⚠part sensitif⚠
"mata kamu sembab banget, kenapa?" tanya pacarmu
"i-itu, tadi malem begadang nonton drakor. terus ada adegan yang sedih bangett, akunya baper sampe ikut nangis"
"lain kali jangan begadang ih, nanti kalo kamu sakit gimana coba?"
"iya deh, besok enggak lagi" ujarmu sambil mengulas senyum manis
"gemess ih kamu" uangnya membuatmu tertawa pelan
"gimana acara perayaan natal tadi malem? seru nggak?" tanyamu kepada pacarmu, Na Jaemin
"nggak ada kamu, jadi nggak seru"
kamu menghela nafas lelah
"kan aku udah bilang, cari pacar yang seagama sama kamu. biar bisa rayain Natal bareng""nggak mau sayang"
"kamu tau kita nggak bisa bersatu dimasa depan, kenapa masih ngeyel" ujarmu pelan
"sayang, jangan bahas ini lagi please. aku lagi nggak mau debat sama kamu" ujarnya
Kamu menundukkan kepalamu.
"jangan bahas lagi ya? aku percaya, kita dimasa depan bisa bersatu." ujar Jaemin tegas
"aku nggak yakin Na" lirihmu sangat pelan hingga Jaemin tak dapat mendengarnya
"jangan murung" Ujarnya
"ayo, aku anter ke masjid depan. udah mau sholat ashar" Ujar Jaemin kamu menganggukkan kepalamu sambil bangkit dari duduk.
Setelah melaksanakan sholat ashar ditemani Jaemin, kamu dan pacarmu itu memilih untuk berjalan-jalan diarea taman sambil menikmati angin sore.
"besok malem aku kerumah" Ujar Jaemin tiba-tiba yang membuat kamu melototkan matamu
"ngapain? mending nggak usah deh" ujarmu panik
"emangnya kenapa?"
"kamu lupa? terakhir kali kamu kerumah, kamu dibikin babak belur sama ayah sama abang aku juga!"
"aku nggak peduli, intinya besok malem aku kerumah sama mama dan papa aku juga"
"ngapain sih na?"
"ngelamar kamu"
"ngaco kamu! ayah kamu pendeta na, mana mungkin dia ngerestuin hubungan kamu sama aku! pasti dia bakalan nentang keputusan kamu"
"Sayang, percaya sama aku. papa bakalan ngerestuin hubungan kita"
"mau seberapa besar usaha kamu untuk buat aku yakin, itu nggak akan pernah berhasil na. Lihat sendiri ayah kamu pendeta dan taat sama Tuhan, aku yakin dia bakalan menentang ini semua"
"kalo papa nentang ini semua, aku bakalan tetep nikahin kamu tanpa restunya"
"Jangan gila na! jangan ngelawan ayah kamu cuma demi aku! jangan jadi anak yang durhaka, jangan" ujarmu, bahkan kini air matamu sudah menetes dengan deras
"maaf"
"kamu bukan Na Jaemin yang aku kenal" ujarmu menatap Jaemin dengan tatapan kecewa, setelahnya kamu pergi meninggalkan nya sendiri
_
"Dek, keluar yuk. ada tamu didepan tuh" ujar Bunda mu sambil mengetuk pintu kamarmu
Kamu mengusap pipimu yang basah pelan.
"iya bunda, adek cuci muka dulu" ujarmu dengan suara serak"jangan lama-lama dek"
"iya bunda" Kamu segera bangkit dari dudukmu dan menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian dan mencuci muka.
Setelahnya kamu keluar dari kanarmu
"Nana" ujarmu lirih saat melihat na Jaemin bersama dengan kedua orang tuanya tengah mengobrol dengan kedua orang tua mu.
"Sayang, sini duduk" ujar Bunda mu sambil menepuk kursi disebelahnya, persis didepan Jaemin
Kamu mendekat dan segera duduk disebelah bunda mu
"selamat malam (namamu)" Sapa mama Jaemin
"selamat malam juga tante, om" ujarmu sambil tersenyum
"Jadi, apa niat kedatangan nak Jaemin kesini?" tanya Ayahmu
"kedatangan saya dan orangtua saya kesini untuk melamar anak ayah dan bunda" ujar Jaemin
"na!" ujarmu
"kan aku udah bilang, kita nggak bakalan bersatu! kenapa kamu ngeyel banget?" ujarmu
"Apasih sayang, Jaemin kan niatnya baik" ujar Ayahmu
"Ayah? kok nggak marah sama jaemin?" ujarmu bingung
"Ngapain marah?" ujar ayah mu bingung
"kan jaemin beda agama sama kita yah, kata ayah kan nggak mau punya mantu beda agama sama kita"
Bunda dan Ayahmu tertawa
"kok ketawa sih bun? Yah?" ujarmu"Aku udah mualaf sayang" ujar Jaemin dengan senyuman manisnya
Kamu kaget bukan main, lalu kamu beralih menatap ayah Jaemin
"om? Maafin Jaemin ya, pasti om marah banget kan sama dia? jangan marahin Jaemin om, marahin saya aja"
Papa Jaemin malah tertawa
"Saya tidak marah nak, kamu tidak perlu meminta maaf""saya sudah merestui anak saya mualaf dan menikah sama kamu, bahkan saya dan istri saya juga ikutan mualaf" ujar papa nya sambil tersenyum
"kok bisa!?" ujarmu kaget
"bisalah, sebenernya kemarin aku nggak ngerayain Natal. tapi proses mualaf sama ayah kamu, dan kemarin aku nahan mati-matian supaya nggak meluk kamu"
"Dan karena sekarang aku udah satu agama sama kamu, kamu mau kan nikah sama aku?"
'PAKE DITANYA SEGALA, YA JELAS MAU LAH'
°°°
jangan lupa vote & coment!