nih yg minta pt.3 nya
udah dibikinin nih
jangan neror lagiiiಥ‿ಥ
berjanda
__________
"Jen, kita beneran mau nikah ya?" Tanyamu sedikit ragu pada pernyataan yang dilontarkan Jeno beberapa jam lalu sebelum kamu jatuh pingsan didekapannya
Lelaki berhoodie hitam disamping mu menoleh sembari menghela nafasnya lelah.
"Iya, kita udah tinggal ijab qobul doang. Eh elo nya malah lompat dari lantai 3. Untung nggak mati" ujar Jeno dengan frontal nya
Kamu mendengus sebal mendengar jawabannya
"Ish! Kan gue nggak tau, lagi pula gue juga nggak inget apa-apa" Ujarmu"Ya Lo sih pake acara jatoh segala, amnesia kan jadinya" ujar Jeno yang kembali fokus pada ponsel digenggamannya
Kamu melirik Jeno, dari sisi samping seperti ini membuat wajah tampannya semakin tampan berkali lipat
Jeno tiba-tiba menoleh kearah mu, namun dengan cepat kamu mengalihkan pandangan mu
"Ngapain lirik-lirik? Ati-ati entar naksir" ujarnya dengan senyum manis
Lucu banget, matanya ilang kalo senyum
"Ish! Apaan deh" Ujarmu yang sebenarnya sudah salting brutal
Jeno terkekeh pelan, tangannya terangkat menyentuh kedua bahu mu. Dihadapkanlah kamu kearahnya
"Kalo nanti Lo udah inget semuanya, gue mohon jangan benci gue. Gue ngelakuin ini demi kebaikan Lo. Gue cinta sama Lo" ujar Jeno dengan menatap matamu
"Ma-maksudnya?" Ujarmu tak paham
Jeno menarik nafasnya, lalu mengelus kepalamu dengan sayang
"Gue nggak mau Lo kejebak sama rencana busuk nya Jihoon"Kamu semakin mengerutkan dahi bingung "Jihoon siapa?"
"Nanti kalo ingatan Lo udah balik juga Lo bakalan tau. Denger-"
Jeno menjeda ucapannya
"-Yang Lo denger semua dari Jihoon itu nggak bener, gue nggak ngehamilin Karina, dan gue juga nggak maksa orang tua gue buat ngejodohin kita. Ini atas dasar kemauan gue sendiri.""Atas dasar gue sayang sama Lo, gue nggak mau kehilangan Lo, apalagi kalo Lo sampe kemakan sama omongannya Jihoon"
"Maksudnya gimana sih Jen? Gue sama sekali nggak ngerti" Ujarmu bingung
Jeno tersenyum manis, tangannya mengelus kepalamu lembut.
"Nggak usah dipikirin, entar kepala Lo sakit lagi. Pelan-pelan aja, lama-kelamaan pasti Lo juga bakalan inget kok" ujar Jeno lembut
Kamu menganggukkan kepala walau masih benar-benar bingung.
"Bantu gue supaya inget ya Jen? Gue nggak mau nyusahin Lo" Ujarmu
"Nggak ada yang namanya nyusahin, justru gue seneng bisa Deket sama Lo gini"
"Seneng?" Tanyamu dengan pipi merona
"Iya, soalnya waktu Lo belum amnesia Lo paling benci kalo gue deket-deket sama Lo. Apalagi pas Lo tau kita dijodohin terus bentar lagi nikah. Setiap kali kita ketemu atau pas gue nyamperin, Lo pasti udah kayak ketemu musuh" jelas Jeno
"Masa sih gue gitu?" Ujarmu tak percaya
"Iya, tanya aja sama sepupu Lo si Jungwon kalo nggak percaya"
Kamu menganggukkan kepala mengerti.
"Oh iya, emm- per-perjodohan kita masih lanjut nggak sih Jen?"
Jeno menarik sebelah alisnya menggoda
"Lo nggak mau ya pisah sama gue?""Ih! Gue cuma nanya!" Ujarmu
Jeno tertawa hingga matanya ikut menghilang
"Becanda, setau gue sih masih. Kenapa?"
"Nggak papa"
________
two months later
Air matamu menetes deras saat puing puing ingatan sebelum kecelakaan itu sudah kembali teringat sepenuhnya
Namun, kamu tak merasa ada benci dalam hatimu mengingatnya. Justru rasa tak ingin kehilangan yang membuncah yang kamu rasakan saat ini.
Kepalamu berdenyut kencang, dadamu berdetak cepat, nafas mu memburu disaat bersamaan.
Mencoba keluar kamar untuk meminta bantuan, dengan berjalan sempoyongan menuju pintu kamarmu
"Ma....mama!!" Panggil mu saat berhasil membuka pintu
Kamu berjalan sebisa mungkin, hingga akhirnya kamu akan jatuh. Namun sepasang tangan kekar menahan tubuhmu agar tidak jatuh kelantai
"Lo kenapa? Hey hey... Tenang" dia Jeno
"Jen.. pusing" Ujarmu lirih
Jeno dengan cepat mengangkat tubuhmu, menggendongnya ala bridal style dan berjalan kembali memasuki kamarmu
Jeno menidurkan mu pada kasur mu, lalu mengelap keringat yang membasahi dahimu dengan tangannya
"Lo kenapa hm? Belum makan?" Ujarnya lembut
"Jen.. gu-gue, gue udah inget semuanya" Ujarmu pelan
Jeno tampak terkejut, namun seperkian detik selanjutnya dia tersenyum lebar
"Gue ikut seneng" ujarnya sembari membelai lembut kepalamu
"Jeno... Perjodohan ini bakalan tetep jalan kan?" Ujarmu tiba-tiba
Jeno tersenyum manis
"Kenapa? Lo mau kita selesaiin semua ini?" UjarnyaKamu menggelengkan kepalaku lemah
"Enggak, gue nggak mau Jeno. Gue cinta sama Lo, walaupun dulu gue benci sama Lo tapi sekarang enggak, Lo udah bikin rasa benci itu ilang Jen.," Ujarmu
"Dan gue gapeduli apapun omongan Jihoon, gue nggak mau kita udahan jen"
Jeno tersenyum lega, lantas menarik mu dalam dekapannya
"Gue menang, akhirnya gue bisa luluhin Lo. I love you" bisik Jeno
Kamu tersenyum lalu membalas pelukannya tak kalah erat
" Too"
__________
Ini selesai apa masih mau lanjutttt?
Komen dibawah okayyy