barang disini habis karena lo banting.
Jake membaca sekilas, lalu mengangguk. Yailah, giliran ama Sunghoon aja langsung jadi sopti.
Cih.
"Iya, gue gak jadi emosi."
Kursi itu kembali di letakkan pada tempatnya semula, di hiasi dengan senyuman (sok) manis dari bibir Jake. Pencitraan pan.
Nah nah, good boy.
And by the way, gue mau nemenin lo bolos.
"Ih, balik aja sana! Adegan ini tidak patut untuk di contoh,"
Bodo.
Gue tetep mau bolos.
Sunghoon duduk di sofa yang barusan Jake duduki, menyenderkan dan memasang posisi seperti tak mau di ganggu atau di bantah. Pw bener keliatannya.
"Dih, ngeyel. Tapi gapapa deh, sekalian gue manfaatkan."
Jake ikut duduk di sebelah Sunghoon, lalu tidur di atas paha Sunghoon. Menjadikan paha pemuda itu sebagai bantalan untuk menumpu kepalanya. Kepalanya ia hadapkan menghadap perut Sunghoon, menenggelamkannya disana.
"Mau bobo.." Gumamnya.
Sunghoon mencolek pundak Jake,
Iya dedek, bobo aja.
Tapi jangan ngiler ya, nanti seragam kakak bau.
"Dih, apa-apaan dedek?! Kita seumuran! Gue udah gede!" Amuknya.
Sunghoon terkekeh, lalu segera mengetikkan sesuatu lagi.
Dedek Jeyun.
"Kurang huruf A!" Koreksinya.
Biarin, dedek Jeyun.
"Seandainya ngebunuh itu gak dosa, mungkin sekarang handphone lo udah gue eksekusi."
Sedetik kemudian dia menyadari sesuatu, "Gak jadi, nanti gak bisa ngobrol."
Dia lanjut menenggelamkan wajahnya pada perut Sunghoon, sekarang di tutupkan juga dengan almameter milik Sunghoon. Matahari lagi terik-teriknya, panas banget cooyy.
Seakan tak mengerti keadaan, tangan kekar Sunghoon tergerak untuk melingkar pada pinggang Jake. Memasang posisi seakan Jake tengah di peluk olehnya.
Bjink, kalo kayak gini gimana mau tidur!!?!?!?!?!?!!!!!
Jake memegang tangan Sunghoon yang ada di pinggangnya, lalu kembali mendongak menatap pemuda itu. "Kalo gini gue jadi gak bisa tidur."
"Jangan gitu, Hoon. Gue-nya jadi salting."
───────
flop, tapi tetap hepi kiyowok ૮₍ ˶ᵔ ᵕ ᵔ˶ ₎ა
© hourshi,
December, 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
talking | feat. sungjake ✓
Fiksi Penggemar‹あ) ㅡ all is over. but, let's try talking to the moon.