6. Lee Jeno

1.2K 91 8
                                    

jangan lupa tinggalin vote and coment ya!

°°°

Kamu menaruh tasmu ke dalam laci mejamu, membuka buku Novel lalu membacanya lembar demi lembar.

"mau ikut ke kantin nggak? gue mau sarapan" Ujar temanmu, Yuna

"Enggak na, tadi gue udah sarapan dirumah kok"

"Yaudah deh, gue kantin duluan ya. Nanti kalo lo kesepian, lo nyusul aja oke?"

Kamu tersenyum sambil mengangguk kearah Yuna, temanmu itu kemudian meninggalkanmu sendirian di kelas.

"pagi sayang"

kamu cuma melirik orang yang tiba-tiba ikut duduk di sampingmu dengan tatapan malas.

"cuek banget sih" Namanya Lee Jeno, dia itu orang yang kamu benci plus orang yang dijodohin sama kamu

"brisik"

"Gitu banget jawabnya, inget gue calon suami lo"

"ga peduli"

"Sampe kapan sih lo mau nyuekin gue? Mau sampe kapanpun itu, masa depan lo tetep sama gue" Ujar Jeno

"kenapa sih lo? Kenapa lo ngegunain kekuasaan kedua orang tua lo buat ngejodohin lo sama gue?! Kenapa jen!"

"Karena gue cinta sama lo, gue nggak mau kehilangan lo" Ujar Jeno, lalu pria itu meninggalkan mu sendirian didalam kelas yang masih sepi itu

"Lo bilangnya cinta sama gue, lo bilangnya nggak mau kehilangan gue. Tapi perhatian sama kasih sayang lo, lo kasih ke karina jen. Bukan ke gue"

Kamu menutup wajahmu dengan menenggelamkan nya kedalam lipatan tangan mu.

Kenapa semua ini bisa terjadi padamu, kalau semua ini adalah mimpi kamu ingin segera bangun.

Tapi sayangnya, ini semua sebuah kenyataan yang sudah tidak bisa dihindari.

•••

"Hai future, ayo naik. Gue anterin pulang" Ujar Jihoon, anak kelas sebelah yang sekarang adalah crush kamu.

"eh ji, nggak usah. Gue udah pesen taxi online kok" Ujar mu sambil tersenyum manis

"Cancel gih, mending balik sama gue. Gratis neng, nanti uangnya bisa buat jajan seblak" Ujar Jihoon

Kamu tertawa pelan
"Yaudah deh, gue pulang bareng lo. Gue batalin dulu ya ji" Ujar mu

"Iya neng, santai aja."

Tak beberapa lama kemudian

"Ini helm nya cantik" Ujar Jihoon, pria itu menyerahkan helm hitam padamu

"Eh, nggak ji. Lo aja yang pake, gue kan dibelakang"

"No no, gue udah pinjem punya Junkyu tadi. lo pake punya gue aja, biar gue yang pake punya Junkyu"

"Thanks ya ji"

"Urwell cantik"

Kamu menerima helm dari Jihoon, lalu memakainya. Lalu kamu memegang pundak untuk naik keatas motor sport pria itu.

"Pegangan ya neng, gue mau ngebut nih" Ujar Jihoon sambil tertawa pelan

"iya bang" Ujar mu juga sambil tertawa.

Pas dijalan

"Ji, jngan langsung pulang ya. Kita mampir ke danau dulu, gue pengen ngadem"

"Mau ngadem apa berduaan sama gue nih?"

"Apasih jiii"

Kamu menepuk pundaknya pelan.

•••

"Muka lo keliatan kusut banget, lagi banyak pikiran ya? mau cerita nggak?" Tanya Jihoon

Kalian berdua kini sedang menikmati icecream di tepi danau

"Gue dijodohin ji"

"Seriously? Enak dong, nggak perlu susah susah nyari cowok sendiri" Ujar Jihoon sambil tersenyum kecut.

"Nggak enak ji, gue dijodohin sama Jeno"

"Jeno? Cowok brengsek yang udah ngehamilin Karina itu?"

Kamu terkejut mendengar perkataan Jihoon barusan
"A-apa ji? Ka-karina hamil?"

"Lo... Nggak tau?" Kamu menggeleng pelan

"Beberapa hari yang lalu gue juga baru tau, Karina hamil anak Jeno. Gue kira lo juga udah tau, soalnya lo kan dijodohin sama dia"

"Gue nggak tau ji. Ji... Ayo bantuin gue, buat ngebatalin perjodohan ini. Gue mohon"

"Gue bakalan bantuin lo, sebisa gue"

"Makasih ji"

•••

"Semuanya udah siap, mama kebawah dulu. Nanti mama kesini lagi buat bantuin kamu kebawah" ujar mamamu

Saat ini, detik ini juga adalah hari pernikahan mu dengan Jeno.

Kamu hanya mengangguk lemah, menolak pun rasanya sudah tidak bisa.

Kamu ingin mengadu pada kedua orang tuamu dan orang tua Jeno tentang perbuatan bejat calon suami dan anaknya itu. Namun Jeno mengancam, akan memutuskan kerjasama antar perusahaan orangtua kamu dan Jeno.

Kamu tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.

Terbesit ide gila dalam pikiranmu
"Kalo gue lompat dari sini, pasti gue gabakalan bisa nikah sama Jeno kan" Ujar mu pelan, saat ini kamu sedang berdiri diatas balkon kamarmu yang berada di lantai 3

"Maafin aku ma, pa belum bisa jadi anak yang baik dan belum bisa bahagiain kalian.

Makasih Jihoon yang selalu ada buat gue, selalu bikin senyum gue nggak luntur setiap gue bareng lo. Dan maaf, gue nggak nurutin perkataan lo kabur dari sini. Rasanya percuma ji, Jeno bakalan nyuruh orang buat nyari dan nangkep gue.

Dan lo Jen, semoga setelah gue pergi. Lo bisa hidup bahagia sama Karina yang sekarang lagi ngandung anak lo tanpa adanya gue sebagai pengganggu"

Kamu berdiri diatas pembatas balkon, dengan tersenyum dan mulai memejamkan matamu. Kamu perlahan membiarkan tubuhmu jatuh dari lantai 3 itu.

Selesai, semua sudah selesai. Penderitaan yang aku dapatkan telah usai. Hubungan Antara aku dan Jeno sudah usai.

•••

ARGHH

NGGAK ADA IDE YOROBUN, TOLONG BANTUIN AKU 😭

Halu2 (nct)ft. sungtaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang