Ailee mendongakan kepalanya memandang wajah cowok yang ada di depannya saat ini. Rasanya seakan ia sedang bermimpi sekarang.
Ia semakin mengeratkan pelukannya, seakan mengatakan bahwa cowok itu tak boleh meninggalkannya lagi.
"Hiks..Ailee kangen. Kakak kemana aja selama ini..hiks.."
"Selama ini Ailee berusaha cari kakak. Tapi Ailee sama sekali nggak dapetin kabar kakak selama beberapa tahun ini. Kakak kenapa tiba-tiba pergi dari sisi Ailee? Disaat Ailee bener-bener butuh kakak disamping Ailee?"
Cowok itu masih diam tak bersuara. Ia diam mendengarkan keluh kesah Ailee selama ia tak ada di sisinya.
"Kak Jae," panggil Ailee lirih.
Yap..
Cowok itu adalah Jaehan Pratama Budikara, atau yang biasa di panggil dengan Jae. Sosok yang selama ini seakan hilang di telan bumi. Sosok yang selama beberapa tahun ini Ailee harapkan kehadirannya. Salah satu sosok orang yang selalu ada di sampingnya, yang selalu mendukungnya, yang tau akan sosok Ailee yang sebenarnya."Kenapa kak? Kenapa selama dua tahun ini kakak milih menghindar dari Ailee?"
Jae tidak mau menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Ailee. Ia semakin mengeratkan Ailee didalam pelukannya. Mengelus lembut dan menghirup aroma surai hitam Ailee yang sangat ia rindukan selama ini.
Ailee menatap mata Jae sendu. Ia sangat ingin mengetahui apa jawaban dari pertanyaannya ini langsung dari mulut Jae.
"Apa selama ini emang bener sama apa yang dikatakan Clarissa, kalau aku itu pembunuh kak?"
Jae menatap Ailee dengan tatapan tak suka, mendengar apa yang Ailee katakan barusan.
"Jangan bilang kaya gitu! Kakak nggak suka.""Terus karena apa kak? Jawab pertanyaan Ailee ini. Kenapa dari tadi kakak nggak mau jawab pertanyaan Ailee?"
Ailee dengan gencar masih mendesak Jae, mendesak Jae agar dia mau menjawab semua pertnyaannya.
Jae menghela nafasnya kasar. Ia membuang pandangannya kearah lain.
Ia menjatuhkan dagunya di atas kepala Ailee dengan mengelus halus pundaknya."Maaf." Hanya kata maaf yang terus keluar dari mulutnya.
"Maaf Lee. Kakak belum bisa jelasin semuanya sekarang." Jae melepaskan pelukannya, ia menatap Ailee seraya tersenyum. "Yang penting kakak udah di sini kan? Di hadapan kamu."
Ailee menghela nafas kasar, ia mengangguk-anggukan kepalanya. Ia sebisa mungkin untuk menerima itu, menerima kalau orang yang ada di depannya ini masih tidak mau terbuka pada dirinya sekarang.
Ailee tersenyum cantik memandang Jae. Walau di dalam senyum itu tersirat kekecewaan. "Its okay, nggak papa kalau emang kakak masih nggak mau jawab sekarang. Ailee nggak akan maksa itu lagi."
"Tapi Ailee mohon sama kakak, jangan tinggalin Ailee lagi ya kak? Cukup kak Eric yang pergi dari sisi Ailee, kakak jangan."
"Dengan kepergian Kak Eric aja berdampak banget dengan kehidupan Ailee yang sekarang kak. Apalagi kalau Ailee juga ikut di tinggal kakak. Ailee nggak bisa kak, demi apapun Ailee nggak bisa jauh dari kalian berdua, tanpa___"
Ailee menjeda ucapannya sejenak,
"Tanpa kalian berdua hidup Ailee hancur kak! Ailee nggak punya lagi tempat untuk bersandar selain kalian berdua," lanjut Ailee."So please, stay here. Stay by Ailee's side. Don't leave without saying goodbye, because Ailee needs an older sister to be beside Ailee," ucap Ailee lirih dengan mata berkaca-kaca.
"Tanpa kamu minta pun kakak nggak akan ninggalin kamu lagi Lee. Cukup satu kali aja kakak ngelakuin hal bodoh seperti itu."
"Maafin kakak ya, karena butuh waktu yang lama untuk datang nemuin kamu lagi."
Ailee menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kakak nggak salah kok, Ailee yang kurang ngertiin kakak. Harusnya Ailee juga mikirkan dari sudut pandang kakak.""Ailee seneng, yang penting kakak udah kembali lagi. Udah mau nemuin Ailee lagi," kata Ailee bersungguh-sungguh.
Jae mengusap-usap pipi Ailee gemas.
"Adek siapa sih ini? Gemes banget."Siapa yang kemaren ngiranya itu eric😭
Maaf anda kena tipu wkwk
Jangan lupa kasih votenya ya gaes
Part ini pendek? Emang:)
KAMU SEDANG MEMBACA
☆°Ailee & Lukanya°☆
Teen Fiction[Follow sebelum membaca ya] Cerita pertama aku:) Kisah tentang seorang gadis yang sedari kecil diharuskan untuk menjadi dewasa karena keadaan. Dia Rapuh.. Dia cape mencoba untuk tegar disetiap masalah yang datang kepadanya seolah tak ada habisnya i...