Dengan berani, Jevie melangkahkan kakinya. Berjalan mencari Asahi kesana-kemari dengan tangan yang menenteng sekotak cookies yang kemarin ia siapkan spesial untuk Asahi.Entah mengapa ia merasa berani meskipun lawannya adalah Yihan, mungkin karena prinsip barunya. Soal cinta Jevie tak akan memandang siapa lawannya, mau secantik apa atau sekuat apa karena Jevie yakin Asahi juga menyukainya.
Senyumnya mengembang ketika melihat pujaan hatinya berada tepat di depannya yang kini sedang membaca buku sembari duduk menyadar pada sandaran kursi.
Asahi yang hanya satu-satunya di ruangan itu menyadari kedatangan Jevie, ia menoleh dengan senyuman tipisnya. Memang benar ciptaan Tuhan yang satu itu tak pernah bisa mengecewakannya.
"Duduk sini, jangan berdiri di ambang pintu begitu. Inikan tempat umum bukan tempat khusu bagi orang-orang yang mereka bilang penting," ucap Asahi lembut sembari menepuk-nepuk kursi di sebelahnya.
Melihat Jevie yang masih ragu untuk duduk didepannya, Asahi melebarkan senyumannya. "Kamu takut ya sama Yihan? Tak usah takut dia hanyalah manusia bodoh yang tiba-tiba suka sama aku."
Jevie menggeleng mendengar ucapan Asahi. "Enggak, kita sama-sama manusia bedanya dia hanya berkuasa," jawab Jevie.
Asahi terkekeh kecil mendengar jawaban dari Jevie. "Tapi raut wajah mu ga meyakinkan tuh." Ledek Asahi sembari memandangi wajah Jevie.
Jevie hanya bisa tertunduk dan tersipu malu ketika wajahnya di pandang Asahi dengan damai, jika terus seperti ini akan benar-benar jatuh cinta sedalam-dalamnya.
"Yang kamu bawa itu apa? Buat aku ya?" tanya Asahi basa-basi ketika melihat sebuah kotak yang Jevie bawa.
"Ah iya! Ini untuk Kakak," jawab Jevie dengan malu-malu. Ia menyodorkan kotak itu kepada Asahi.
"Kamu buat sendiri cookies ini?" tanya Asahi sembari memandangi cookies pemberian Jevie.
Jevie menangguk, ia seolah tak bisa berkata apa-apa ketika berhadapan dengan Asahi. Asahi adalah kelemahan terbesarnya.
"Terlihat manis dan indah, seperti pembuatannya," ujar Asahi yang sukses membuat pipi serta telinga Jevie memerah karenanya.
Asahi mulai memakan cookies pemberian Jevie. Melihat itu jantung Jevie berdegup kencang, akankah Asahi menyukainya. Ia menggenggam erat kalung kupu-kupu berwarna mauve-nya. Apa ini warna yang tak pernah ia lihat aura warna Asahi beragam dan apa artinya itu, apa ini warna sebuah keraguan.
'BENAR'
Jevie berjingat pelan ketika mendengar suara bisikan yang terdengar jelas di telinganya, tiba-tiba ia berkeringat dingin merasakan sesuatu ada di dekatny. Namun keyika ia lirik kanan dan kirinya tak ada apapun selain rak buku, meja, kursi dan Asahi.
"Kenapa?" tanya Asahi yang merasa aneh dengan gerak-gerik Jevie, ia masih sibuk menyantap cookies pemberian gadis itu.
Jevie segera menggeleng lalu beranjak dari tempat duduknya. "Kak Asahi sampai jumpa di event perayaan ulang tahun sekolah, kita mungkin akan bertemu di event melukis," pamitnya seraya melambaikan tangan pada Asahi.
Jevie keluar dari perpustakaan itu, ia takut. Apa itu tadi? Tak mungkin ilusi, atau hanya orang yang jahil saja. Bisa saja Asahi yang menjahilinya tapi serasa tidak mungkin.
Jevie mengelap keringatnya ia berjalan cepat menuju kelasnya sampai-sampai tak sadar hampir menabrak seseorang.
"Jevie? Kenapa? Ada yang ganggu kamu ya?" tanya Haewon, rupa-rupanya Jevie hampir menabrak Haewon.
Melihat raut wajah Jevie yang tidak tenang membuat Haewon khawatir, ia yakin Jevie sehabis diganggu oleh orang-orang kurang ajar yang hanya tau cara mengusik hidup orang lain.
"Tunggu di sini sebentar," pinta Haewon, ia bergegas berlari untuk mencarikan Jevie air mineral.
Sementara itu badan Jevie bergetar hebat dengan air mata yang bercucuran, entah ia hanya ingin menangis ketika mengingat bisikan serak berat dan menyeramkan itu. Ada sesuatu yang mengganjal seperti kesediah di campur dengan suatu keserakahan, masalah apa lagi itu?
Haewon datang dengan berlari kembawa sebotol air mineral, gadis itu segera membukanya untuk sang teman. "Hati-hati," ucapnya ketika Jevie mulai meminum air mineral pemberiannya.
Disaat yang bersamaan para petinggi sekolah ini atau yang dikenal the leader, leaders, dan eksekutif melewati lorong yang sama dengan lorong yang sekarang Jevie lewati.
Dari yang mereka lihat sepertinya mereka ingin berkumpul mendiskusikan sesuatu, dari raut wajah sepuluh orang itupun sudah dapat ditebak pasti ada perkara dari Yihan si pemimpin.
"Kamu kenapa?" tanya Yeonji, salah satu seniornya a.k.a kekasih salah satu member eksekutif Yoshi.
Ketika melihat Jevie yang terlihat tidak baik-baik saja membuatnya bertanya-tanya, apa gadis itu diganggu atau sedang ada masalah.
Jevie enggan bercerita ia hanya tertunduk dengan raut wajah yang masih ketakutan.
"Gak usah enggan buat cerita ke gue, dan ingat masih banyak orang yang lebih suka sama lo daripada Yihan," ingat Yeonji sembari duduk di sebelah Jevie.
Bagaimana Jevie menjelaskannya, ini bukan tentang Yihan ataupun perasaannya, tetapi hal-hal yang selama ini mengganggunya justru yang membuatnya ketakutan seperti ini.
Menurut kalian je t'aime itu gimana sih?
Terus kedepannya harus gimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐣𝐞 𝐭'𝐚𝐢𝐦𝐞 𐀔 asahi. [ new ver ]
Fanfiction[ REVISI : PERUBAHAN ALUR CERITA ] ( a.n ) : bagaimana jika sebuah buku mengatur jalan cerita cinta mu? seperti jevie yang memikat asahi lewat buku usang yang tak sengaja ia temukan. 𐇯 credits : lleuiver. 𖤣 panjang kata : 1000± 𖦥 . vi : h.asahi...