08. Masalah.

367 57 2
                                    

Baca doang kagak vote, awokawok.

Happy reading♡

.

.

.

Pelajaran dimulai, dan ditengah tengah pelajaran aku disuruh sama Karasuma sensei untuk meletakkan alat² untuk membunuh Koro sensei di gudang sekolah.

Ga ga, cuman alat olahraga yang udh ga kepake.

Aslinya si Waka mau nemenin tapi aku nolak, takut ngerepotin Waka aja.

Ya udah itu, aku ambil alih kotak yang ada ditangan Karasuma sensei lalu langsung pergi ke gudang sekolah.

Gudang nya bisa dibilang jauh dari kelas ku, soalnya itu ruangan ada di luar gedung sekolah.

_ _ _

Aku masih jalan di koridor dengan santai, barang nya juga ga berat kok, cuman satu kotak aja barang yang aku bawa.

Bruk

Seseorang muncul dari balik dinding, dan tak sengaja tertabrak dengan ku yang ingin melewati jalan itu.

Aku jatuh dengan barang yang tadinya rapi di kotak sekarang berserakan dimana mana.

"Eh? Maaf maaf, aku--eh [name]?" Ternyata Ken toh yang nabrak.

"Ken?" Aku juga kaget dikit lah.

"Maaf maaf, sini aku bantuin" Ken mulai membereskan barang² yang berantakan tadi ke kotak yang aku bawa.

Aku yang melihat pun ikut serta dalam membantunya.

Setelahnya, Ken mengambil kotak itu dan berdiri lalu aku pun ikut berdiri.

"Kok kamu bisa disini?" Tanya ku.

"Aku disuruh ke gudang buat ngambil sesuatu suruh Koro sensei" jawab nya.

"Biasa nya dia sendiri yang ambil, sekarang kok tumben?" Tanya ku lagi.

"Dia lagi capek, baru pulang dari Amerika katanya" jawabnya.

"Yaudah bareng aja" ajak ku.

"Boleh tuh, ini barang biar aku aja yang bawa"

_ _ _

Yaudah kita jalan sama sama ke gudang, tapi selama jalan tuh aku ngerasa ada yang aneh gitu.

Aku menoleh ke Ken, aku melihat dia senyum senyum sendiri dan melihat bunga bunga yang melayang memutari kepalanya.

Karena aku ga mau merusak mood Ken, ya udah lah aku diem aja.

_ _ _

Sesampainya di gudang, Ken meletakkan bawaan ku di atas rak urutan dua.

"[Name]? Aku mau nanya dong" dia menoleh ke arah ku yang berdiri di depan pintu gudang.

"Apaan tuh?" Seketika saya penasaran.

"Kamu suka kan ke Wakasa?" Aku pun bingung dengan pertanyaan yang ia lontarkan.

Aku diam sejenak, ga tau mau jawab apaan, mau jawab suka tapi malu, kalau bilang engga takut Ken cepu ke Waka.

"Lumayan, kenapa?" Yap lumayan adalah jawaban yang pas.

"Lumayan suka apa lumayan ga suka?" Loh pertanyaan kok malah ngelunjak.

"Lumayan suka lah" aku mengerutkan keningku sambil tersenyum canggung.

"Suka cinta apa suka biasa?" Astaghfirullah, pertanyaan nya ga ada yang lain apaan.

Apakah ini takdir? || Imaushi Wakasa × ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang