૮₍˶ perspektif satu sisi ⑅₎ა

1.7K 299 19
                                    

"Diem deh lo! Berisik!"

Hari ini, indra pendengaran Jake kembali menangkap beberapa bisikan tentang dirinya dan juga Sunghoon. Lantas, dia segera menyentak orang yang tengah berbisik tersebut.

Kemudian Jake menarik pergelangan tangan Sunghoon, membawa pemuda yang lebih tinggi menjauh dari area perghibahan itu.

"Jangan di dengerin! Ayo pergi aja!"

Sunghoon tersenyum tipis, melangkahkan kakinya mengikuti kemana Jake akan pergi. Ternyata pemuda mungil itu membawanya menuju taman belakang.

"Sini aja, biar sedikit jauh dari pemukiman julid." Celetuk Jake.

Sunghoon mendudukkan dirinya di bangku taman, disusul oleh Jake yang juga duduk di sampingnya. Sedikit melamun menatap ke depan dengan wajah yang masih di tekuk sebal.

Sedetik kemudian, dia berujar. "Kadang gue suka bingung sama stereotip orang-orang, main nilai ini itu tanpa tau aslinya gimana. Sok ngurusin pula. Cih."

Sunghoon mengeluarkan ponselnya.


Udah ah, biarin. Anggep aja angin lewat.


Jake membulatkan matanya, "Mana bisa gitu! Tolong jangan terlalu cuek terhadap stereotip dari orang, Hoon. Nanti akan ada waktunya lo mikirin itu, dan hal itulah yang nantinya akan jadi salah satu kunci biar lo bisa berubah. Menunjukkan sisi lo yang sebenarnya."

Sunghoon terdiam, mencerna semua perkataan yang Jake lontarkan. Kemudian kepalanya mengangguk, menyetujui dan sebagai tanda bahwa ia paham terhadap hal itu.



Iya, kayaknya gue terlalu cuek buat hal itu.

Maaf.

"Jangan minta maaf! Lo nya gak punya salah apapun,"

Jake menepuk-nepuk pundak Sunghoon, mengepalkan tangannya dan mengangkatnya ke udara. "Semangat!" Celetuknya.

Sunghoon terkekeh lalu mengangguk, mengusak rambut Jake hingga membuatnya berantakan. Sang empu berdecak sebal, "Jangan di usak!"

Kenapa?


"J─jadi berantakan tau!"


Rambut mah gampang di rapihin.


Sunghoon menatap Jake dengan satu alis mengangkat, membuat Jake membulatkan matanya. Dia cepat-cepat membuang arah pandangannya, mengumpat sekuat tenaga di dalam hati.

"Anjingg, tampangnya kayak tau isi hati gue. Bangsat." Umpatnya.

Tuk!

Sunghoon mengetuk pundak Jake menggunakan jarinya, membuat sang empu menengok dengan tatapan sok sinisnya. "Iya! Hati gue juga ikut berantakan! Puas lo hah?!" Kesalnya.

Sunghoon sedikit tersentak, namun masih bisa tertutupi dengan tampang datarnya. Sebenarnya, bukan hal yang barusan dikatakan Jake yang Sunghoon terka.

Dia mengira, siapa tau Jake akan menjawab Otaknya juga ikutan geser. Kan lumayan tuh bisa jadi Jokes walaupun setara sama jokes bapack-bapack.

Eh, gak taunya...

Malah baperin anak orang.

Takbir.









Tapi yaudahlah ya, gapapa. Sekarang dirinya tengah tertawa kecil tanpa suara sembari membawa kepala Jake supaya bersandar pada bahunya. Lalu kepala miliknya bertumpu di atas kepala Jake. Jadi saling menumpu gitu deh.

Matanya memejam, rambutnya terangkat tersapu oleh angin. Memperlihatkan jidatnya yang shimering blendid yang juga bikin Jake kesetanan.

Anjirr, itu jidat apa jalanan yang baru di beton? Mulus bener. Kan jadi pengen kecup─ eh... Tapi lebih enak nyatu sama lain gak sih... Eh!

Cukop!!!

Tanpa Jake sadari, sekarang tangan Sunghoon sudah melingkar di pinggangnya. Merangkulnya dengan santai sambil masih menikmati angin sepoi-sepoi yang tiba-tiba menerpa.

Beberapa detik kemudian Jake baru tersadar. Lemot memang, maafkan anak mommy (alias anak gua) ya mentemen.

"Tangannya jangan nangkring disini bisa gak...??" Celetuk Jake.

Sunghoon mengangkat satu alisnya, memasang pose seperti bertanya. Jake yang melihatnya menjadi sebal sekaligus sedikit merona. Biasalah, Shy shy bagong.

"Yang di rangkul pinggang gue, tapi hati gue ikutan nyantol." Ucapnya dengan cengiran di wajahnya.

Sunghoon menatap Jake yang tengah memberikan cengiran khasnya. Kelihatannya Jake senang karena hal itu.

Baik, sepertinya spekulasi Sunghoon tentang 'memberikan afeksi lebih' atau memperilakukan temannya secara manis dapat membuat sang lawan menjadi lebih senang. Buktinya, biasanya, orang yang seperti itu akan lebih banyak tersenyum. Sunghoon jadi yakin depan spekulasi miliknya sendiri.

Haduh, padahal orang kayak gitu sering senyum beralasan karena salting. Ditambah lagi dengan harapan yang mulai tumbuh sedikit demi sedikit.

Kalian gak tau kan, kalo Sunghoon punya perspektif kayak gini terhadap Jake?

Iyalah, kan baru Author kasih tau.

Sunghoon memiliki perspektif bahwa tujuannya berteman dengan Jake adalah membuat pemuda itu senang dan tak menyesal berteman atau sekedar dekat dengannya. Jadi, dia akan melakukan hal apapun yang sekiranya dapat membuat Jake senang.

Iya, bahkan melakukan hal manis bak pasangan sekalipun. Tanpa tau dampaknya.

Tunggu sebentar. Dalam perspektif dan spekulasi Sunghoon, kayak ada yang salah gak sih??












































─────

hepi reading and tetap hepi kiyowok kaliaann! juga selamat natal bagi yang merayakan yaa! ♡



© hourshi,
December, 2021.

talking | feat. sungjake ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang